Kamis, 03 November 2011

Cara Berpikir Orang GENIUS!!!



https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Strategi_Jitu_Mencapai_Kesuksesan_Bel?id=7CpRDwAAQBAJ
Menjadi pelajar yang cerdas tentu menjadi impian setiap orang, bahkan orangtua, kakak, adik maupun saudara tentu berharap yang sama pada kita. Apalagi menjadi pelajar yang berprestasi dan unggul. Seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JKRowling (Penulis buku Harry Potter) dan lain-lain. Atau seperti Gita Gautawa(penyanyi), mampu mewujudkan mimpi seperti Andrea Hirata (Penulis Laskar Pelangi) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, kita punya semangat dan keberanian untuk menyontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidup maupun kemampuan mengaktualisasikan (memunculkan) segenap potensi yang kita miliki.
Ingat…belajar di Sekolah bukan sembarang belajar dan tanpa tujuan atau asal-asalan. Jangan pertaruhkan lamanya waktu belajar yang Anda tempuh di sekolah dengan sia-sia. Namun, Anda harus menyadari bagaimana cara belajar efektif. Juga, Anda harus mampu mengembangkan karakter kepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi mumpuni yang mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi ini.
Jika Anda selama ini selalu mengalami kesulitan atau menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan proses belajar, itu disebabkan karena Anda belum memiliki strategi belajar yang tepat untuk melakukan kegiatan (proses) belajar. Tapi hal penting yang harus Anda ingat, bahwa menjadi orang pintar, cerdas, kreatif, percaya diri dan mandiri itu sebenarnya mudah. Jawaban dari hal penting ini, Anda harus menguasai Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.
Bukti, mengutip berita Media Indonesia 29 Oktober 2009 menyatakan:
Apabila dikaitkan dengan standar ukuran internasional, siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal dalam kategori rendah dan sedikit sekali. “Bahkan, hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tertinggi,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Depdiknas Mansyur Ramly di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan hal tersebut diperoleh dari hasil penelitian Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nasional 2009 yang memaparkan antara lain prestasi siswa, kinerja guru, sistem ujian dan evaluasi kebijakan di bidang pendidikan.
Kemampuan membaca, menulis dan memahami (literasi) sains dan matematika siswa Indonesia jauh di bawah skor internasional, 500. Skor siswa itu diperoleh dari tiga survei terakhir studi internasional yaitu PIRLS 2006 (Progres in International Reading Literacy Study) yang mengukur kemampuan membaca siswa kelas IV SD/MI, dan PISA 2006 (Programme for International Student Assesment Study) yang mengukur kemampuan membaca matematika dan sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK.
“Begitu pula melalui survei terakhir pada TIMSS 2007 (Trend in International Mathematic and Science Study) yang mengukur kemampuan matematika dan sains siswa kelas VIII SMP/MTs. “Artinya, literasi sains dan matematika siswa Indonesia masih rendah,” kata Mansyur.
Kalau Anda mau melongok praktek pembelajaran di kelas pada umumnya sungguh memprihatinkan. Coba bayangkan, dalam praktek proses pembelajaran di kelas terlihat persentasi pelajar yang menguasai materi pembelajaran sangat kecil sekali. Kalau boleh dibilang pelajar yang mampu melakukan proses pembelajaran dengan benar hanya 10-20% saja. Itu pun pelajar yang dikategorikan anak pintar atau anak cerdas saja.
Secara umum, jika ditelaah lebih lanjut masalah rendahnya kemampuan daya serap pelajar, ternyata sebahagian besar bersumber dari masalah internal dari pelajar itu sendiri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan R.L. Mooney dan Mary Alice Price di Amerika, menyatakan ada 2 kesukaran yang paling menonjol atau paling banyak dialami pelajar, yaitu:
1.  Tidak tahu bagaimana cara belajar yang efektif (don’t know how to study efektively)
2.  Tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik (unable to concentrate will).
Namun Anda tidak perlu kuatir, belajar itu mudah dilakukan, jika Anda memiliki strategi yang mampu mengorganisir pikiran, sikap dan perbuatan untuk mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahap demi tahap) proses belajar secara berstruktur atau sistematis dengan asyik. Anda janganlah mengacu, menjadi anak yang berprestasi harus memiliki IQ (Intellegence Quetient) tinggi. Itu sudah basi!!! Setiap orang mempunyai kesempatan dan peluang yang sama baik untuk menjadi anak yang berprestasi.
Menurut Thomas Alva Edison, peranan IQ itu hanya 1% saja menunjang keberhasilan seseorang, namun yang 99% adalah kemauan dan kerja keras. (Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration)
Tentu Anda berharap dapat melakukan belajar dengan perasaan gembira. Kalau guru menerangkan pelajaran, maka Anda pun “langsung nyambung” dan mudah memahami apa yang dijabarkan. Anda pun betah berlama-lama memusatkan perhatian pada pelajaran. Persoalannya, bagaimana mewujudkan harapan tersebut menjadi suatu kenyataan?
            Buku panduan “Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar” ini akan membantu Anda memperoleh strategi belajar yang praktis dan efektif menjadi pelajar yang berprestasi dan memiliki kompetensi unggulan. Di dalamnya berisi petunjuk yang memandu Anda menemukan cara belajar praktis dan efektif. Bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, menggiring pikiran, menyusun kerangka berpikir step by step dan kreatif-inovatif dalam mengembangkan kompetensi diri Anda, mengembangkan metodologi belajar Anda, mencari solusi permasalahan yang menghambat Anda untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa bentuk hambatan yang mengganggu proses belajar. Nah, secara keseluruhan dalam buku ini memberi petunjuk-petunjuk kepada Anda, sebagai berikut:

Bab  1. LEARNING SKILLS
Dalam bab ini, berisi petunjuk  strategi cara berpikir efektif, cara mengembangkan sikap maupun psycho motor menjadi pelajar yang memiliki karakter kuat dan kompetensi unggulan. Petunjuk tersebut mencakup metode (kecakapan) bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, mengarahkan (menggiring) pikiran, menyusun kerangka berpikir tahap demi tahap, mengembangkan imajinasi-kreatif dalam melakukan proses kegiatan (belajar). Pendek kata, dalam bab ini Anda dipandu bagaimana proses cara menyusun jalan pikiran dalam belajar atau melakukan sesuatu secara praktis dan efektif, sehingga terbentuk keterampilan belajar (Learning Skills) Anda. Jika Anda dapat menguasai Learning Skills (keterampilan belajar), maka belajar dapat dilakukan dengan mudah dan memaksimalkan kecerdasan Anda dalam menguasai pelajaran.

Bab  2.  KUNCI SUKSES BELAJAR
Dalam bab ini, berisi petunjuk yang menjadi prasyarat mencapai kesuksesan belajar. Dijelaskan ada 6 prasyarat utama yang menjadi kunci sukses belajar. Ke-enam prasyarat tersebut, antara lain: 1). Keteguhan Hati, 2). Disiplin dan Belajar Secara Teratur, 3). Kesehatan Jasmani dan Rohani, 4). Lingkungan Belajar Yang kondusif, 5). Sumber Belajar dan Perlengkapan Belajar, 6). Teknik Belajar.

Bab 3.  MEMBANGKITKAN MENTAL JUARA
Dalam bab ini, berisi petunjuk cara membentuk mental juara dan membangkitkan dorongan berprestasi. Petunjuk tersebut mencakup bagaimana cara merangsang membangkitkan aspirasi dan ambisi berprestasi serta semangat petarung yang gigih. Sehingga pada diri pelajar pun terus terpacu untuk membangun jalan pikirannya untuk menjadi atau menguasai sesuatu hingga tuntas. Dan yang lebih essensial lagi pada pelajar sadar akan dirinya yang belajar, sehingga belajar dilakukan dengan penuh larutan kegembiraan untuk belajar.

Bab  4. PANDUAN BELAJAR (Learning Guide)
Dalam bab ini, berisi petunjuk atau panduan langkah-langkah bagaimana belajar itu harus dilakukan. Petunjuk tersebut mencakup strategi bagaimana cara membangun kesiapan belajar, menciptakan mood belajar, menentukan tujuan yang hendak dicapai, membangun proses penalaran (menghidup, mengontrol penalaran) dan menggiring proses belajar secara praktis dan efektif, sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar.

Bab  5. MEMBANGUN KONSENTRASI BELAJAR
Dalam bab ini, berisi tentang apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar? Macam-macam gangguan konsentrasi belajar dan petunjuk bagaimana cara mengatasi gangguan konsentrasi belajar.

Bab 6. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Dalam bab ini, berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kualitas kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui critical thinking (berpikir kritis). Petunjuk tersebut mencakup tentang pengertian Berpikir Kritis (Critical Thinking), karakteristik pemikiran kritis, karakteristik pemikir kritis, mengembangkan sifat pemikir kritis, manfaat berpikir kritis, alasan-alasan mengapa memilih berpikir kritis, hambatan berpikir kritis, langkah-langkah berpikir kritis dan cara melatih berpikir kritis.

Bab 7. BERPIKIR KREATIF
Dalam bab ini diungkap, bahwa semua orang punya bakat kreatif, namun demikian tidak semua orang kreatif. Mengapa demikian? Ada banyak hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Untuk itu, dalam bab ini diuraikan faktor-faktor yang menjadi penghambat pikiran kreatif. Petunjuk bagaimana cara mengatasi segala bentuk hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Juga, diuraikan manfaat berpikir kreatif dan strategi pengembangan langkah-langkah berpikir kreatif.

Bab 8. BENARKAH KECERDASAN EMOSIONAL MENUNJANG KESUKSESAN BELAJAR?
Dalam bab ini mengungkap bagaimana pengaruh emosi dalam belajar, menjelaskan peranan kecerdasan emosional dalam memberi peluang dan keleluasaan IQ berkembang secara maksimal. Begitu juga berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional.

Bab 9.  BELAJAR PRESENTASI
Dalam bab ini berisi petunjuk langkah-langkah bagaimana cara menyajikan presentasi dengan baik dan meyakinkan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) bagaimana menentukan tujuan presentasi, 2) bagaimana mengenali dan memengaruhi audien, 3) bagaimana menyusun kerangka presentasi, 4) bagamana cara mempersiapkan slide, alat bantu visual atau alat peraga, 5) latihan presentasi, 6) bagaimana bersikap rileks saat presentasi, 7) Teknik penyajian presentasi.

Bab 10. BELAJAR MEMBUAT KARANGAN
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana cara membuat karangan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) Penentuan Jenis Karangan, 2)Mengembangkan Ide Cerita, 3) Mengembangkan Sinopsis Cerita, 4) Menyusun Kerangka Karangan, 5) Penggarapan Cerita, 6) Menyunting Cerita, 7) Menerbitkan Cerita.

Bab 11. BELAJAR MELUKIS PIKIRAN (Strategi Menulis dan Membuat Catatan)
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana menulis atau membuat catatan pemikiran secara efektif berupa lukisan pikiran, tanpa harus mengganggu ritme penalaran saat belajar. Teknik ini dapat menjadi sumber pendorong penciptaan pendalaman penalaran karena dapat mempertahankan dan meningkatkan fokus perhatian maupun konsentrasi saat belajar, baik itu belajar sendiri atau belajar di bawah bimbingan guru. Lukisan pikiran tersebut dapat menjadi gambaran atau skematis kerangka berpikir dalam memvisualkan pemahaman tentang pengetahuan yang diperoleh dan memudahkan dalam mereview kembali pemahaman pengalaman maupun pengetahuan yang telah peroleh di saat dibutuhkan. Juga, kemampuan melukis pikiran dapat menjadi petunjuk yang praktis dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan secara efektif.

Bab 12. Membangun Relasi
Bab ini mengungkap seseorang dikatakan baru sukses belajar, tentunya apabila dirinya mampu membuktikan atau mengimplementasikan hasil belajarnya di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja (usaha). Sementara, kesuksesan di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja sangat ditentukan oleh kemampuan membangun relasi (networking). Untuk menunjang keberhasilan dalam mengimplementasikan hasil belajar di tengah-tengah masyarakat, dunia kerja (usaha), maka dalam bab ini diberikan petunjuk, bagaimana cara membangun relasi tersebut.

Sistematis pengulasan yang dipergunakan buku ini cukup sederhana dan mudah dipahami oleh Anda. Buku ini disajikan tidak seperti buku referensi pada umumnya yang bersifat teoritis belaka, melainkan mengungkap hal-hal nyata, praktis dan efektif serta dilengkapi contoh kasus.
            Tentunya, setelah Anda mampu memahami dan dapat mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam buku ini, maka Anda pun mengatahui bagaimana melakukan cara belajar yang praktis dan efektif. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk mengatakan belajar itu susah.




 


Senin, 26 September 2011

Cara Belajar Efektif

Sukses Belajar itu sebenarnya mudah...! Namun, banyak orang kesulitan atau gagal dalam belajar disebabkan pilihan cara belajar yang buruk atau belajar asal-asalan. Oleh karena itu, jika Anda seorang yang bijak tentu tidak akan mempertaruhkan lamanya waktu proses belajar secara sia-sia atau mubazir. Untuk mendapatkan hasil belajar yang brilian sangat ditentukan cara belajar seseorang. Hanya orang bijak saja yang sukses dalam belajar, sebab dirinya terus mencari cara efektif dalam belajar untuk mencapai kesuksesan. Video di bawah ini merupakan salah satu langkah pilihan Cara Belajar Efektif.

Sabtu, 02 April 2011

Cara Terbaik Latih Disiplin Anak

VIVAnews - Tak mudah mengajarkan disiplin pada anak. Bila pendekatannya sampai salah, alih-alih mengikuti nasihat Anda, yang terjadi mereka justru akan memberontak.

Lupakan mendidik anak dengan menonjolkan kekuasaan orang dewasa, misalnya memarahi atau memukul. Karena hal ini akan mengajari si kecil untuk melawan.

Membimbing anak adalah sesuatu yang perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sentuhan kasih sayang. Ingin tahu bagaimana mendidiknya, berikut ini caranya, dikutip dari laman Times of India.

- Jika ingin anak mengikuti kemauan Anda

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika ingin membiasakan mereka melakukan sesuatu, Anda harus memberinya contoh. Misalnya, membuang sampah di tempat yang benar, merapikan tempat tidur setelah bangun atau mengunyah makanan tanpa bersuara.

- Jika anak-anak sulit diatur di tempat umum

Bersabarlah dan mencoba memberi pandangan yang baik pada mereka. Jika mereka masih tidak memperhatikan Anda, ancam dengan hukuman. Namun, ingat untuk tidak menaikkan nada suara Anda atau memukul mereka. Sebab, aksi itu hanya akan membuat mereka tambah nakal.

- Selalu memperlakukan anak sebagai orang dewasa

Mereka juga mencari rasa hormat dan kepentingan dari orang tua. Memberikan pujian karena berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, memberi kesempatan memutuskan baju yang akan dibeli, misalnya. Hal itu akan membuat mereka merasa dihargai.

- Cobalah untuk tidak memarahi

Jika anda ingin marah, sebenarnya itu hanya menunjukkan titik lemah Anda. Anak-anak akan dengan cepat menangkap reaksi Anda, bahkan bisa meniru perbuatan itu. Akan lebih baik, Anda mengarahkan mereka untuk melakukan sesuatu hal yang lebih positif.

- Jika anak melakukan kenakalan di depan orang lain

Jangan berteriak pada mereka. Tunggu sampai Anda kembali ke rumah atau orang lain tersebut menjauh. Kemudian menjelaskan secara tegas bahwa perilaku semacam ini tidak bisa diterima. Ingatkan juga pada mereka bahwa jika mengulangi perilaku ini, Anda akan memberikan hukuman. (Sumber: Vivanews, Rabu, 9 Maret 2011)

Selasa, 01 Maret 2011

Anak Berbakat Belum Tentu Sukses

Jakarta (ANTARA News)- Anak-anak dengan bakat luar biasa ternyata sama besar kemungkinannya untuk gagal maupun sukses pada masa dewasa. Dalam salah satu penelitian terpaling luas yang pernah diadakan, ditemukan bahwa dari 210 anak berbakat, hanya tiga persen yang akhirnya "jadi orang". Professor Joan Freeman mengatakan dari 210 anak-anak yang dia teliti, hanya setengah lusin yang bisa dikatakan meraih 'kesuksesan konvensional'. "Pada usia enam atau tujuh tahun anak berbakat memiliki potensi yang mencengangkan, tetapi banyak dari mereka terjebak dalam situasi potensi terpasung," kata Freeman seperti yang dikutip Daily Mail, Senin. Professor Freeman melacak anak-anak yang berbakat di bidang matematika, seni, dan musik sejak tahun 1974 hingga sekarang.

Kebanyakan dari mereka tidak sukses pada masa dewasa karena perlakuan yang mereka alami dan dalam beberapa kasus direngut dari masa kanak-kanak. Dalam beberapa kejadian, orang tua menekan anaknya begitu keras atau malah dipisahkan dari kelompok sebayanya, sehingga akhirnya hanya mempunyai sedikit teman. Ia juga menambahkan 'menjadi istimewa berarti lebih bisa menghadapi hal-hal yang bersifat intelektual tapi tak selalu bisa menghadapi hal-hal emosional.
Freeman juga cenderung menekankan bahwa anak-anak berbakat sama rapuhnya dengan anak biasa bahkan mungkin "punya kekuatan emosi yang lebih besar".

"Saya ingin menegaskan bahwa mereka yang berbakat juga hanya manusia biasa tapi menghadapi tantangan-tantangan, khususnya harapan yang tidak sesuai kenyataan, biasanya dipandang aneh dan tak bahagia," tegas Freeman.

"Orang tua dan guru bisa merasa terancam dengan kehadiran mereka dan bereaksi meredam kemampuan mereka. Yang mereka inginkan hanya diterima apa adanya, kesempatan yang sama untuk mengembangkan potensi, dan mendapatkan dukungan moral yang memadai," papar Freeman lebih jauh.

Salah satu contoh anak berbakat yang kemudian gagal untuk berkembang adalah Andrew Halliburton, yang ketika masih berusia delapan tahun telah memahami matematika untuk sekolah menengah tetapi kini hanya bekerja di warung cepat saji McDonald.

Contoh lain yang menarik adalah Anna Markland dan Jocelyn Lavin yang telah menjadi bintang sekolah musik Chetham, Manchester, Inggris, ketika berusia 11 tahun. Markland yang kini berusia 46 tahun, berasal Princes Risborough, Buckinghamshire, Inggris dan pada 1982 dinobatkan sebagai Pemusik Termuda Terbaik pleh BBC. Ia kemudian belajar musik di Oxford selama dua tahun dan sekarang menjadi seorang pemusik profesional, yang menurutnya merupakan profesi terbaik di dunia. Sebaliknya, Lavin berbalik dari musik dan berpindah menekuni ilmu pengatahuan alam. Ia kemudian memmperoleh nilai A dalam bidang itu di antara 210 anak berbakat tadi.

Tetapi setelah masuk University College London, ia gagal dalam matematika dan astronomi pada usia 17 tahun. Ia kemudian keluar tanpa meraih satu gelar pun. "Saya tak tahu yang ingin saya tekuni kecuali terbang ke luar angkasa," katanya. Setelah 20 tahun berprofesi sebagai guru matematika, ia kini masih harus bermasalah dengan rumahnya yang dililit masalah kredit.

Menurut Professor Freeman, permasalahan lain bagi anak-anak istimewa, mereka sering kali cemerlang di bidang apa saja sehingga mereka cenderung ingin mencoba bidang lain padahal bidang yang terdahlu belum dikuasai betul. Pada dasarnya anak cerdas akan gagal jika mereka ditempatkan di bawah tekanan untuk berkembang. "Kepuasan dan kreatifitas dari masa anak-anak adalah dasar untuk semua pekerjaan besar," pungkas Freeman.

(Ber/A038/BRT). Sumber: ANTARA News, 28 September 2010.