Sabtu, 24 Maret 2012

Cara Mudah Cari Ide Cerita Buat Novel

Masalah ide cerita kadang cukup unik. Sebab, ide cerita terkadang datang dengan sendirinya atau sekonyong-konyong tanpa dipikirkan. Tetapi kadang ketika keinginan menulis begitu kuat, malah pikiran kosong dan ide cerita sulit sekali dimunculkan. Kalau dipaksakan pun yang terlihat hanya kertas buram yang dihadapan penulis. Lantas, bagaimana mencari ide cerita? Jawaban pertanyaan ini dapat Anda telusuri dari uraian berikut ini:

Ide cerita bisa muncul dari diri sendiri atau sekeliling pengarang
    Anda tidak perlu bingung, bagaimana cara mendapatkan ide cerita. Sebab, salah satu sumber ide cerita bisa datang dari diri Anda sendiri. Di sini tergantung kejelian Anda menggali ide cerita dari diri sendiri. Caranya, Anda tinggal menggali ingatan Anda tentang pengalaman dan perjalanan hidup Anda sendiri. Tentu Anda pernah mengalami kejadian yang unik, aneh, lucu atau mungkin kejadian (peristiwa) luar biasa yang tidak dapat Anda lupakan. Mungkin Anda ingat kejadian di sekolah dengan teman yang menyenangkan, menggelikan, mengharukan, menyedihkan, menyebalkan dan pertengkaran. Atau ingatan-ingatan kejadian lain yang terjadi di seputar Anda, ini semua dapat menjadi sumber ide cerita menarik Anda. Tetapi ini tergantung kejelian Anda untuk meramu dan memanfaatkan pengalaman Anda itu menjadi ide cerita yang menarik.
Contoh: novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Sumber ide cerita novel Laskar Pelangi ini tak lain adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah mengambil suka-duka pengalaman hidup Andrea Hirata dan teman-temannya sendiri ketika masa sekolah dasar. Setelah menemukan ide cerita atau topik pendidikan ini, maka sang penulis Andrea Hirata mengembangkan tema novel, yaitu kegigihan dalam menempuh perjuangan pendidikan.
Perlu diperhatikan, pengertian tema memang dapat dibedakan dari dua segi, yaitu 1) dari segi penggarapan atau proses penyusunan karangan, 2) segi hasil penggarapan atau dari karangan yang telah selesai dibuat. Pembuatan tema karangan dari segi penggarapan dimaksudkan untuk memberi kata kerja atau memberi arah penggarapan cerita agar memudahkan pengarang (penulis) mengembangkan ide ceritanya. Sementara, Pengertian tema dari segi hasil penggarapan adalah perumusan pesan atau suatu amanat utama yang akan disampaikan pengarang melalui karangan kepada pembaca.
Contoh lain: JK Rowling menemukan ide cerita Harry Potter karena terinspirasi ketika menunggu kereta api yang keberangkatan tertunda. Nama Potter diambil dari nama temannya sewaktu tinggal di Winterboune, pinggiran Bristol. JK Rowling begitu terkesan pada anak keluarga Potter yang suka bercanda itu. Dari kedua ingatan ini, Rowling meramunya menjadi ide cerita tentang sekolah sihir. Anda dapat melihat tema penggarapan dari novel Harry Potter, yaitu usaha untuk menghancurkan kekuatan penyihir hitam yang hendak menguasai dunia. Segment pasar yang dituju JK Rowling adalah kelompok pembaca anak dan remaja.
Anda pun dapat mengambil ide cerita dari hal-hal yang terjadi di sekeliling Anda. Misalnya, bagaimana dengan tetangga Anda? Mungkin Anda mempunyai tetangga yang mempunyai karakter baik, dengki, pengiri, culas, pemarah atau tidak pedulian? Juga, bagaimana dengan keluarga Anda sendiri maupun teman-teman Anda? Pernahkan mereka mengalami suatu kejadian aneh, lucu, tragis dan unik? Mungkin tante Anda seorang guru private, tetangga Anda seorang penyanyi atau sahabat Anda atlit balap sepeda? Pasti ada sesuatu yang bisa Anda gali menjadi ide cerita dari pengalaman mereka. Apabila Anda jeli menggali, pengalaman seorang tukang becak pun dapat Anda jadikan cerita. Misalnya, tema suka duka seorang tukang becak yang jatuh cinta kepada salah satu pelanggannya.
Ketika Anda belum terbiasa untuk menulis mungkin Anda dapat mengarang cerita dengan meminjam nama teman-teman atau orang-orang yang membuat Anda terkesan untuk dijadikan tokoh dalam cerita Anda. Dengan begitu, Anda sudah mendapatkan karakter tokoh tanpa perlu menciptakan karakter baru.

Inspirasi
    Ide cerita dapat muncul karena terinspirasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa atau suatu Negara. Itu dapat terjadi tergantung bagaimana Anda mampu memaknai dan mengeksplorasi momentum-momentum yang pernah terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa maupun suatu Negera menjadi sebuah ide cerita yang menarik.
    Contohnya, ide cerita novel Saman, karangan Ayu Utami ini terinspirasi pada peristiwa gerakan mahasiswa menentang pemerintah diakhir masa pemerintahan Orde Baru. Ayu Utami begitu jeli melihat situasi konflik yang terjadi pada saat itu. Kemudian dia menciptakan penokohan dan menambah unsur dramatikanya, sehingga menciptakan cerita yang menarik dan membawa pesan-pesan baru. Anda pun dapat melihat ide cerita novel Ca Bau Kan, karangan Remi Sylado terinspirasi pada situasi sosial-etnis menjelang akhir masa Hindia-Belanda sampai revolusi kemerdekaan Indonesia. Remi Sylado begitu terinspirasi melihat ketimpangan status sosial politik yang begitu tajam pada masa itu, sehingga dia menemukan ide cerita tentang perjuangan cinta sepasang anak manusia yang berbeda etnis. Begitu juga, ide cerita novel remaja, Cinta Sang Idola karangan Hendra Surya ini terinspirasi momentum yang lagi populer, yaitu reality show Indonesian Idol yang disiarkan stasiun TV RCTI. Hendra Surya jeli melihat momentum Indonesian Idol, sehingga dia menemukan ide cerita tentang cinta juara Indonesian Idol. Tema Cinta Sang Idola ini menceritakan tentang kegigihan Ikhzan si anak melayu yang ingin sukses dan meraih kekuatan cintanya kembali setelah dihina dan dipisahkan secara paksa dari kekasihnya yang bernama Tiara.
   
Media Massa
    Anda pun dapat menemukan ide cerita dari media massa, sepeti Koran, majalah, maupun buku. Media massa ini merupakan ladang cerita yang tak ada habisnya. Berita-berita hangat yang ditampilkan di media massa dapat dijadikan momentum pengembangan ide cerita yang menarik. Namun itu semua sangat tergantung bagaimana Anda mampu meramu dan memanfaatkan berbagai momentum berita yang ditampilkan itu menjadi sebuah kisah yang menarik.
    Misalnya, berita politik dunia bisa menjadi basis cerita espionase atau konspirasi persaingan politik. Berita bisnis bisa Anda jadikan cerita drama. Kemudian dari berita nasional bisa Anda dapatkan ide cerita yang menarik, seperti kasus Marsinah, peristiwa Lumpur Lapindo, pertikaian Poso dan sebagainya. Begitu juga, berita kriminalitas, seperti Ryan si penjagal, penganiayaan atau pembunuhan anggota keluarga merupakan sumber cerita thriller, detektif, action dan drama.

Riset Kekuatan Cerita
    Setelah ide Anda dapat dan cerita mulai terbentuk, langkah berikutnya adalah mengkaji tentang cerita dan karakter. Pengkajian ini perlu untuk memudahkan Anda mengembangkan cerita dan kekuatan (karakter) cerita yang akan Anda tulis. Jika Anda membuat cerita fiksi, maka isi cerita Anda tentu rekaan, tetapi ada unsur-unsur dari cerita yang non fiksi, misalnya yang terkait dengan pekerjaan dan karakternya. Cerita Anda akan mempunyai kekuatan cerita dan kredibilitas yang lebih tinggi bila pembaca dapat mengidentifikasikan dengan kenyataan sehari-harinya.
    Sebagai contoh, novel Cinta Sang Idola menceritakan tentang kisah cinta sang juara Indonesian Idol. Pertama, sang penulis harus mengetahui seluk beluk hal-hal yang berkaitan dengan ajang Indonesian Idol yang diselenggarakan TV RCTI, apa saja yang menjadi persyaratan untuk bisa ikut Indonesian Idol tersebut, apa saja yang diuji, bagaimana cara testnya, tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai final dan sebagainya. Untuk mengembangkan dramatisasinya, sang penulis memberikan motivasi dan kondisi pada tokoh utama dan benturan-benturan atau rintangan yang dibentuk agar terlihat kekuatan karakter ceritanya. Sang Penulis membuat tokoh dengan berbagai macam konflik, Anda dapat lihat tokoh utama pria tersebut digambarkan sebagai orang tak mampu, tak dipandang dan tak diperhitungkan karena kemiskinannya dan tak disukai oleh orangtua kekasihnya, namun dirinya mempunyai tekad yang kuat, bakat dan kemampuan dalam olah vokal. Sementara, tokoh wanitanya digambarkan sebagai wanita yang patuh karena adat, tetapi jiwanya bergejolak untuk menemukan kekuatan cintanya.
    Contoh di atas, memperlihatkan tahap pertama, bagaimana menemukan ide cerita dan tokoh utama cerita. Perlu Anda ingat, tokoh utama adalah jantung cerita dan roh cerita. Jika tokoh utama tidak disukai, maka cerita Anda menjadi tidak disukai pembaca. Jadi, pastikan tokoh utama Anda memiliki karakter dan sifat-sifat yang mengagumkan.
Setelah Anda memiliki ide cerita dan menentukan tokoh utama dalam cerita Anda, maka tahap kedua Anda harus merumuskan apa yang diinginkan, didambakan, dicapai oleh tokoh utama cerita Anda? Dengan kata lain, menentukan apa masalah utama yang dihadapi dan menghalangi keinginan dan dambaan tokoh utama? Sebagai catatan baik-buruknya cerita Anda sangat tergantung pada tokoh utama, maka dapat dibuat pernyataan yang sama benarnya, bahwa menarik tidaknya tokoh utama bergantung pada masalah penting yang dihadapinya.  Oleh karena itu, Anda harus membuat apa yang diinginkan dan didambakan tokoh utama juga menjadi yang dibutuhkan dan didambakan pembaca. Misalnya, dalam novel Harry Potter sang tokoh utama yaitu Harry Potter menginginkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, pembaca pun menginginkan Harry Potter mendapatkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort, sehingga pembaca terpacu ingin tahu bagaimana cara Harry Potter mewujudkan keinginan dan dambaannya itu.
    Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang kuat, maka Anda harus dapat menggambarkan keinginan dan dambaan tokoh utama dituangkan dalam bentuk kebutuhan internal dan eksternal. Harry Potter berusaha mewujudkan kebutuhan eksternalnya dengan berusaha mendapatkan piala quidditch dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, kebutuhan internal atau batin Harry Potter yaitu mendapatkan harga diri dan popularitas.  Kemudian, secara lebih mendalam keinginan Harry Potter untuk sukses mendapatkan piala dan mengalahkan Voldemort adalah untuk mendapatkan keluarga, komunitas dan cinta.
    Keinginan dan dambaan tokoh utama itu bisa berubah sepanjang cerita, namun perlu Anda ingat, keinginan dan dambaan tokoh utama merupakan faktor utama yang menarik perhatian pembaca, sehingga hal tersebut harus terlihat dan dinyatakan dengan jelas dari awal cerita. Perubahan keinginan dan dambaan tokoh utama dalam cerita, maka Anda harus membuat pembaca mengetahui, memahami apa keinginan dan dambaan baru tersebut.
    Selanjutnya, tahap ketiga Anda menentukan siapa atau apa yang menghalangi tokoh utama mendapatkan apa yang diinginkannya? Di sini Anda harus menentukan siapa atau apa saja yang terlihat sebagai wujud antagonis (tokoh jahat) dan siapa/apa yang jelas-jelas merupakan antagonis. Sebab, bagus-tidaknya cerita Anda ditentukan oleh tokoh jahat dan munculnya berbagai rintangan berat di sepanjang perjalanan tokoh utama. Sebagai penulis Anda tidak boleh berbaik hati dan membuat hidup tokoh utama (protagonis) Anda serba gampang, melainkan Anda harus mengisi kehidupan tokoh utama dengan banyak penderitaan, konflik dan rintangan.
    Berikutnya, tahap keempat Anda menentukan bagaimana pada akhirnya tokoh utama cerita Anda berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita harus selalu segar dan tak terduga. Anda harus dapat membuat kejutan. Anda harus dapat menggiring dan membuat pembaca berpikir dan menduga apa yang akan terjadi, tetapi terkecoh (tebakannya meleset).
    Selanjutnya, tahap kelima Anda harus menentukan siapa yang menceritakan cerita Anda? Atau menentukan kedudukan atau keterlibatan Anda sebagai penulis dalam cerita sebagai siapa? Apakah Anda menjadi orang pertama atau tokoh utama cerita yang menuturkan cerita, atau sebagai pihak ketiga yang menuturkan cerita Anda, tanpa melibatkan diri dalam cerita? Nah, kalau Anda memposisikan diri sebagai orang pertama dalam cerita, maka Anda menggunakan gaya bahasa aku dan sudut pandang aku sebagai tokoh utama yang bertutur dalam menceritakan cerita yang Anda bangun. Sementara, jika Anda menempatkan posisi orang ketiga dalam bertutur, maka Anda bertutur seolah-olah melihat kejadian secara detail dalam cerita (dapat melongok isi kepala para tokoh cerita), tapi tidak terlibat dalam cerita.
    Tahap keenam, Anda menentukan bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh dalam cerita Anda mengalami perubahan sepanjang cerita. Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang menarik, maka Anda harus memiliki tokoh utama yang mengalami jalan hidup berliku-liku dan berubah-ubah, agar pembaca dapat larut dan menikmati perjuangan hidup yang berliku-liku ini bersama tokoh utama. Atau pembaca seolah-olah merasa dirinya yang terlibat konflik dalam cerita. Untuk itu, Anda harus jeli membuat tahapan-tahapan perubahan tokoh utama dan tokoh pendukung lainnya agar alur cerita yang dibuat menarik, seperti di mana menempatkan dan bagaimana klimaks yang terjadi dan mengatur anti klimaks cerita Anda. Cerita tanpa adanya perubahan atau bersifat datar, maka akan menjemukan pembaca, sehingga minat baca pembaca pun hilang. Namun, yang perlu Anda ingat perubahan yang terjadi harus dibuat tahapan-tahapan logis secara berangsur-angsur, sehingga menjelang berakhirnya cerita perubahan tadi tampak nyata dan bisa dibenarkan, agar menimbulkan kesan yang mendalam.
    Tahap ketujuh, Anda harus mengungkapkan pesan tersirat yang akan Anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti yang Anda buat. Cerita tentu diarahkan dan digerakkan oleh tema cerita. Oleh karena itu, pesan tersirat yang ingin Anda sampaikan itu dapat Anda perlihatkan melalui peristiwa, tokoh-tokoh, dialog, narasi cerita dan sebagainya. Untuk menyampaikan makna tersirat yang lebih mendalam (khusus) dapat Anda gunakan bahasa-bahasa symbol dalam peristiwa, dialog atau naratif cerita.
    Pada akhirnya, tema cerita yang Anda sajikan sangat ditentukan oleh cara Anda mengakhiri cerita. Klimaks dan penutup akan menentukan pernyataan tematik cerita (pesan tersirat) dari cerita yang Anda buat. Oleh karena itu, perlu Anda perhatikan cara Anda mengakhiri cerita, apakah sudah sesuai dengan apa yang akan Anda sampaikan sesungguhnya.
Sebagai catatan: Dalam mengembangkan ide cerita, maka Anda harus dapat menemukan tema baru yang menarik, unik dan mempunyai keunggulan yang khas berbeda dari karya-karya yang sudah ada. Sebab, salah-satu persyaratan yang menentukan penerimaan penerbit adalah pemilihan tema. Hanya karya yang memiliki tema menarik atau tema baru saja yang diterima penerbit.
(Sumber: Hendra Surya, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, Elex Media Komputindo, 2011.)



Kamis, 03 November 2011

Cara Berpikir Orang GENIUS!!!



https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_Strategi_Jitu_Mencapai_Kesuksesan_Bel?id=7CpRDwAAQBAJ
Menjadi pelajar yang cerdas tentu menjadi impian setiap orang, bahkan orangtua, kakak, adik maupun saudara tentu berharap yang sama pada kita. Apalagi menjadi pelajar yang berprestasi dan unggul. Seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JKRowling (Penulis buku Harry Potter) dan lain-lain. Atau seperti Gita Gautawa(penyanyi), mampu mewujudkan mimpi seperti Andrea Hirata (Penulis Laskar Pelangi) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, kita punya semangat dan keberanian untuk menyontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidup maupun kemampuan mengaktualisasikan (memunculkan) segenap potensi yang kita miliki.
Ingat…belajar di Sekolah bukan sembarang belajar dan tanpa tujuan atau asal-asalan. Jangan pertaruhkan lamanya waktu belajar yang Anda tempuh di sekolah dengan sia-sia. Namun, Anda harus menyadari bagaimana cara belajar efektif. Juga, Anda harus mampu mengembangkan karakter kepribadian yang kuat dan memiliki kompetensi mumpuni yang mempunyai daya saing tinggi di era globalisasi ini.
Jika Anda selama ini selalu mengalami kesulitan atau menghadapi berbagai hambatan dalam melakukan proses belajar, itu disebabkan karena Anda belum memiliki strategi belajar yang tepat untuk melakukan kegiatan (proses) belajar. Tapi hal penting yang harus Anda ingat, bahwa menjadi orang pintar, cerdas, kreatif, percaya diri dan mandiri itu sebenarnya mudah. Jawaban dari hal penting ini, Anda harus menguasai Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar.
Bukti, mengutip berita Media Indonesia 29 Oktober 2009 menyatakan:
Apabila dikaitkan dengan standar ukuran internasional, siswa Indonesia hanya mampu menjawab soal-soal dalam kategori rendah dan sedikit sekali. “Bahkan, hampir tidak ada yang dapat menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tertinggi,” ujar Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kabalitbang) Depdiknas Mansyur Ramly di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan hal tersebut diperoleh dari hasil penelitian Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik) Nasional 2009 yang memaparkan antara lain prestasi siswa, kinerja guru, sistem ujian dan evaluasi kebijakan di bidang pendidikan.
Kemampuan membaca, menulis dan memahami (literasi) sains dan matematika siswa Indonesia jauh di bawah skor internasional, 500. Skor siswa itu diperoleh dari tiga survei terakhir studi internasional yaitu PIRLS 2006 (Progres in International Reading Literacy Study) yang mengukur kemampuan membaca siswa kelas IV SD/MI, dan PISA 2006 (Programme for International Student Assesment Study) yang mengukur kemampuan membaca matematika dan sains siswa berusia 15 tahun di SMP/MTs/SMA/MA/SMK.
“Begitu pula melalui survei terakhir pada TIMSS 2007 (Trend in International Mathematic and Science Study) yang mengukur kemampuan matematika dan sains siswa kelas VIII SMP/MTs. “Artinya, literasi sains dan matematika siswa Indonesia masih rendah,” kata Mansyur.
Kalau Anda mau melongok praktek pembelajaran di kelas pada umumnya sungguh memprihatinkan. Coba bayangkan, dalam praktek proses pembelajaran di kelas terlihat persentasi pelajar yang menguasai materi pembelajaran sangat kecil sekali. Kalau boleh dibilang pelajar yang mampu melakukan proses pembelajaran dengan benar hanya 10-20% saja. Itu pun pelajar yang dikategorikan anak pintar atau anak cerdas saja.
Secara umum, jika ditelaah lebih lanjut masalah rendahnya kemampuan daya serap pelajar, ternyata sebahagian besar bersumber dari masalah internal dari pelajar itu sendiri. Hal ini dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan R.L. Mooney dan Mary Alice Price di Amerika, menyatakan ada 2 kesukaran yang paling menonjol atau paling banyak dialami pelajar, yaitu:
1.  Tidak tahu bagaimana cara belajar yang efektif (don’t know how to study efektively)
2.  Tidak dapat memusatkan perhatian dengan baik (unable to concentrate will).
Namun Anda tidak perlu kuatir, belajar itu mudah dilakukan, jika Anda memiliki strategi yang mampu mengorganisir pikiran, sikap dan perbuatan untuk mengarahkan dan menggiatkan step by step (tahap demi tahap) proses belajar secara berstruktur atau sistematis dengan asyik. Anda janganlah mengacu, menjadi anak yang berprestasi harus memiliki IQ (Intellegence Quetient) tinggi. Itu sudah basi!!! Setiap orang mempunyai kesempatan dan peluang yang sama baik untuk menjadi anak yang berprestasi.
Menurut Thomas Alva Edison, peranan IQ itu hanya 1% saja menunjang keberhasilan seseorang, namun yang 99% adalah kemauan dan kerja keras. (Genius is one percent inspiration and ninety-nine percent perspiration)
Tentu Anda berharap dapat melakukan belajar dengan perasaan gembira. Kalau guru menerangkan pelajaran, maka Anda pun “langsung nyambung” dan mudah memahami apa yang dijabarkan. Anda pun betah berlama-lama memusatkan perhatian pada pelajaran. Persoalannya, bagaimana mewujudkan harapan tersebut menjadi suatu kenyataan?
            Buku panduan “Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar” ini akan membantu Anda memperoleh strategi belajar yang praktis dan efektif menjadi pelajar yang berprestasi dan memiliki kompetensi unggulan. Di dalamnya berisi petunjuk yang memandu Anda menemukan cara belajar praktis dan efektif. Bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, menggiring pikiran, menyusun kerangka berpikir step by step dan kreatif-inovatif dalam mengembangkan kompetensi diri Anda, mengembangkan metodologi belajar Anda, mencari solusi permasalahan yang menghambat Anda untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan mengenali, mengidentifikasi dan menganalisa bentuk hambatan yang mengganggu proses belajar. Nah, secara keseluruhan dalam buku ini memberi petunjuk-petunjuk kepada Anda, sebagai berikut:

Bab  1. LEARNING SKILLS
Dalam bab ini, berisi petunjuk  strategi cara berpikir efektif, cara mengembangkan sikap maupun psycho motor menjadi pelajar yang memiliki karakter kuat dan kompetensi unggulan. Petunjuk tersebut mencakup metode (kecakapan) bagaimana langkah-langkah cara membuka pikiran, mengarahkan (menggiring) pikiran, menyusun kerangka berpikir tahap demi tahap, mengembangkan imajinasi-kreatif dalam melakukan proses kegiatan (belajar). Pendek kata, dalam bab ini Anda dipandu bagaimana proses cara menyusun jalan pikiran dalam belajar atau melakukan sesuatu secara praktis dan efektif, sehingga terbentuk keterampilan belajar (Learning Skills) Anda. Jika Anda dapat menguasai Learning Skills (keterampilan belajar), maka belajar dapat dilakukan dengan mudah dan memaksimalkan kecerdasan Anda dalam menguasai pelajaran.

Bab  2.  KUNCI SUKSES BELAJAR
Dalam bab ini, berisi petunjuk yang menjadi prasyarat mencapai kesuksesan belajar. Dijelaskan ada 6 prasyarat utama yang menjadi kunci sukses belajar. Ke-enam prasyarat tersebut, antara lain: 1). Keteguhan Hati, 2). Disiplin dan Belajar Secara Teratur, 3). Kesehatan Jasmani dan Rohani, 4). Lingkungan Belajar Yang kondusif, 5). Sumber Belajar dan Perlengkapan Belajar, 6). Teknik Belajar.

Bab 3.  MEMBANGKITKAN MENTAL JUARA
Dalam bab ini, berisi petunjuk cara membentuk mental juara dan membangkitkan dorongan berprestasi. Petunjuk tersebut mencakup bagaimana cara merangsang membangkitkan aspirasi dan ambisi berprestasi serta semangat petarung yang gigih. Sehingga pada diri pelajar pun terus terpacu untuk membangun jalan pikirannya untuk menjadi atau menguasai sesuatu hingga tuntas. Dan yang lebih essensial lagi pada pelajar sadar akan dirinya yang belajar, sehingga belajar dilakukan dengan penuh larutan kegembiraan untuk belajar.

Bab  4. PANDUAN BELAJAR (Learning Guide)
Dalam bab ini, berisi petunjuk atau panduan langkah-langkah bagaimana belajar itu harus dilakukan. Petunjuk tersebut mencakup strategi bagaimana cara membangun kesiapan belajar, menciptakan mood belajar, menentukan tujuan yang hendak dicapai, membangun proses penalaran (menghidup, mengontrol penalaran) dan menggiring proses belajar secara praktis dan efektif, sehingga mampu mengoptimalkan hasil belajar.

Bab  5. MEMBANGUN KONSENTRASI BELAJAR
Dalam bab ini, berisi tentang apa yang dimaksud dengan konsentrasi belajar? Macam-macam gangguan konsentrasi belajar dan petunjuk bagaimana cara mengatasi gangguan konsentrasi belajar.

Bab 6. CRITICAL THINKING (BERPIKIR KRITIS)
Dalam bab ini, berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kualitas kemampuan berpikir tingkat tinggi melalui critical thinking (berpikir kritis). Petunjuk tersebut mencakup tentang pengertian Berpikir Kritis (Critical Thinking), karakteristik pemikiran kritis, karakteristik pemikir kritis, mengembangkan sifat pemikir kritis, manfaat berpikir kritis, alasan-alasan mengapa memilih berpikir kritis, hambatan berpikir kritis, langkah-langkah berpikir kritis dan cara melatih berpikir kritis.

Bab 7. BERPIKIR KREATIF
Dalam bab ini diungkap, bahwa semua orang punya bakat kreatif, namun demikian tidak semua orang kreatif. Mengapa demikian? Ada banyak hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Untuk itu, dalam bab ini diuraikan faktor-faktor yang menjadi penghambat pikiran kreatif. Petunjuk bagaimana cara mengatasi segala bentuk hambatan yang menjadi penghalang berpikir kreatif. Juga, diuraikan manfaat berpikir kreatif dan strategi pengembangan langkah-langkah berpikir kreatif.

Bab 8. BENARKAH KECERDASAN EMOSIONAL MENUNJANG KESUKSESAN BELAJAR?
Dalam bab ini mengungkap bagaimana pengaruh emosi dalam belajar, menjelaskan peranan kecerdasan emosional dalam memberi peluang dan keleluasaan IQ berkembang secara maksimal. Begitu juga berisi petunjuk bagaimana cara meningkatkan kecerdasan emosional.

Bab 9.  BELAJAR PRESENTASI
Dalam bab ini berisi petunjuk langkah-langkah bagaimana cara menyajikan presentasi dengan baik dan meyakinkan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) bagaimana menentukan tujuan presentasi, 2) bagaimana mengenali dan memengaruhi audien, 3) bagaimana menyusun kerangka presentasi, 4) bagamana cara mempersiapkan slide, alat bantu visual atau alat peraga, 5) latihan presentasi, 6) bagaimana bersikap rileks saat presentasi, 7) Teknik penyajian presentasi.

Bab 10. BELAJAR MEMBUAT KARANGAN
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana cara membuat karangan. Petunjuk tersebut meliputi: 1) Penentuan Jenis Karangan, 2)Mengembangkan Ide Cerita, 3) Mengembangkan Sinopsis Cerita, 4) Menyusun Kerangka Karangan, 5) Penggarapan Cerita, 6) Menyunting Cerita, 7) Menerbitkan Cerita.

Bab 11. BELAJAR MELUKIS PIKIRAN (Strategi Menulis dan Membuat Catatan)
Dalam bab ini berisi petunjuk bagaimana menulis atau membuat catatan pemikiran secara efektif berupa lukisan pikiran, tanpa harus mengganggu ritme penalaran saat belajar. Teknik ini dapat menjadi sumber pendorong penciptaan pendalaman penalaran karena dapat mempertahankan dan meningkatkan fokus perhatian maupun konsentrasi saat belajar, baik itu belajar sendiri atau belajar di bawah bimbingan guru. Lukisan pikiran tersebut dapat menjadi gambaran atau skematis kerangka berpikir dalam memvisualkan pemahaman tentang pengetahuan yang diperoleh dan memudahkan dalam mereview kembali pemahaman pengalaman maupun pengetahuan yang telah peroleh di saat dibutuhkan. Juga, kemampuan melukis pikiran dapat menjadi petunjuk yang praktis dalam menyusun rencana kegiatan yang akan dilakukan secara efektif.

Bab 12. Membangun Relasi
Bab ini mengungkap seseorang dikatakan baru sukses belajar, tentunya apabila dirinya mampu membuktikan atau mengimplementasikan hasil belajarnya di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja (usaha). Sementara, kesuksesan di tengah-tengah masyarakat atau dunia kerja sangat ditentukan oleh kemampuan membangun relasi (networking). Untuk menunjang keberhasilan dalam mengimplementasikan hasil belajar di tengah-tengah masyarakat, dunia kerja (usaha), maka dalam bab ini diberikan petunjuk, bagaimana cara membangun relasi tersebut.

Sistematis pengulasan yang dipergunakan buku ini cukup sederhana dan mudah dipahami oleh Anda. Buku ini disajikan tidak seperti buku referensi pada umumnya yang bersifat teoritis belaka, melainkan mengungkap hal-hal nyata, praktis dan efektif serta dilengkapi contoh kasus.
            Tentunya, setelah Anda mampu memahami dan dapat mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam buku ini, maka Anda pun mengatahui bagaimana melakukan cara belajar yang praktis dan efektif. Karena itu, tidak ada alasan lagi bagi Anda untuk mengatakan belajar itu susah.




 


Senin, 26 September 2011

Cara Belajar Efektif

Sukses Belajar itu sebenarnya mudah...! Namun, banyak orang kesulitan atau gagal dalam belajar disebabkan pilihan cara belajar yang buruk atau belajar asal-asalan. Oleh karena itu, jika Anda seorang yang bijak tentu tidak akan mempertaruhkan lamanya waktu proses belajar secara sia-sia atau mubazir. Untuk mendapatkan hasil belajar yang brilian sangat ditentukan cara belajar seseorang. Hanya orang bijak saja yang sukses dalam belajar, sebab dirinya terus mencari cara efektif dalam belajar untuk mencapai kesuksesan. Video di bawah ini merupakan salah satu langkah pilihan Cara Belajar Efektif.

Sabtu, 02 April 2011

Cara Terbaik Latih Disiplin Anak

VIVAnews - Tak mudah mengajarkan disiplin pada anak. Bila pendekatannya sampai salah, alih-alih mengikuti nasihat Anda, yang terjadi mereka justru akan memberontak.

Lupakan mendidik anak dengan menonjolkan kekuasaan orang dewasa, misalnya memarahi atau memukul. Karena hal ini akan mengajari si kecil untuk melawan.

Membimbing anak adalah sesuatu yang perlu dilakukan dengan penuh kehati-hatian dan sentuhan kasih sayang. Ingin tahu bagaimana mendidiknya, berikut ini caranya, dikutip dari laman Times of India.

- Jika ingin anak mengikuti kemauan Anda

Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jika ingin membiasakan mereka melakukan sesuatu, Anda harus memberinya contoh. Misalnya, membuang sampah di tempat yang benar, merapikan tempat tidur setelah bangun atau mengunyah makanan tanpa bersuara.

- Jika anak-anak sulit diatur di tempat umum

Bersabarlah dan mencoba memberi pandangan yang baik pada mereka. Jika mereka masih tidak memperhatikan Anda, ancam dengan hukuman. Namun, ingat untuk tidak menaikkan nada suara Anda atau memukul mereka. Sebab, aksi itu hanya akan membuat mereka tambah nakal.

- Selalu memperlakukan anak sebagai orang dewasa

Mereka juga mencari rasa hormat dan kepentingan dari orang tua. Memberikan pujian karena berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, memberi kesempatan memutuskan baju yang akan dibeli, misalnya. Hal itu akan membuat mereka merasa dihargai.

- Cobalah untuk tidak memarahi

Jika anda ingin marah, sebenarnya itu hanya menunjukkan titik lemah Anda. Anak-anak akan dengan cepat menangkap reaksi Anda, bahkan bisa meniru perbuatan itu. Akan lebih baik, Anda mengarahkan mereka untuk melakukan sesuatu hal yang lebih positif.

- Jika anak melakukan kenakalan di depan orang lain

Jangan berteriak pada mereka. Tunggu sampai Anda kembali ke rumah atau orang lain tersebut menjauh. Kemudian menjelaskan secara tegas bahwa perilaku semacam ini tidak bisa diterima. Ingatkan juga pada mereka bahwa jika mengulangi perilaku ini, Anda akan memberikan hukuman. (Sumber: Vivanews, Rabu, 9 Maret 2011)