Tampilkan postingan dengan label Cara Belajar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cara Belajar. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 30 Januari 2021

Cara Belajar Orang Sukses

 Mau menjadi Pintar itu gampang! Menjadi pelajar yang cerdas tentu menjadi impian setiap orang, bahkan orangtua, kakak, adik maupun saudara tentu berharap yang sama pada kita. Apalagi menjadi


pelajar yang berprestasi dan unggul. Seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JK Rowling (Penulis Harry Potter), Andrea Hirata (Penulis Laskar Pelangi) dan lain-lain. Atau seperti Lyodra Idol, Tiara Idol (penyanyi), mampu mewujudkan mimpi seperti dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, kita punya semangat dan keberanian untuk menyontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidup maupun kemampuan mengaktualisasikan (memunculkan) segenap potensi yang kita miliki.

Ingat, belajar di Sekolah bukan sembarang belajar dan tanpa tujuan atau asal-asalan. Jangan pertaruhkan lamanya waktu belajar yang Anda tempuh di sekolah dengan sia-sia, tanpa menghasilkan ilmu maupun skills yang bermanfaat (berarti) bagi hidup Anda. Namun, Anda harus menyadari bagaimana cara belajar efektif. Juga, Anda harus mampu mengembangkan karakter kepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi mumpuni yang mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi ini.

Jika Anda selama ini selalu mengalami kesulitan atau menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan proses belajar, itu disebabkan karena Anda belum memiliki cara  belajar yang tepat untuk melakukan kegiatan (proses) belajar. Tapi hal penting yang harus Anda ingat, bahwa menjadi orang pintar, cerdas, kreatif, percaya diri dan mandiri itu sebenarnya mudah. Untuk itu, Anda harus mau mengubah cara belajar Anda dengan menyontoh: cara belajar orang sukses.

Untuk memahami cara belajar orang sukses dan cara mudah belajar tersebut, silahkan ikuti petunjuk-petunjuk yang diuraikan dalam video ini. Anda dapat mengklik link di bawah ini:

Cara Belajar Orang Sukses

Rabu, 25 Juli 2018

Cara Membuat Anak Sukses Belajar



https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Cara_Luarbiasa_Membuat_PEDE_Percaya_D?id=_SplDwAAQBAJ
Kalau kita menelaah kualitas produk lembaga pendidikan kita tentu sungguh memprihatinkan. Coba bayangkan, dalam praktek proses pembelajaran di kelas terlihat persentasi anak yang menguasai materi pembelajaran sangat kecil sekali. Apalagi, kalau SDM gurunya sangat rendah, bagaimana pula output yang dihasilkannya?
            Tentu kehadiran bapak-ibu di sini punya keinginan yang kuat untuk memperoleh teknik atau cara praktis meningkatkan kualitas putra-putri bapak-ibu, bukan?
            Sebenarnya, untuk menjadi manusia pembelajar itu sederhana. Namun, kadangkala kita sendiri yang membuat rumit atau ruwet. Sebab, kita harus berusaha menciptakan suasana pembelajaran yang benar. Inti untuk menjadi manusia pembelajar itu tak lain adalah membentuk mindset belajar asyik dan sadar metode. Apapun yang akan anak perbuat akan terasa mudah dilakukan, jika anak menyukai apa yang anak lakukan dan mempergunakan metode.
            Ingat, rasa suka, senang, gembira merupakan motor penggerak dari apa yang akan anak lakukan. Sebaliknya, jika hendak belajar sudah dilandasi oleh perasan berat, beban kewajiban, tertekan dan enggan bersifat melemahkan dan cenderung tidak menghasilkan sesuatu, walaupun dipaksakan hasilnya tidak optimal.
            Lantas, pertanyaannya bagaimana membuat anak menjadi mencintai atau gemar belajar?
Usaha yang harus kita lakukan untuk menarik perhatian dan minat anak untuk belajar, pertama kita harus bisa melakukan pendekatan personal terhadap anak. Kehadiran kita di hadapan anak tidak diartikan atau dicurigai sebagai bentuk intervensi atau mendikte anak untuk belajar. Melainkan usaha membangun komunikasi dan interaksi yang baik dengan anak secara timbal balik. Kita harus dapat menjadi mitra dialog anak. Begitu juga, kita harus dapat menciptakan suasana hubungan yang dirasakan anak tidak saja dalam bentuk hubungan antara orang tua dengan anak. Melainkan, merasakan juga bentuk hubungan sebagai teman dialog anak yang setara untuk mendiskusikan, mendengar dan membangun dialog interaktif berbagai masalah anak, baik masalah yang bersifat menyenangkan maupun masalah yang paling tidak mengenakkannya.
Kemudian kita dengan sabar berupaya menggiring “keterbukaan pikiran anak” terhadap pemikiran yang merangsang daya nalarnya dan mau menerima bentuk pemikiran kita dan tantangan yang menarik rasa ingin tahunya, sehingga terbentuk minat dan perhatian anak untuk belajar. Keterbukaan pikiran anak bisa terjadi, jika anak dalam keadaaan senang, gembira dan bersemangat. Hal ini dapat kita lihat di mana ia mau mengemukakan apa yang dia rasakan, baik mengenai hobinya, permainan, maupun cerita yan digemarinya dan sebagainya. Di sinilah saat kita memanfaatkan peluang keterbukaan pikiran anak tersebut. Caranya kita bisa mengajukan pertanyaan yang dapat menggiring rasa ingin tahunya. Kita harus bisa membuat anak merasa tertantang untuk melakukan eksplorasi proses pembelajaran. Diharapkan anak termotivasi untuk menguasai atau memiliki kemampuan tertentu sesuai dengan stimulus yang diterimanya. Di samping itu, kita harus mengemukakan cita rasa enaknya mengusai kemampuan tertentu dari hasil proses belajar anak, atau dengan kata lain membangkitkan sense of learning di hati anak, sehingga muncul kepermukaan hati anak rasa keterbutuhan akan belajar menguasai sesuatu.
Pertanyaan-pertanyaan penggiring yang dapat kita ajukan kepada anak, seperti:
-      Bagaimana rasanya, jika kamu bisa memiliki kelebihan seperti Si Anu (tokoh tertentu yang dikaguminya) , ya...? Ibu yakin, kamu bisa juga seperti dia. Amir...! Caranya bagaimana ya, Mir? Dia bisa, tentu kamu pun bisa ya Mir?
-          Bagaimana menurutmu reaksi teman-temanmu, jika kamu jadi si Anu ya?
-          Asyik juga kalau kamu bisa merancang permainan seperti ini, ya?
-          Bagaimana ya caranya membuat/meraihnya?
-          Apa yang harus dilakukan menurutmu, agar seperti...?
-          Mengapa bisa begitu Aldi?
-          Bagaimana cara mengatasi masalah itu, Bud?
-          Apa yang terjadi seandainya.. .?
-          Bagaimana seharusnya, ya...?
Contoh-contoh seperti pertanyaan tersebut tentu dapat memberi sugesti pada anak. Secara tak langsung kita membangkitkan dan menggerakkan hasrat ingin tahu dan mendorong anak untuk berpikir secara positif dan terarah pada satu tujuan. Di sini kita harus kreatif menciptakan pertanyaan yang dapat merangsang minat, motivasi dan perhatian anak. Kita harus jeli melihat dan memanfaatkan situasi dan suasana yang terbangun pada saat kita berhadapan dengan anak.
Dengan bangkitnya hasrat ingin tahu anak ini, tentu memudahkan kita untuk mengarahkan anak pada kegiatan belajar. Anak pun dapat memahami dengan belajar dia mengerti dan bisa berbuat sesuatu.
Jangan lupa, kita haus senantiasa memberi penguatan kepada anak, bahwa dirinya mampu berbuat atau mempelajari segala sesuatu. Tanamkan kepada anak bahwa dirinya punya nilai plus tersendiri atau kecakapan khusus yang perlu digali dan dikembangkan. Kemudian kita dapat membangkitkan minat dan perhatian anak pada pelajaran dengan mempergunakan pertanyaan perangsang, seperti:
-          Sekarang kita belajar apa, Mir?
-          Untuk apa kita belajar ini...?
-          Mengapa itu perlu kita pelajari, Mir?
-          Apa yang bisa kita perbuat dengan mengetahui materi pelajaran itu?
-          Bagaimana cara mempelajarinya, Mir?
Dengan mengajukan pertanyaan seperti di atas, berarti kita telah berusaha untuk memokuskan perhatian anak dan mengarahkannya pada tujuan untuk mempelajari suatu materi pelajaran. Dengan mengembangkan perhatian secara terpusat tersebut, bisa membangkitkan minat belajar anak. Anak pun akan merasa tertantang untuk mempelajari pelajaran itu lebih lanjut. Dengan kata lain, timbulnya minat dan berkembangnya keinginan untuk menguasai kecakapan tertentu dari hasil proses belajar, tentu menjadi motif atau alasan yang cukup kuat bagi anak untuk memotivasi dirinya melakukan pembelajaran. Penting diperhatikan: luangkan waktu kita sebanyak mungkin untuk mendampingi anak dan mendiskusikan materi pelajaran anak.
Bagaimana membangkitkan sadar metode pada anak?
Coba bayangkan, kita melihat jaringan komponen computer yang menghasilkan data-data yang sungguh menakjubkan, tentu bagi yang awam terlihat ruwet dan memusingkan kepala. Tapi bagi yang ahli computer, dia memandangnya biasa saja. Karena dia mengetahui rangkaian operasional jaringan computer tersebut.
            Nah, sebenarnya untuk memahami apa yang dipelajari, anak tidak boleh dalam keadaan pikiran pasif dan pikiran kosong dengan menampung mentah-mentah apa yang diberikan atau disajikan. Sebab, jika pikiran pasif, maka anak mudah kehilangan konsentrasi. Sebab, pikiran mudah bercabang atau menerawang pada ingatan atau pikiran lain yang tidak ada hubungannya dengan apa yang dipelajari. Parahnya, anak pun mudah terjebak belajar menghafal. Ingat, belajar menghafal membuat pengetahuan yang peroleh sangat rendah atau tataran yang terbangun hanya pada tingkatan ingatan belaka atau sekedar mengingat saja. Makanya, .agar materi yang diberikan dapat anak mengerti atau pahami, maka anak perlu tahu bagaimana cara membangun koneksi atau mempersiapkan simpul-simpul syarat otaknya dengan informasi yang diberikan padanya. Atau dengan kata lain, cara anak membangun asosiasi atau hubungan intelektual antara stimulus dan respon otaknya. Caranya anak itu harus membiasakan diri bersikap dan berpikir aktif, yaitu merangsang daya nalar untuk menghubungkan daya tangkap dengan informasi baru yang dibahas. Anak sejak dini diajarkan untuk belajar berpikir abstrak sesuai dengan tingkat penalarannya. Anak berusaha merangkai, menyusun, menggiring atau menyusun asosiasi jalan pikiran secara terfokus. Caranya, buka pikiran dan giring (arahkan) pikiran secara taktis dan terfokus pada pokok masalah dengan mempertanyakan objek yang anak pelajari. Misalnya, apa itu/ini? Mengapa bisa begitu? Apa yang mau dikatakannya? apa maksudnya? bagaimana rangkaiannya? bagaimana kelanjutannya, ? darimana memulainya? apa saja unsur yang membentuk atau membangunnya? bagaimana bentuk rangkaiannya? siapa pencetusnya? dan sebagainya, hingga tuntas. Proses berpikir demikian yang dinamakan berpikir taktis.
Kelanjutan berpikir taktis, yaitu berpikir metodologis. Berpikir Metodologis mengandung arti kemampuan menyusun kerangka berpikir secara step by step atau menyusun prosedur kerja bagaimana cara menggerakkan proses penalaran dan tindakan efektif dalam memproses pokok masalah, sehingga dapat mengurai, menyusun, menimbang dan memecahkan pokok masalah dalam bentuk pola tindakan atau prakarsa.
Pendek kata, tanamkan pada anak pemikiran bagaimana cara membuat sesuatu mudah dikuasai atau dikerjakan. Fokuskan pada belajar proses yang menguatkan, seperti kata sugesti kamu bisa, kamu mampu, kamu dapat menyusun langkah bertahap untuk menyelesaikannya. (Catatan hindari penggunaan kata yang membebani dan melemahkan semangat belajar, seperti kamu harus belajar keras, ulet dan sebagainya). Walau kata-kata tersebut mempunyai makna membangun, namun dapat menimbulkan makna antiklimaks.
Untuk melatih pengetahuan metodologis, membiasakan diri dengan cara analisis (mengurai unsur), sintesis (menyusun) dan evaluasis (menilai). Cara efektif untuk melatih pengetahuan metodologis dapat dilakukan dengan membiasakan diri menyontoh langsung dalam penyelesaian suatu soal (masalah) atau pekerjaan atau melibatkan diri langsung dalam pemecahan masalah. Atau mengembangkan pemikiran berdasarkan tujuan, sebab-akibat, pernyesuaian maupun mempergunakan difinisi operasional disiplin ilmu tertentu (rumus) dan sebagainya.
Kemudian, Berpikir Imajinatif-Kreatif. Ini mengandung arti cara berpikir kreatif dalam menelaah/memecahkan pokok masalah dengan memperhitungkan kemungkinan yang mungkin dapat dimunculkan mengatasi pokok masalah.
Untuk mudah berpikir kreatif dalam mengobservasi adalah dengan cara membayangkan gambaran bentuk objek masalah dan pikirkan unsur-unsur penting yang membentuk gambaran (sesuatu) yang dapat mempengaruhi gambaran tersebut melalui proses analisis, sintetis dan evaluasis.
Subjek Belajar tak boleh ragu mengembangkan pikiran kreatif untuk mengkaji berbagai kemungkinan dari banyak sisi dalam mencari kunci jawaban masalah yang dihadapi (Kalau begini bagaimana ya? Atau kalau begitu bagaimana ya jadinya? Kalau dibuat seperti ini, bagaimana jadinya dan bagaimana mengantisipasi kemungkinan lain yang terjadi ya? Kalau mereka tidak setuju dengan usul saya ini, alternatif lain bagaimana yang bagus saya kemukakan pada mereka ya? Dari banyak alternatif ini, mana yang terbaik dan pantas dikemukakan?).
Untuk membangkitkan atau motivasi penggunaan metode belajar, maka dilakukan dengan cara merangsang daya nalar untuk mengorganisir pola pikir dengan memokuskan perhatian pada:
  1. Apa yang akan dipelajari,
  2. Untuk apa mempelajari materi pelajaran tersebut,
  3. Apa hubungan materi pelajaran dengan kehidupan sehari-hari (manfaat  mempelajari dan apa yang dapat kita lakukan dengan pengetahuan tersebut),
  4. Bagaimana cara mempelajarinya,  
  5. Kemudian, bangkitkan faktor intelektual-emosional dengan mengembangkan dan membiasakan “berimajinasi dalam berpikir”. Maksudnya, subjek belajar membiasakan untuk menjelajah dengan berusaha membayangkan gambaran bentuk yang dipelajari. Kemudian pikirkan unsur-unsur penting yang membentuk gambaran tersebut. Dengan demikian subjek belajar akan digiring pada pola belajar aktif dan kreatif. By Hendra Surya [Penulis Buku: Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, Cara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan belajar, Cara Belajar Orang Genius, Strategi Jitu Mencapai Kesulitan Belajar, Menjadi Manusia Pembelajar, dan lain-lain.]
 Catatan: 
Pembaca dapat mendapatkan petunjuk lebih rinci melalui ebook: 
Strategi Jitu Mencapai Kesulitan Belajar
Cara Cerdas (Smart) Mengatasi Kesulitan Belajar
Cara Belajar Orang Genius
Jadilah Pribadi Yang Unggul
Cara Membuat "Pede" (Percaya Diri) Anak

Ebook tersebut dapat dibeli di google play store dan pembayaran dapat mempergunakan pulsa Hp...

Wasalam,
Hendra Surya

Kamis, 19 Juli 2018

Strategi Mencapai Kesuksesan Belajar

https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Strategi_Jitu_Mencapai_Kesuksesan_Bel?id=7CpRDwAAQBAJ
Menjadi pelajar yang cerdas tentu menjadi impian setiap orang, bahkan orangtua, kakak, adik maupun saudara tentu berharap yang sama pada kita. Apalagi menjadi pelajar yang berprestasi dan unggul. Seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JK Rowling (Penulis buku Harry Potter) dan lain lain. Atau seperti Gita Gautawa(penyanyi), mampu mewujudkan mimpi seperti Andrea Hirata (Penulis Laskar Pelangi) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, kita punya semangat dan keberanian untuk menyontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidup maupun kemampuan mengaktualisasikan (memunculkan) segenap potensi yang kita miliki. Ingat, belajar di Sekolah bukan sembarang belajar dan tanpa tujuan atau asalasalan. Jangan pertaruhkan lamanya waktu belajar yang Anda tempuh di sekolah dengan sia-sia, tanpa menghasilkan ilmu maupun skills yang bermanfaat (berarti) bagi hidup Anda. Namun, Anda harus menyadari bagaimana cara belajar efektif. Juga, Anda harus mampu mengembangkan karakter kepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi mumpuni yang mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi ini.
Jika Anda selama ini selalu mengalami kesulitan atau menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan proses belajar, itu disebabkan karena Anda belum memiliki strategi belajar yang tepat untuk melakukan kegiatan (proses) belajar. Tapi hal penting yang harus Anda ingat, bahwa menjadi orang pintar, cerdas,
kreatif, percaya diri dan mandiri itu sebenarnya mudah. Jawaban dari hal penting ini, Anda harus menguasai Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.
https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Bisikan_Yang_Menggoda?id=3x1mDwAAQBAJ
Bukti, mengutip berita Media Indonesia 29 Oktober 2009 menyatakan: Apabila dikaitkan dengan standar ukuran internasional, siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal dalam kategori rendah dan sedikit sekali. “Bahkan, hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tertinggi,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Depdiknas Mansyur Ramly di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan hal tersebut diperoleh dari hasil penelitian Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nasional 2009 yang memaparkan antara lain prestasi siswa, kinerja guru, sistem ujian dan evaluasi kebijakan di bidang pendidikan. Kemampuan membaca, menulis dan memahami (literasi) sains dan matematika siswa Indonesia jauh di bawah skor internasional, 500. Skor siswa itu diperoleh dari tiga survei terakhir studi internasional yaitu PIRLS 2006 (Progres in International Reading Literacy Study) yang mengukur kemampuan membaca siswa kelas IV SD/MI, dan PISA 2006 (Programme for International Student Assesment Study) yang mengukur kemampuan membaca matematika dan sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK.
“Begitu pula melalui survei terakhir pada TIMSS 2007 (Trend in International Mathematic and Science Study) yang mengukur kemampuan matematika dan sains siswa kelas VIII SMP/MTs. “Artinya, literasi sains dan matematika siswa Indonesia masih rendah,” kata Mansyur.
Kalau Anda mau melongok praktek pembelajaran di kelas pada umumnya sungguh memprihatinkan. Coba bayangkan, dalam praktek proses pembelajaran di kelas terlihat persentasi pelajar yang menguasai materi pembelajaran secara optimal sangat kecil sekali. Kalau boleh dibilang pelajar yang mampu melakukan proses pembelajaran dengan benar hanya 10-20% saja. Itu pun pelajar yang dikategorikan anak pintar atau anak cerdas saja.
Secara umum, jika ditelaah lebih lanjut masalah rendahnya kemampuan daya serap pelajar, ternyata sebahagian besar bersumber dari masalah internal dari pelajar itu sendiri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan R.L. Mooney dan Mary Alice Price di Amerika, menyatakan ada 2 kesukaran yang paling menonjol atau paling banyak dialami pelajar, yaitu:
1. Tidak tahu bagaimana cara belajar yang efektif (don’t know how to study efektively).
2. Tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik (unable to concentrate will).
Namun Anda tidak perlu kuatir, belajar itu mudah dilakukan, jika Anda memiliki strategi yang mampu mengorganisir pikiran, sikap dan perbuatan untuk mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahap demi tahap) proses belajar secara berstruktur atau sistematis dengan asyik. Anda janganlah mengacu, menjadi anak yang berprestasi harus memiliki IQ (Intellegence Quetient) tinggi. Itu sudah basi!!! Setiap orang mempunyai kesempatan dan peluang yang sama baik untuk menjadi anak yang berprestasi.
Menurut Thomas Alva Edison, peranan IQ itu hanya 1% saja menunjang keberhasilan seseorang, namun yang 99% adalah kemauan dan kerja keras. (Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration)
Tentu Anda berharap dapat melakukan belajar dengan perasaan gembira. Kalau guru menerangkan pelajaran, maka Anda pun “langsung nyambung” dan mudah memahami apa yang dijabarkan. Anda pun betah berlama-lama memusatkan perhatian pada pelajaran. Persoalannya, bagaimana mewujudkan harapan tersebut menjadi suatu kenyataan?
Buku panduan “Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar” ini akan membantu Anda memperoleh strategi belajar yang praktis dan efektif menjadi pelajar yang berprestasi dan memiliki kompetensi unggulan. Di dalamnya berisi petunjuk yang memandu Anda menemukan cara belajar praktis dan efektif. Bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, menggiring pikiran, menyusun kerangka berpikir step by step dan kreatif-inovatif dalam mengembangkan kompetensi diri Anda, mengembangkan metodologi belajar Anda, mencari solusi permasalahan yang menghambat Anda untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa bentuk hambatan yang mengganggu proses belajar. Nah, secara keseluruhan dalam buku ini memberi petunjuk-petunjuk kepada Anda, sebagai berikut:

Bab 1. LEARNING SKILLS
Dalam bab ini, berisi petunjuk strategi cara berpikir efektif, cara mengembangkan sikap maupun psycho motor menjadi pelajar yang memiliki karakter kuat dan kompetensi unggulan. Petunjuk tersebut mencakup metode (kecakapan) bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, mengarahkan (menggiring) pikiran, menyusun kerangka berpikir tahap demi tahap, mengembangkan imajinasi-kreatif dalam melakukan proses kegiatan (belajar). Pendek kata, dalam bab ini Anda dipandu bagaimana proses cara menyusun jalan pikiran dalam belajar atau melakukan sesuatu secara praktis dan efektif, sehingga terbentuk keterampilan belajar (Learning Skills) Anda. Jika Anda dapat menguasai Learning Skills (keterampilan belajar), maka belajar dapat dilakukan dengan mudah dan memaksimalkan kecerdasan Anda dalam menguasai pelajaran.

Bab 2. KUNCI SUKSES BELAJAR
Dalam bab ini, berisi petunjuk yang menjadi prasyarat mencapai kesuksesan belajar. Dijelaskan ada 6 prasyarat utama yang menjadi kunci sukses belajar. Ke-enam prasyarat tersebut, antara lain: 1). Keteguhan Hati, 2). Disiplin dan Belajar Secara Teratur, 3). Kesehatan Jasmani dan Rohani, 4). Lingkungan Belajar Yang kondusif, 5). Sumber Belajar dan Perlengkapan Belajar, 6). Teknik Belajar.



Bab 3. MEMBANGKITKAN MENTAL JUARA
Dalam bab ini, berisi petunjuk cara membentuk mental juara dan membangkitkan dorongan berprestasi. Petunjuk tersebut mencakup bagaimana cara merangsang membangkitkan aspirasi dan ambisi berprestasi serta semangat petarung yang gigih. Sehingga pada diri pelajar pun terus terpacu untuk membangun jalan pikirannya untuk menjadi atau menguasai sesuatu hingga tuntas. Dan yang lebih essensial lagi pada pelajar sadar akan dirinya yang belajar, sehingga belajar dilakukan dengan penuh larutan kegembiraan untuk belajar.

Bab 4. PANDUAN BELAJAR (Learning Guide)
Dalam bab ini, berisi petunjuk atau panduan langkah-langkah bagaimana belajar itu harus dilakukan. Petunjuk tersebut mencakup strategi bagaimana cara membangun kesiapan belajar, menciptakan mood belajar, menentukan tujuan yang hendak dicapai, membangun proses penalaran (menghidup, mengontrol penalaran) dan menggiring proses belajar secara praktis dan efektif, sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar.

Bab 5. MEMBANGUN KONSENTRASI BELAJAR

https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Bisikan_Yang_Menggoda?id=3x1mDwAAQBAJ
Dalam bab ini, berisi tentang apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar? Macam-macam gangguan konsentrasi belajar dan petunjuk bagaimana cara mengatasi gangguan konsentrasi belajar.

Bab 6. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Dalam bab ini, berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kualitas kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui critical thinking (berpikir kritis). Petunjuk tersebut mencakup tentang pengertian Berpikir Kritis (Critical Thinking), karakteristik pemikiran kritis, karakteristik pemikir kritis, mengembangkan sifat pemikir kritis, manfaat berpikir kritis, alasan-alasan mengapa memilih berpikir kritis, hambatan berpikir kritis, langkah-langkah berpikir kritis dan cara melatih berpikir kritis.




Bab 7. BERPIKIR KREATIF
Dalam bab ini diungkap, bahwa semua orang punya bakat kreatif, namun demikian tidak semua orang kreatif. Mengapa demikian? Ada banyak hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Untuk itu, dalam bab ini diuraikan faktor-faktor yang menjadi penghambat pikiran kreatif. Petunjuk bagaimana cara mengatasi segala bentuk hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Juga, diuraikan manfaat berpikir kreatif dan strategi pengembangan langkah-langkah berpikir kreatif.

Bab 8. BENARKAH KECERDASAN EMOSIONAL MENUNJANG KESUKSESAN BELAJAR?

Dalam bab ini mengungkap bagaimana pengaruh emosi dalam belajar, menjelaskan peranan kecerdasan emosional dalam memberi peluang dan keleluasaan IQ berkembang secara maksimal. Begitu juga berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional.





Bab 9. BELAJAR PRESENTASI
Dalam bab ini berisi petunjuk langkah-langkah bagaimana cara menyajikan presentasi dengan baik dan meyakinkan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) bagaimana menentukan tujuan presentasi, 2) bagaimana mengenali dan memengaruhi audien, 3) bagaimana menyusun kerangka presentasi, 4) bagamana cara mempersiapkan slide, alat bantu visual atau alat peraga, 5) latihan presentasi, 6) bagaimana bersikap rileks saat presentasi, 7) Teknik penyajian presentasi.

Bab 10. BELAJAR MEMBUAT KARANGAN
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana cara membuat karangan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) Penentuan Jenis Karangan, 2)Mengembangkan Ide Cerita, 3) Mengembangkan Sinopsis Cerita, 4) Menyusun Kerangka Karangan, 5) Penggarapan Cerita, 6) Menyunting Cerita, 7) Menerbitkan Cerita.



Bab 11. BELAJAR MELUKIS PIKIRAN (Strategi Menulis dan Membuat Catatan)
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana menulis atau membuat catatan pemikiran secara efektif berupa lukisan pikiran, tanpa harus mengganggu ritme penalaran saat belajar. Teknik ini dapat menjadi sumber pendorong penciptaan pendalaman penalaran karena dapat mempertahankan dan meningkatkan fokus perhatian maupun konsentrasi saat belajar, baik itu belajar sendiri atau belajar di bawah bimbingan guru. Lukisan pikiran tersebut dapat menjadi gambaran atau skematis kerangka berpikir dalam memvisualkan pemahaman tentang pengetahuan yang diperoleh dan memudahkan dalam mereview kembali pemahaman pengalaman maupun pengetahuan yang telah peroleh di saat dibutuhkan. Juga, kemampuan melukis pikiran dapat menjadi petunjuk yang praktis dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan secara efektif.

Bab 12. Membangun Relasi
Bab ini mengungkap seseorang dikatakan baru sukses belajar, tentunya apabila dirinya mampu membuktikan atau mengimplementasikan hasil belajarnya di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja (usaha). Sementara, kesuksesan di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja sangat ditentukan oleh kemampuan membangun relasi (networking). Untuk menunjang keberhasilan dalam mengimplementasikan hasil belajar di tengah-tengah masyarakat, dunia kerja (usaha), maka dalam bab ini diberikan petunjuk, bagaimana cara membangun relasi tersebut.
Sistematis pengulasan yang dipergunakan buku ini cukup sederhana dan mudah dipahami oleh Anda. Buku ini disajikan tidak seperti buku referensi pada umumnya yang bersifat teoritis belaka, melainkan mengungkap hal-hal nyata, praktis dan efektif serta dilengkapi contoh kasus.
Tentunya, setelah Anda mampu memahami dan dapat mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam buku ini, maka Anda pun mengatahui bagaimana melakukan cara belajar yang praktis dan efektif. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk mengatakan belajar itu susah (sulit).
Juga Anda dapat membaca kisah inspirasi yang membuat pembaca menjadi semakin cerdas dan pintar melalui buku di bawah ini:


 


Wasalam,
Hendra Surya
085281085906

Kamis, 03 November 2011

Cara Berpikir Orang GENIUS!!!



https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Strategi_Jitu_Mencapai_Kesuksesan_Bel?id=7CpRDwAAQBAJ
Menjadi pelajar yang cerdas tentu menjadi impian setiap orang, bahkan orangtua, kakak, adik maupun saudara tentu berharap yang sama pada kita. Apalagi menjadi pelajar yang berprestasi dan unggul. Seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JKRowling (Penulis buku Harry Potter) dan lain-lain. Atau seperti Gita Gautawa(penyanyi), mampu mewujudkan mimpi seperti Andrea Hirata (Penulis Laskar Pelangi) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, kita punya semangat dan keberanian untuk menyontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidup maupun kemampuan mengaktualisasikan (memunculkan) segenap potensi yang kita miliki.
Ingat…belajar di Sekolah bukan sembarang belajar dan tanpa tujuan atau asal-asalan. Jangan pertaruhkan lamanya waktu belajar yang Anda tempuh di sekolah dengan sia-sia. Namun, Anda harus menyadari bagaimana cara belajar efektif. Juga, Anda harus mampu mengembangkan karakter kepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi mumpuni yang mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi ini.
Jika Anda selama ini selalu mengalami kesulitan atau menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan proses belajar, itu disebabkan karena Anda belum memiliki strategi belajar yang tepat untuk melakukan kegiatan (proses) belajar. Tapi hal penting yang harus Anda ingat, bahwa menjadi orang pintar, cerdas, kreatif, percaya diri dan mandiri itu sebenarnya mudah. Jawaban dari hal penting ini, Anda harus menguasai Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.
Bukti, mengutip berita Media Indonesia 29 Oktober 2009 menyatakan:
Apabila dikaitkan dengan standar ukuran internasional, siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal dalam kategori rendah dan sedikit sekali. “Bahkan, hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tertinggi,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Depdiknas Mansyur Ramly di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan hal tersebut diperoleh dari hasil penelitian Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nasional 2009 yang memaparkan antara lain prestasi siswa, kinerja guru, sistem ujian dan evaluasi kebijakan di bidang pendidikan.
Kemampuan membaca, menulis dan memahami (literasi) sains dan matematika siswa Indonesia jauh di bawah skor internasional, 500. Skor siswa itu diperoleh dari tiga survei terakhir studi internasional yaitu PIRLS 2006 (Progres in International Reading Literacy Study) yang mengukur kemampuan membaca siswa kelas IV SD/MI, dan PISA 2006 (Programme for International Student Assesment Study) yang mengukur kemampuan membaca matematika dan sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK.
“Begitu pula melalui survei terakhir pada TIMSS 2007 (Trend in International Mathematic and Science Study) yang mengukur kemampuan matematika dan sains siswa kelas VIII SMP/MTs. “Artinya, literasi sains dan matematika siswa Indonesia masih rendah,” kata Mansyur.
Kalau Anda mau melongok praktek pembelajaran di kelas pada umumnya sungguh memprihatinkan. Coba bayangkan, dalam praktek proses pembelajaran di kelas terlihat persentasi pelajar yang menguasai materi pembelajaran sangat kecil sekali. Kalau boleh dibilang pelajar yang mampu melakukan proses pembelajaran dengan benar hanya 10-20% saja. Itu pun pelajar yang dikategorikan anak pintar atau anak cerdas saja.
Secara umum, jika ditelaah lebih lanjut masalah rendahnya kemampuan daya serap pelajar, ternyata sebahagian besar bersumber dari masalah internal dari pelajar itu sendiri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan R.L. Mooney dan Mary Alice Price di Amerika, menyatakan ada 2 kesukaran yang paling menonjol atau paling banyak dialami pelajar, yaitu:
1.  Tidak tahu bagaimana cara belajar yang efektif (don’t know how to study efektively)
2.  Tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik (unable to concentrate will).
Namun Anda tidak perlu kuatir, belajar itu mudah dilakukan, jika Anda memiliki strategi yang mampu mengorganisir pikiran, sikap dan perbuatan untuk mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahap demi tahap) proses belajar secara berstruktur atau sistematis dengan asyik. Anda janganlah mengacu, menjadi anak yang berprestasi harus memiliki IQ (Intellegence Quetient) tinggi. Itu sudah basi!!! Setiap orang mempunyai kesempatan dan peluang yang sama baik untuk menjadi anak yang berprestasi.
Menurut Thomas Alva Edison, peranan IQ itu hanya 1% saja menunjang keberhasilan seseorang, namun yang 99% adalah kemauan dan kerja keras. (Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration)
Tentu Anda berharap dapat melakukan belajar dengan perasaan gembira. Kalau guru menerangkan pelajaran, maka Anda pun “langsung nyambung” dan mudah memahami apa yang dijabarkan. Anda pun betah berlama-lama memusatkan perhatian pada pelajaran. Persoalannya, bagaimana mewujudkan harapan tersebut menjadi suatu kenyataan?
            Buku panduan “Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar” ini akan membantu Anda memperoleh strategi belajar yang praktis dan efektif menjadi pelajar yang berprestasi dan memiliki kompetensi unggulan. Di dalamnya berisi petunjuk yang memandu Anda menemukan cara belajar praktis dan efektif. Bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, menggiring pikiran, menyusun kerangka berpikir step by step dan kreatif-inovatif dalam mengembangkan kompetensi diri Anda, mengembangkan metodologi belajar Anda, mencari solusi permasalahan yang menghambat Anda untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa bentuk hambatan yang mengganggu proses belajar. Nah, secara keseluruhan dalam buku ini memberi petunjuk-petunjuk kepada Anda, sebagai berikut:

Bab  1. LEARNING SKILLS
Dalam bab ini, berisi petunjuk  strategi cara berpikir efektif, cara mengembangkan sikap maupun psycho motor menjadi pelajar yang memiliki karakter kuat dan kompetensi unggulan. Petunjuk tersebut mencakup metode (kecakapan) bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, mengarahkan (menggiring) pikiran, menyusun kerangka berpikir tahap demi tahap, mengembangkan imajinasi-kreatif dalam melakukan proses kegiatan (belajar). Pendek kata, dalam bab ini Anda dipandu bagaimana proses cara menyusun jalan pikiran dalam belajar atau melakukan sesuatu secara praktis dan efektif, sehingga terbentuk keterampilan belajar (Learning Skills) Anda. Jika Anda dapat menguasai Learning Skills (keterampilan belajar), maka belajar dapat dilakukan dengan mudah dan memaksimalkan kecerdasan Anda dalam menguasai pelajaran.

Bab  2.  KUNCI SUKSES BELAJAR
Dalam bab ini, berisi petunjuk yang menjadi prasyarat mencapai kesuksesan belajar. Dijelaskan ada 6 prasyarat utama yang menjadi kunci sukses belajar. Ke-enam prasyarat tersebut, antara lain: 1). Keteguhan Hati, 2). Disiplin dan Belajar Secara Teratur, 3). Kesehatan Jasmani dan Rohani, 4). Lingkungan Belajar Yang kondusif, 5). Sumber Belajar dan Perlengkapan Belajar, 6). Teknik Belajar.

Bab 3.  MEMBANGKITKAN MENTAL JUARA
Dalam bab ini, berisi petunjuk cara membentuk mental juara dan membangkitkan dorongan berprestasi. Petunjuk tersebut mencakup bagaimana cara merangsang membangkitkan aspirasi dan ambisi berprestasi serta semangat petarung yang gigih. Sehingga pada diri pelajar pun terus terpacu untuk membangun jalan pikirannya untuk menjadi atau menguasai sesuatu hingga tuntas. Dan yang lebih essensial lagi pada pelajar sadar akan dirinya yang belajar, sehingga belajar dilakukan dengan penuh larutan kegembiraan untuk belajar.

Bab  4. PANDUAN BELAJAR (Learning Guide)
Dalam bab ini, berisi petunjuk atau panduan langkah-langkah bagaimana belajar itu harus dilakukan. Petunjuk tersebut mencakup strategi bagaimana cara membangun kesiapan belajar, menciptakan mood belajar, menentukan tujuan yang hendak dicapai, membangun proses penalaran (menghidup, mengontrol penalaran) dan menggiring proses belajar secara praktis dan efektif, sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar.

Bab  5. MEMBANGUN KONSENTRASI BELAJAR
Dalam bab ini, berisi tentang apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar? Macam-macam gangguan konsentrasi belajar dan petunjuk bagaimana cara mengatasi gangguan konsentrasi belajar.

Bab 6. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Dalam bab ini, berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kualitas kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui critical thinking (berpikir kritis). Petunjuk tersebut mencakup tentang pengertian Berpikir Kritis (Critical Thinking), karakteristik pemikiran kritis, karakteristik pemikir kritis, mengembangkan sifat pemikir kritis, manfaat berpikir kritis, alasan-alasan mengapa memilih berpikir kritis, hambatan berpikir kritis, langkah-langkah berpikir kritis dan cara melatih berpikir kritis.

Bab 7. BERPIKIR KREATIF
Dalam bab ini diungkap, bahwa semua orang punya bakat kreatif, namun demikian tidak semua orang kreatif. Mengapa demikian? Ada banyak hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Untuk itu, dalam bab ini diuraikan faktor-faktor yang menjadi penghambat pikiran kreatif. Petunjuk bagaimana cara mengatasi segala bentuk hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Juga, diuraikan manfaat berpikir kreatif dan strategi pengembangan langkah-langkah berpikir kreatif.

Bab 8. BENARKAH KECERDASAN EMOSIONAL MENUNJANG KESUKSESAN BELAJAR?
Dalam bab ini mengungkap bagaimana pengaruh emosi dalam belajar, menjelaskan peranan kecerdasan emosional dalam memberi peluang dan keleluasaan IQ berkembang secara maksimal. Begitu juga berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional.

Bab 9.  BELAJAR PRESENTASI
Dalam bab ini berisi petunjuk langkah-langkah bagaimana cara menyajikan presentasi dengan baik dan meyakinkan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) bagaimana menentukan tujuan presentasi, 2) bagaimana mengenali dan memengaruhi audien, 3) bagaimana menyusun kerangka presentasi, 4) bagamana cara mempersiapkan slide, alat bantu visual atau alat peraga, 5) latihan presentasi, 6) bagaimana bersikap rileks saat presentasi, 7) Teknik penyajian presentasi.

Bab 10. BELAJAR MEMBUAT KARANGAN
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana cara membuat karangan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) Penentuan Jenis Karangan, 2)Mengembangkan Ide Cerita, 3) Mengembangkan Sinopsis Cerita, 4) Menyusun Kerangka Karangan, 5) Penggarapan Cerita, 6) Menyunting Cerita, 7) Menerbitkan Cerita.

Bab 11. BELAJAR MELUKIS PIKIRAN (Strategi Menulis dan Membuat Catatan)
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana menulis atau membuat catatan pemikiran secara efektif berupa lukisan pikiran, tanpa harus mengganggu ritme penalaran saat belajar. Teknik ini dapat menjadi sumber pendorong penciptaan pendalaman penalaran karena dapat mempertahankan dan meningkatkan fokus perhatian maupun konsentrasi saat belajar, baik itu belajar sendiri atau belajar di bawah bimbingan guru. Lukisan pikiran tersebut dapat menjadi gambaran atau skematis kerangka berpikir dalam memvisualkan pemahaman tentang pengetahuan yang diperoleh dan memudahkan dalam mereview kembali pemahaman pengalaman maupun pengetahuan yang telah peroleh di saat dibutuhkan. Juga, kemampuan melukis pikiran dapat menjadi petunjuk yang praktis dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan secara efektif.

Bab 12. Membangun Relasi
Bab ini mengungkap seseorang dikatakan baru sukses belajar, tentunya apabila dirinya mampu membuktikan atau mengimplementasikan hasil belajarnya di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja (usaha). Sementara, kesuksesan di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja sangat ditentukan oleh kemampuan membangun relasi (networking). Untuk menunjang keberhasilan dalam mengimplementasikan hasil belajar di tengah-tengah masyarakat, dunia kerja (usaha), maka dalam bab ini diberikan petunjuk, bagaimana cara membangun relasi tersebut.

Sistematis pengulasan yang dipergunakan buku ini cukup sederhana dan mudah dipahami oleh Anda. Buku ini disajikan tidak seperti buku referensi pada umumnya yang bersifat teoritis belaka, melainkan mengungkap hal-hal nyata, praktis dan efektif serta dilengkapi contoh kasus.
            Tentunya, setelah Anda mampu memahami dan dapat mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam buku ini, maka Anda pun mengatahui bagaimana melakukan cara belajar yang praktis dan efektif. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk mengatakan belajar itu susah.