Kadang kehadiran orang tua dimerasakan sangat dibutuhkan dalam mendewasakan relasi antarpasutri. Sebaliknya, tidak sedikit yang merasa kehadiran mertua malah menjadi sumber masalah. Mertua terlalu dominan mengintervensi urusan rumah tangga, plus kehidupan pribadi Anda dan pasangan, sehingga Anda menjadi merasa tak nyaman dalam menjalani kehidupan rumah tangga.
Kecenderungan dominasi mertua dapat dilihat dari mulai masalah kecilpun biasanya tak luput dari perhatiannya. Seperti kebutuhan sehari-hari, mertua acapkali dengan atraktif mengatur dan mendikte segala kebutuhan berdasarkan citra rasanya. Bahkan, kebutuhan pasangan sekalipun, Anda tidak kuasa untuk menentukan sendiri apa kebutuhannya dan bagaimana cara memenuhinya serta cara melayaninya.
Hal yang paling berat Anda rasakan, jika setiap perkataan mertua sudah menjadi “kata perintah” wajib segera dipatuhi. Mengeritik dan membantah sudah dianggap sebagai wujud perlawanan pada orang tua, sehingga dirinya bisa marah besar.
Hal lain, yang semakin membuat Anda merasa tak nyaman, jika mertua kerapkali mulai mendikte kehidupan pribadi Anda. Setiap gerak langkah Anda tak luput dari pengawasan mertua. Anda harus mampu memenuhi kriteria yang diinginkannya. Dirinya serba tahu apa yang harus Anda lakukan.
Yang lebih tragis, bila pasangan begitu sangat tergantung oleh kehendak mertua Anda. Anda merasa menjadi tersisih dalam relasi dengan pasangan. Apapun rencana harus mohon persetujuan mertua. Kehendak mertua adalah mutlak sebagai keputusan yang tak dapat diganggu gugat. Alhasil, relasi yang terbangun dengan pasanganpun kerapkali diisi dengan ketegangan.
Menghadapi kenyataan rumah tangga yang berada di bawah bayang-bayang mertua memang paling tidak mengenakkan, membuat Anda tidak nyaman dan mungkin menjadi sangat menyiksa batin Anda. Bahkan, tidak sedikit rumah tangga yang menjadi berantakan.
Makanya, Anda harus menyelamatkan bahtera rumah tangga Anda dari intervensi mertua, agar dapat mandiri dan mencapai kehidupan yang harmonis serta bahagia. Untuk itu, dibutuhkan solusi yang tepat, agar eksistensi Anda tidak hilang dalam relasi dengan pasangan. Begitu juga, Anda pun dapat mengatur dan mengurus rumah tangga secara mandiri. Namun hubungan dengan mertua tetap berjalan dengan baik.
Kiat mengatasi pengaruh mertua, antara lain:
- Kalau memungkinkan usahakan untuk tidak serumah dengan mertua
Untuk menghindari pengaruh intervensi mertua terhadap urusan rumah tangga Anda, maka salah satu jalan yang terbaik adalah dengan cara memisahkan diri dan tidak tinggal serumah. Jarak rumah yang Anda tinggali hendaknya relatif cukup jauh dengan domisili mertua (orang tua). Hal ini bukan dimaksudkan untuk mengucilkan kehidupan orang tua dari keluarga Anda, melainkan untuk menghindari benturan-benturan keinginan dalam urusan rumah tangga Anda sendiri. Terutama untuk menciptakan kemandirian dalam berumah tangga, kenyamanan dan keharmonisan relasi pasutri serta kebahagiaan keluarga Anda.
Ingat, Anda yang telah memutuskan untuk membentuk keluarga sendiri, maka Anda harus berani mengambil keputusan untuk hidup mandiri terlepas dari pengaruh dan ketergantungan pada orang tua. Anda harus menghindari benturan kepentingan dan keinginan antara Anda, pasangan dan orang tua (mertua). Anda bangun pondasi rumah tangga Anda sendiri dengan selalu mengutamakan kesepakatan bersama pasangan. Jatuh bangun urusan rumah tangga Anda, menjadi tanggung jawab bersama antarpasutri.
Permasalahannya sekarang adalah bagaimana cara meyakinkan pasangan untuk mau menerima usul hidup secara mandiri, bebas dari pengaruh dan ketergantungan pada orang tua (mertua). Untuk menyampaikan permasalahan ini dibutuhkan kehati-hatian. Walaupun masalahnya sangat rasional, yaitu untuk kehidupan keluarga yang lebih mandiri dan bebas dari pengaruh intervensi orang tua (mertua). Namun masalahnya sangat sensitif bagi pasangan karena menyangkut adanya keterikatan emosional yang kuat antara dirinya dengan orang tuanya. Ketika Anda hendak menyampaikan usul, jangan sampai Anda menyinggung perasaan pasangan.
Oleh karena itu, untuk menyampaikan usul untuk hidup terpisah dari mertua butuh pertimbangan matang, agar tidak menimbulkan perselisihan. Untuk itu, hal pokok yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan dalam menyampaikan tujuan hidup terpisah dari orang tua (mertua), antara lain:
- Tentukan/perhitungkan kapan waktu yang tepat untuk bicara dengan pasangan.
- Memperhatikan kesiapan mental pasangan.
- Menentukan tempat yang ideal untuk berbicara dengan pasangan.
- Kondisi dan situasi yang kondusif.
- Cara penyampaian yang rasional.
- Menghindari sikap emosional dalam menyampaikan maksud dan tujuan.
- Manfaatkan titik peka/titik lemah pasangan untuk menyampaikan tujuan.
- Tentukan secara bersama tujuan tempat tinggal dan waktu kepindahan yang ideal.
Hal yang tersulit, setelah Anda mampu meyakinkan pasangan adalah tugas selanjutnya untuk memberi pengertian, meyakinkan dan menepis kekuatiran mertua. Anda harus dapat meyakinkan mertua dengan baik, mengapa kemandirian berumah tangga itu harus segera dilaksanakan. Hal ini penting Anda lakukan untuk mencegah timbulnya perselisihan atau mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan atau diluar rencana. Terutama untuk tetap memelihara hubungan dan ikatan emosional antara anak dengan orang tua. Untuk itu, Anda harus dapat mengemukakan cukup alasan yang kuat dan rasional, seperti:
- harus berani belajar hidup mendiri sedini mungkin.
- Membangun citra keluarga sendiri.
- Menjaga citra dan nama baik orang tua di mata saudara, sahabat, rekan bisnis dan masyarakat.
- Bukan bermaksud untuk memisahkan atau memutuskan hubungan dan kedekatan dengan orang tua.
- Masih dapat menentukan waktu berkumpul bersama keluarga dengan orang tua secara berkala.
- Menakhlukkan hati mertua
Kalau Anda tidak memungkinkan mengajak pasangan untuk hidup terpisah dengan mertua karena alasan tertentu, maka Anda dapat menempuh cara lain. Untuk mengatasi/membuat pengaruh mertua tidak lagi menjadi penghambat dalam relasi Anda dengan pasangan, maka Anda harus dapat menakhlukkan hati mertua. Anda harus mampu menarik hati dan perhatian mertua untuk selalu berpihak pada Anda. Bukan dengan jalan menjauhkan diri, menjaga jarak, saling bermusuhan atau bersikap pasif.
Walaupun mertua selama ini selalu bersikap tidak bersahabat, mendikte dan selalu mencurigai Anda, namun bukan berarti pintu untuk menakhlukkan hati mertua tertutup rapat. Selama ini mungkin sikap Anda selalu berlawanan dengan sikap mertua, sehingga Anda kurang mampu memahami jiwa mertua. Masing-masing pihak selalu menjaga jarak dan saling mencurigai. Alhasil, yang muncul adalah sikap konfrontasi atau Anda cenderung bersikap pasif dengan selalu menjaga jarak dengan mertua.
Untuk dapat menakhlukkan mertua, Anda harus dapat merubah total sikap negatif yang selama ini Anda pertahankan. Terutama pernyataan sikap, seperti ”Ah, akukan kawin dengan anaknya, bukan dengan orang tuanya atau keluarganya…” Pernyataan sikap seperti ini harus dapat Anda ubah menjadi, “Aku kawin dengan dirinya, maka aku pun harus dapat beradaptasi dan mensesuaikan diri dengan orang tuanya dan keluarganya…” Jika Anda dapat berpedoman pada pernyataan kedua, maka Andapun siap untuk membuka diri dan mencari cara bagaimana, agar diri Anda dapat diterima dengan tangan terbuka oleh mertua maupun keluarganya.
Tugas utama Anda adalah bagaimana cara mengambil hati dan menempatkan mertua, agar dirinya merasa senang, dihargai, diperhatikan, diutamakan dan penting. Begitu juga, Anda harus pandai menempatkan diri di hadapan mertua, agar dapat disenangi dan dibutuhkan mertua.
Dengan kata lain, Anda tidak perlu memusingkan apa yang diperbuat mertua terhadap Anda, namun yang utama bagaimana caranya, agar mertua merasa senang, sangat butuh kehadirian Anda dan tergantung pada Anda. Disinilah pentingnya Anda menyusun strategi pendekatan untuk menghadapi dan untuk mendapatkan kepercayaan mertua.
Untuk menyusun strategi pendekatan pada mertua, terlebih dahulu Anda mencari tahu motif mertua tidak menyukai Anda dan selalu mencurigai Anda, sehingga dirinya selalu melakukan intervensi terhadap urusan rumah tangga Anda. Dengan demikian, Anda mengetahui pengetahuan dasar mengenai sikap dan perilaku Anda yang dapat membuat dirinya semakin tidak menyukai Anda dan Anda pun mengetahui titik peka atau titik lemah mertua yang membuat mertua dapat merasa nyaman, senang dan bangga. Begitu juga, Anda mengetahui sikap dan perilaku yang bagaimana yang dapat membuat mertua merasa terbantu, merasa puas, merasa senang, merasa gembira dan bangga, sehingga dirinya merasa senang melihat Anda berada didekatnya atau kehadiran Anda memang sangat dibutuhkannya dan bukan merupakan suatu ancaman baginya.
Langkah-langkah yang dapat Anda lakukan untuk menjalankan strategi pendekatan pada mertua, antara lain:
- Anda harus aktif menjalin interaksi dan komunikasi dengan mertua, walaupun pada awalnya sikap mertua sangat tidak bersahabat. Anda harus terus mencoba melakukan pendekatan dengan mertua, jangan mengenal kata menyerah sampai berhasil mencapai tujuan. Kata kuncinya, Anda harus memberi perhatian dan kepedulian secara khusus pada mertua.
- Anda pun harus bersedia beradaptasi dengan kebiasaan, adat dan tatakrama yang berlaku dalam keluarga pasangan.
- Sentuh dan manfaatkan titik peka mertua atau memberi perhatian khusus pada hal-hal yang menjadi kebanggaan, hobi, kesukaan, minat, kebiasaannya maupun keahliannya. Misalnya, kalau mertua sangat menyukai buah kiwi, maka Anda dapat memberi atau menyediakan buah kiwi tersebut secara khusus untuk dirinya. Kalau mertua hobi nonton film, ajaklah selalu dirinya menonton film yang paling menarik baginya.
- Usahakan mertua terus merasa senang dan puas atas pelayanan Anda sesuai dengan yang diharapkan atau seleranya.
- Jadilah pendengar yang baik di saat mertua berbicara, simak apa yang diucapkan, tanggap dengan makna yang tersirat (tersurat) dari ucapannya dan tentukan cara mensikapi makna tersebut sesuai dengan kebutuhan serta yang diinginkannya.
- Anda harus siap dan bersedia untuk membantunya, baik diminta atau tidak.
- Anda menjadi orang pertama di sisinya, jika dia butuh sesuatu (pertolongan).
- Hindari sikap suka membantah, mendebat, mencela, mengkritik maupun kebiasaan suka memotong pembicaraannya.
Jika Anda dapat melaksanakan dengan senang hati langkah-langkah strategi pendekatan di atas dan bukan hanya karena terpaksa, maka yakinlah Anda pun dalam waktu relatif singkat dapat menakhlukkan hati mertua Anda. Dengan takhluknya hati mertua, berarti tidak ada lagi penghalang dalam relasi dengan pasangan Anda. Sikap mertua yang suka mengintervensi tentu akan berkurang secara drastis. Anda pun akan mendapat dukungan dan kasih sayang mertua dalam membina rumah tangga Anda. Dengan demikian, Anda dapat menciptakan hubungan yang baik dengan mertua dan Anda pun dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pasangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar