Kita kadangkala kewalahan dan pusing mendapat berondongan pertanyaan si kecil yang gemar bertanya. Adakalanya, pertanyaan yang diajukan cukup sederhana, namun sulit untuk menjawabnya. Misalnya, “Darimana adik lahir, Ma…?” Kita sampai tidak tahu, bagaimana cara menjawab pertanyaan yang diajukan anak tersebut. Kita sulit menentukan kata yang cocok untuk menjawab pertanyaan anak itu. Kita merasa tabu untuk mengatakan jawaban yang sebenarnya pada anak seusia balita (2-5 tahun). Kita sulit melukiskan alat produksi atau alat vital perempuan pada anak. Sedangkan anak membutuhkan jawaban yang memuaskan dirinya. Kalau kita menjawab sekenanya, takut dapat menyesatkan anak dan jawaban itu menjadi masalah di kemudian hari. Sampai-sampai kita tidak dapat menemukan kata yang tepat untuk menjawab pertanyaan anak. Pendek kata, kita sering dihinggapi kebuntuan kata setiap menghadapi teror pertanyaan anak. Kita pun menjadi tidak sampai hati melihat anak menjadi muram dan cemberut karena tidak mendapat jawaban yang memuaskan rasa ingin tahunya.
Di lain hal, kita kadangkala tidak siap untuk menerima berondongan pertanyaan si kecil. Misalnya, di saat kita lelah sehabis bekerja, sedang sibuk mengerjakan sesuatu, sedang menerima tamu dan sedang ada masalah. Karena ketidaksiapan kita tersebut dan tidak ingin direpotkan oleh anak, acapkali kita berlaku kasar pada anak. Pertanyaan anak, malah kita tanggapi dengan bentakan atau tidak dipedulikan, sehingga anak terdiam atau menangis. Anak pun menjadi kecewa berat.
Adakalanya kita tidak sabar mendengar berbagai pertanyaan anak dan malas untuk menjawab, sehingga kita terangsang untuk mematahkan atau mengalihkan pertanyaan anak. Pertanyaan anak itu sangat merepotkan dan memusingkan kepala, karena dianggap sudah sangat mengganggu orang tua.
Namun apa yang telah kita lakukan terhadap anak yang gemar bertanya, apalagi pertanyaan berantai tak putus-putus tersebut dengan sikap kasar, mematahkan, tak peduli atau mengalihkan pertanyaan anak, maka kita sesungguhnya telah mematikan dan menghambat pertumbuhan dan perkembangan tunas-tunas intelektual anak. Padahal, kegemaran anak bertanya menunjukkan anak yang kreatif. Kreativitas berpikir sangat dibutuhkan dalam pengembangan dorongan berprestasi pada anak.
Nah, sebelum terlambat, maka kita perlu mencari cara menghadapi anak yang gemar bertanya, agar dapat kita arahkan dengan benar dan bermanfaat dalam proses belajar anak. Untuk itu, kita perlu lebih dalam mengetahui mengapa anak suka bertanya dan bagaimana cara yang tepat menghadapi pertanyaan anak, agar bermanfaat bagi anak.
Mengapa anak gemar bertanya?
Pertanyaan anak kecil mungkin kita anggap sebagai hal yang sangat merepotkan karena kita kesulitan untuk mencari jawaban yang tepat dan praktis serta dapat dipahami (dimengerti) oleh daya nalar anak. Namun kita yang merasa terganggu dengan pertanyaan-pertanyaan anak, sebaiknya kita mau melihat lebih jauh ke depan. Pertanyaan anak ini, jika dikelola, diarahkan dengan benar akan sangat bermanfaat dalam proses belajar anak.
Timbulnya pertanyaan-pertanyaan anak memberi petunjuk atau pertanda pertumbuhan fungsi nalar anak berkembang sangat baik. Potensi kecerdasan anak pun kelihatan cukup menonjol. Di mana kepekaan anak terhadap rangsangan sangat tinggi, sehingga anak selalu tertantang mengeksplorasi “rasa ingin tahu”-nya. Anak selalu mencari informasi pengetahuan, pengertian dari apa saja yang menarik perhatiannya dengan “metoda bertanya”.
Tumbuh-kembangnya metoda bertanya anak ini, sangat tergantung pada sejauh mana kepuasan yang diperoleh anak atas jawaban pertanyaan yang diajukannya. Semakin terbuka
Bagaimana cara menghadapi anak gemar bertanya?
Berbahagialah kita, jika mempunyai anak yang gemar bertanya. Anak yang gemar bertanya berarti anak menunjukkan kecerdasan yang menonjol dan semangat untuk maju. Anak termotivasi untuk mencari informasi pengetahuan sebanyak-banyaknya. Metoda bertanya yang selalu dipergunakan anak dapat merangsang tumbuhnya imajinasi dan kreativitas berpikir anak, jika mendapat dukungan dan pengarahan yang baik.
Untuk mendukung rasa ingin tahu anak yang sedemikian besar ini, maka langkah-langkah yang dapat kita lakukan, antara lain:
Pertama, Jangan mematikan semangat bertanya anak.
Kita mungkin tidak menyadari hal ini, namun jika kita sering melarang anak bertanya dan malas menjawab pertanyaan yang diajukan anak, sebenarnya kita telang menghambat berkembangnya kemampuan fungsi nalar dan kemampuan berlogika anak serta mematikan imajinasi dan kreativitas berpikir anak.
Kedua, Biarkan anak bertanya.
Jika anak bertanya, maka kita harus bersedia meluangkan waktu dan memberi dukungan emosional pada anak (seperti memeluk, memegang bahu anak, menatap langsung mata anak dan memberi senyuman manis untuk menyatakan rasa senang atas pertanyaan anak) serta memberi penguatan/pujian atas pertanyaan anak. Kemudian usahakan untuk memberikan jawaban yang benar, ringkas dan mudah dipahami anak. Jika tidak dapat dijawab langsung, gunakan perumpamaan atau ilustrasi untuk memudahkan.
Ketiga, Beri kebebasan bertanya pada anak.
Untuk mengembangkan kreativitas berpikir anak, maka kita harus memberi kebebasan anak untuk bertanya apa saja yang menarik perhatian dan minatnya. Kita pun harus siap meluangkan waktu dan melayani keingin tahuan anak.
Keempat, Mengembangkan rasa ingin tahu anak.
Untuk mengarahkan dan mengembangkan rasa ingin tahu anak, maka sering-seringlah mengajak anak untuk mengamati langsung berbagai hal. Kita bisa mengajak anak ke tempat-tempat yang merangsang rasa ingin tahu anak. Misalnya, ke kebun binatang, Planetarium, Sea World, pantai, gunung dan sebagainya.
Kelima, Ajak anak untuk mendengarkan cerita yang menarik perhatian dan minat anak.
Untuk merangsang rasa ingin tahu, imajinasi dan kreativitas berpikir anak, kita dapat mengajak anak menonton cerita (film/TV) bersama atau kita dapat bercerita secara interaktif dengan anak. Kita dapat melibatkan anak secara emosional dalam mengamati isi cerita. Kita dapat merangsang anak berpikir dengan cara memberi komentar atau bertanya.
Keenam, Sediakan fasilitas bermain anak yang merangsang imajinasinya.
Untuk mengembangkan rasa ingin tahu anak dan kreativitas anak, maka kita dapat menyediakan mainan yang merangsang daya imajinasi anak. Seperti mainan building block (balok susun), Puzzle, mewarnai gambar dan lain-lain. Namun sebaiknya jangan mainan yang sudah jadi.
Demikianlah langkah-langkah yang dapat kita kembangkan untuk menghadapi dan mengarahkan anak yang gemar bertanya. Jangan merasa terbebani untuk melayani anak. Namun ingatlah, bahwa hasilnya sebanding dengan pengorbanan yang kita lakukan. Anak akan tumbuh dan berkembang menjadi anak yang cerdas. Kemampuan berlogika anak pun akan terus berkembang dan sangat bermanfaat untuk kehidupan anak setelah dewasa nanti. Mana tahu anak menjadi seorang pemikir dan penemu yang dapat mengukir sejarah peradaban manusia di kehidupan mendatang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar