Jumat, 27 Februari 2009

Mengatasi Masalah Kesulitan Ekonomi Keluarga




https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_KIAT_MENGATASI_KONFLIK_ANTAR_PASUTRI?id=Rj1lDwAAQBAJ
Siapa yang tidak merasa sebal dan kesal? Jika melihat pasangan atau suami, sebagai kepala keluarga yang sangat diharapkan menjadi tulang punggung yang dapat menyokong ekonomi keluarga, namun tidak mampu berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Belum lagi, sikap suami yang masa bodoh atau tidak mau mengerti terhadap urusan dan kebutuhan rumah tangga. Di mana suami melimpahkan begitu saja setiap urusan, kebutuhan dan kepentingan rumah tangga kepada sang isteri. Suami menutup mata dan tidak mau peduli terhadap kesulitan isteri. Isteri pun dengan susah payah menggantikannya menjadi tulang punggung keluarga untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga dan mengurus segala kepentingan keluarga termasuk anak-anak.
Jika isteri berusaha menuntut tanggung-jawab dan peran suami terhadap urusan rumah tangganya, justru yang muncul adalah sikap emosionalnya. Suami menjadi pemarah dan gampang meledak amarahnya. Alhasil, tidak jarang timbul ketegangan, pertengkaran dan keributan yang mewarnai relasi antarpasangan suami isteri. Namun kekuatan fisik yang menjadikan kaum isteri menjadi kaum yang terpojok dan terus mengalah serta berjuang sendiri menanggulangi beban keluarga. 
Kejadian lain, yang menjadi sumber masalah dan rawan konflik hubungan antarpasangan, salah satu sebabnya sebagai akibat dari kehilangan sumber mata pencaharian atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan usaha yang mengalami kebangkrutan. Status baru sebagai pengangguran dapat membuat beban keluarga menjadi semakin berat. Apalagi, dirinya sebelumnya memang menjadi penyokong ekonomi keluarga tunggal.
Tidak jarang, seorang yang mengalami PHK atau yang mengalami kebangkrutan usaha sangat sulit untuik menemukan lapangan kerja baru. Tidak sedikit yang mengalami tekanan mental, sehingga tidak mampu lagi mencari solusi dalam menemukan pekerjaan baru. Alhasil, kepanikan kerapkali mewarnai relasi antarpasangan. Anda sangat berharap pasangan atau suami yang kena PHK cepat bangkit dan menemukan pekerjaan baru. Anda tentu menjadi cemas dan panik juga, melihat suami yang mengalami PHK, justru malah terperangkap atau terpuruk dalam ketakberdayaan. Apalagi, usahanya untuk mendapatkan pekerjaan baru, berulang kali mengalami kegagalan.
Kegagalan untuk mendapatkan pekerjaan baru tersebut yang kerapkali melanda pasangan atau suami menjadi pemicu ketegangan, pertengkaran dan keributan antarpasangan. Apalagi, suami menjadi berubah perangai atau sikap, akibat tekanan yang tak mampu diatasinya tersebut. Seperti sangat sensitif, susah diajak bicara dan menjadi emosional atau pemarah. Bahkan, susahnya kalau suami atau pasangan menjadi suka mabuk-mabukan dan berjudi.
Menghadapi situasi yang sedemikian sulit, tentu membuat hari-hari yang Anda lalui menjadi begitu berat. Anda seperti melalui dan menemukan jalan buntu, tidak tahu harus bagaimana dan tidak tahu apa yang harus Anda perbuat. Kadangkala timbul perasaan putus asa. Begitu juga, sikap atau pembawaan Anda maupun pasangan menjadi mudah marah dan emosional.
Namun, harus Anda sadari, kalau terus berlarut-larut terperangkap atau terpuruk dalam keputus-asaan atau ketakberdayaan, akan membuat hidup Anda terasa semakin berat. Relasi antarpasangan pun akan semakin tidak kondusif dan semakin memburuk, sehingga akan berkembang menjadi sikap saling menyalahkan. Pada akhirnya dapat membuat rumah tangga menjadi berantakan. Oleh karena itu, Anda harus dapat keluar dari keterpurukan tersebut. Anda harus dapat mengedepankan pola pikir secara rasional untuk menemukan solusi yang praktis dan tepat untuk keluar dari keterpurukan tersebut.
Untuk itu, tiada jalan lain selain Anda harus membina kembali dan membangun relasi antarpasangan dengan baik. Begitu juga, Anda harus menggalang kerjasama untuk menemukan resep mujarab untuk mengatasi kesulitan ekonomi keluarga secara bersama.
Memang menjadi sebuah ironi, kesulitan ekonomi keluarga menjadi sumber pemicu berbagai konflik dalam relasi antarpasangan suami isteri. Hal yang patut Anda sayangkan, bukannya timbul alternatif atau usaha untuk menemukan solusi atau jalan keluar dari kesulitan tersebut atau memperkokoh kebersamaan untuk mencari jalan keluarnya. Namun justru malah, sikap reaktif dan emosional yang membuat masalah menjadi semakin rumit dan berat. Oleh karena itu, Anda harus menyadari hal-hal yang dapat mendorong atau menyebabkan masalah kesulitan ekonomi keluarga berkembang menjadi konflik antarpasangan suami isteri, seperti:
Kadangkala Anda tanpa sadar telah berlaku secara emosional dalam mensikapi kondisi atau keadaan yang sangat tidak menguntungkan dan menyulitkan pemenuhan ekonomi keluarga. Anda sulit menerima kenyataan yang terjadi, seperti putusnya sumber mata pencaharian, kena PHK dan mengalami kebangkrutan. Lantas, Anda langsung mensikapi dengan sikap reaktif dan emosional, sebagai ungkapan perasaan kecewa, cemas dan panik.
Kebiasaan buruk sebagai manifestasi perasaan kecewa, cemas dan panik yang acapkali Anda perlihatkan saat pasangan atau suami tidak mampu berbuat lebih banyak sesuai dengan harapan Anda, seperti kebiasaan mengomel, marah, menekan, menuntut dan mendesak pasangan dengan kata “harus segera” menemukan sumber mata pencaharian baru atau pekerjaan yang layak dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Itu Anda lakukan tanpa mau memperhatikan atau mempedulikan kesulitan maupun perasaan pasangan. Bahkan, tidak jarang sikap emosional turut menyertai ucapan maupun tindakan Anda untuk menyudutkan pasangan, seperti marah-marah, menjelekkan, melecehkan dan memaki pasangan.
Padahal, tanpa Anda sadari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, bukanlah membantu menyelesaikan persoalan. Namun akibatnya justru malah sebaliknya, menjadi sangat kontra produktif. Alhasil, pasangan yang sudah sangat tertekan akibat kehilangan pekerjaan atau penghasilan yang sangat minim, menjadi semakin tertekan dan mudah panik. Belum lagi, efek tekanan mental tersebut semakin menggoyahkan kestabilan emosinya, sehingga dapat menjadi tak terkontrol lagi. Maka tak heran, sikap reaktif akan dibalas sikap reaktif juga. Pasangan menjadi mudah tersinggung karena harga dirinya selalu dipojokkan atau dilecehkan, sehingga membangkitkan sikap emosionalnya. Sikap emosional pasangan ini, mudah mencari out-letnya, jalan keluarnya atau kompensasinya. Misalnya, suka marah-marah, mengamuk, masa bodoh, mabuk-mabukan, berjudi dan sebagainya.

Kehilangan mata pencaharian, kena PHK dan mengalami kebangkrutan usaha, tentu berdampak negatif pada kestabilan emosi seseorang. Apalagi, orang tersebut memiliki ketidaksiapan mental untuk menerima suatu kondisi yang paling tidak mengenakkan atau tragis dan kejadian yang luar biasa, sehingga dapat mengakibatkan shock mental pada dirinya.
Tekanan mental ini membuat orang tersebut terpuruk secara emosional dan mengalami ketegangan emosional secara berlanjut. Orang tersebut sangat sulit menerima kenyataan dirinya telah di PHK atau mengalami kebangkrutan. Pengalaman tersebut membuat dirinya merasa seperti orang bodoh dan merasa tak berarti apa-apa lagi. Dia cenderung untuk menyalahkan diri sendiri, mengutuk diri sebagai orang tak berdaya, kehilangan semangat dan antusiasme kerja, sulit tidur serta sesekali muncul perasaan menyesakkan dada yang membuat dirinya sangat menderita dan tidak berdaya. Dirinya merasa tak sanggup untuk bangkit melawan perasaan negatif yang muncul sebagai akibat tekanan psikologisnya.
Kondisi orang seperti ini, membuat dirinya cenderung terus menangisi nasib dirinya dan selalu meratap mengasihani diri. Jika ada orang yang berusaha untuk mengingatkan dan mendesak dirinya untuk bangkit dari keterpurukannya, namun dirinya terkesan masa bodoh. Dirinya asik dengan halusinasi dirinya sendiri. Tetapi ada juga yang bereaksi sebaliknya, dirinya sangat sensitif dan selalu curiga terhadap maksud orang lain. Dia cenderung menyalahtafsirkan setiap ucapan orang lain yang ditujukan padanya dan itu dianggapnya sebagai upaya untuk memojokkan, mempermalukan dan menghina dirinya saja, sehingga tidak jarang malah timbul ketegangan atau konflik.
Kehilangan pekerjaan atau terkena PHK dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi sangat terpukul atau down. Jiwanya pun sangat terpukul dan labil oleh kejadian yang sangat tidak diharapkannya tersebut. Kejadian tersebut dapat juga meruntuhkan kepercayaan dirinya. Dirinya menjadi bimbang terhadap keyakinan kemampuan skillnya dan keyakinan untuk mendapatkan pekerjaan pengganti. Apalagi, usianya sudah tergolong tidak muda lagi, sehingga menyebabkan hatinya menjadi menciut untuk bersaing dengan pencari kerja yang masih muda. Belum lagi, pertimbangan posisi dan gaji yang bakalan diterimanya, jika bekerja kembali di tempat lain, sebagai pekerja baru. Dirinya sulit membayangkan imbalan materi yang bakalan diterimanya dengan tingkat kebutuhannya saat ini. Akhirnya dirinya terjebak dan berkutet dalam alam halusinasi yang diciptakannya sendiri dan dirinya menjadi gamang menghadapi realita yang ada dihadapannya.
Yang paling pahit dirasakan seseorang akibat PHK adalah hancurnya lambang kebanggaan dan kepercayaan diri terhadap diri sendiri. Di mana tadinya mungkin mempunyai posisi atau jabatan yang sangat strategis dan menyandang nama yang sangat pretitius, namun tiba-tiba semuanya menjadi hancur dan lenyap seketika. Diri pun menjadi terpuruk ke dalam ke-papa-an.
Kebimbangan atau kegamangan yang menyertai orang yang kehilangan pekerjaan atau menghadapi tekanan tersebut membuat semangat hidup menjadi melorot tajam. Diri lebih banyak dihantui oleh perasaan takut, seperti takut gagal, takut ditolak dan sebagainya daripada semangat untuk berbuat (action). Jika dirinya diajak berembuk untuk mendapatkan pekerjaan baru, maka dirinya cenderung suka mendebat, meragukan dan membuat argumentasi yang negatif dan pesimistis. Alhasil, yang muncul justru ketegangan emosional dan konflik.
Setelah Anda mempelajari uraian di atas, tentang kondisi tekanan kejiwaan yang dialami pasangan, sebagai akibat kehilangan sumber mata pencaharian, terkena PHK, pendapatan yang terlalu minim, sampai yang mengalami kebangkrutan usaha, dapat memberi gambaran pada Anda, bahwa sesungguhnya pasangan Anda sangat membutuhkan pertolongan, agar dirinya dapat keluar dari kesulitan yang melandanya atau menghimpitnya. Dirinya sangat tidak mengharapkan sikap maupun tindakan Anda yang dapat membuat beban mentalnya semakin berat dan kronis. Di sinilah pentingnya kehadiran Anda, untuk dapat memahami kondisi mental pasangan saat ini dan berusaha menberi bantuan padanya untuk keluar dari kesulitannya. Untuk itu, maka langkah-langkah pendekatan yang dibutuhkan untuk membantu pasangan keluar dari kesulitan yang menghimpitnya, sebagai berikut:

Kehilangan pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian dan lambang kebanggaan diri, tentu memberi dampak negatif pada pasangan. Pasangan tentu mengalami kegoncangan mental atau shock mental. Situasi yang demikian, tentu sangat sulit untuk dilalui dan dihadapi oleh pasangan. Kepercayaan dirinya pun dapat goyah atau runtuh dan jiwanya pun dalam keadaan yang labil serta emosinya pun tidak stabil.
Oleh karena itu, Anda harus menyadari pasangan sedang berada dalam keadaan yang sulit dan labil, sehingga sangat membutuhkan pertolongan Anda, sebagai orang yang terdekat darinya. Anda harus dapat memberi dukungan emosional pada pasangan. Dukungan emosional yang Anda berikan tentu sangat berarti sekali pada pasangan untuk memulihkan semangat hidupnya dan kepercayaan dirinya. Berbeda kalau Anda menekannya, menyalahkannya, melecehkannya dan menuntutnya. Reaksi negatif yang Anda perlihatkan tersebut, malah dapat mengakibatkan pasangan semakin tertekan dan emosional.
Cara memberi dukungan emosional yang dapat Anda lakukan, antara lain:
- Anda harus menaruh perhatian dan kepedulian terhadap derita pasangan karena derita pasangan berarti derita Anda juga. Untuk itu, Anda perlu mengajak pasangan untuk mau membicarakan tentang masalahnya.
- Anda harus menyediakan diri sebagai klinik center pasangan atau sebagai tempat untuk memulihkan semangat hidup dan kepercayaan dirinya.
- Anda harus siap menjadi pendengar baik terhadap keluhan atau curhat pasangan.
- Anda harus dapat membantu menyadarkan pasangan untuk mau menerima kenyataan yang dihadapinya. Walaupun kenyataan itu dirasakannya sangat pahit dan berat. Namun itu telah terjadi dan tak dapat ditolak. Anda pun dapat membantu mengungkapkan, semakin keras pasangan menolak kenyataan atau tidak dapat menerima kenyataan atau menyesali kenyataan itu, maka pasangan akan merasakan kepahitan yang nyata. Pasangan akan semakin hanyut dan tenggelam ke dalam keterpurukan. Keterpurukan ini, tentu berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan pasangan maupun keluarga. Padahal, apa yang dialami saat ini, bukan akhir dari segala-galanya. Masih banyak hal yang masih dapat diperbuat. Tentu syaratnya Anda harus melupakan apa yang telah terjadi dan memulai kembali dengan semangat yang baru dan tantangan yang baru juga.
- Jangan lupa untuk membongkar beban mental dan mengembalikan semangat hidup pasangan membutuhkan suasana yang kondusif dan rileks. Bila perlu Anda dapat mengajak pasangan ke suatu tempat yang dapat menyegarkan dan menenangkan pikirannya.
- Jangan biarkan pasangan tenggalam dalam keterpurukan, ketakberdayaan dan kesedihan hati secara berlarut-larut. Untuk itu, diperlukan dukungan semangat atau spirit bagi pasangan secara kontinuitas.

Jika pasangan telah dapat menerima kenyataan yang terjadi dengan lapang dada dan ikhlas, maka Anda pun dapat membantu membangun kembali semangat hidup dan kepercayaan diri pasangan. Untuk membangun kembali semangat hidup dan kepercayaan diri pasangan, Anda dapat mengajak atau mendorong pasangan untuk segera menyusun planning (rencana) kembali untuk mendapatkan lapangan kerja baru dengan semangat baru dan potensi yang ada. Yang penting diperhatikan dalam menyampaikan usul untuk menyusun rencana tidak dengan cara menekan atau memojokkan pasangan. Pasangan diminta untuk menyusun berbagai alternatif yang mungkin dapat dikerjakan atau perbuat untuk mendapatkan lapangan kerja baru berdasarkan potensi yang ada.
Kalau ingin mendapatkan pekerjaan baru berdasarkan lowongan kerja, maka yang perlu diperhitungkan dan langkah-langkah untuk mendapatkannya, meliputi:
- Jenis pekerjaan yang dikehendaki.
- Dipikirkan bagaimana cara mendapatkan pekerjaan.
- Cara menyusun lamaran yang jitu dan efektif.
- Jangan ragu menemukan dan memanfaatkan jaringan kerja. Atau Anda berusaha untuk menemukan tokoh kunci yang dapat membantu mendapatkan pekerjaan, informasi tentang pekerjaan atau lowongan kerja, dan bahkan mendapatkan surat rekomendasi dan sebagainya.
- Jangan takut gagal dalam mencari lapangan kerja baru.
- Utamakan “action” atau berbuat/tindakan untuk mendapatkan pekerjaan.
- Cara mengantisipasi, jika menemukan kegagalan.
Nah, jika lowongan kerja terasa sudah sulit didapat, maka Anda menganjurkan pada pasangan untuk mengkaji kemungkinan menciptakan lapangan kerja sendiri. Seandainya Anda atau pasangan sudah terpatri ingin mempunyai usaha sendiri, maka jangan berhenti pada tahap keinginan saja. Jangan takut untuk memulai. Jangan biarkan diri dikalahkan oleh rasa takut menemui kegagalan. Untuk itu, Anda harus mampu memompa semangat untuk berhasil.

Sebagai kata kunci untuk berhasil membangun sebuah usaha adalah hanya dua kata, yakni lakukanlah segera. Apa saja yang bisa Anda lakukan berdasarkan potensi dan kemampuan yang Anda miliki, maka lakukanlah segera. Masalahnya sekarang adalah Anda harus jeli menangkap ide dan peluang untuk membuka usaha baru. Masalah ide atau peluang membuka usaha baru dapat Anda cari dari Koran, buku-buku, majalah, potensi yang ada pada diri sendiri, lingkungan dan sebagainya. Yang penting kepiawaian dan kreativitas Anda untuk melihat sesuatu untuk dijadikan peluang usaha.
Jika ingin mempunyai usaha, maka jangan terpaku atau berhenti hanya kerena masalah atau alasan permodalan. Untuk memulai suatu usaha tidak harus memulainya dengan modal besar. Anda dapat memulai atau merintis peluang usaha dengan modal yang relatif kecil, namun punya prospektif yang besar dan luas. Untuk itu, Anda harus jeli memilih peluang usaha yang tidak menuntut modal usaha yang besar. Misalnya, Anda dapat menjual usaha jasa, pembuatan kerajinan, pemanfaatan barang limba dan sebagainya. Terutama jangan remehkan peluang usaha dari pemanfaatan bahan-bahan yang tidak terpakai atau yang tidak diperhitungkan orang, namun setelah diolah sedemikian rupa, sehingga mempunyai potensi atau nilai ekonomis yang tinggi. Atau Anda dapat mendatangi biro perjalanan yang mengadakan paket perjalanan wisata atau umroh untuk mendapatkan fee dari setiap orang yang dapat berhasil Anda bawa dan mau ikut umroh atau wisata. Dan sebagainya.
Sebagai catatan, saat Anda memulai usaha baru, maka segala tenaga dan pikiran harus dikerahkan sepenuhnya untuk usaha tersebut. Masalah ditolak, ditertawakan, dilecehkan atau diremehkan orang bisa menjadi santapan sehari-hari. Oleh karena itu, Anda tidak boleh goyah oleh suara-suara sumbang tersebut. Anda tidak boleh putus asa, karena tidak ada seorang pun pengusaha yang langsung sukses tanpa mengalami kesulitan.
Untuk menunjang kesuksesan, ada baiknya Anda maupun pasangan aktif memperluas wawasan dengan cara memperluas pergaulan, baik perseorang maupun ikut organisasi. Begitu juga, jangan dilupakan untuk berusaha mendapatkan tokoh kunci yang dapat menopang dan mendukung pengembangan usaha Anda. Dari tokoh kunci tersebut, diharapkan Anda mendapat, antara lain:
- Pembinaan, pengarahan dan bimbingan pengembangan usaha secara prospektif.
- Sebagai pendamping atau bapak angkat.
- Dapat menjadi penjamin mendapatkan permodalan.
- Sebagai mitra usaha.
- Dan sebagainya.
Demikianlah cara atau petunjuk-petunjuk yang dapat Anda pergunakan untuk mengatasi kesenjangan komunikasi antarpasangan dalam menanggulangi kesulitan ekonomi keluarga secara efektif. Begitu juga, petunjuk-petunjuk di atas, memberi alternatif dan pemikiran yang dapat dipertimbangkan sebagai sebuah solusi bagi Anda semua untuk membuka peluang lapangan kerja sendiri dalam mengantisipasi kesulitan mendapatkan lapangan kerja. 


1 komentar:

  1. makasih pak atas pencerahannya wah bukunya bagus-bagus ya salam kenal pak..

    BalasHapus