Jumat, 01 Mei 2009

Miskin Bukan Berarti Tak Bisa


Novel Cinta Sang Idola sungguh menarik dan layak dibaca. Di mana tehnik penyajian novel ini ringan sangat cocok dengan selera anak remaja dan gaya yang ditampilkan pun cukup unik dengan mengusung gaya pop bertutur orang Melayu Deli. Sementara, si penutur orang yang baru ngetop dan bergaya orang Jakarta. Kisah yang diangkat sangat dekat dengan kejadian yang kerapkali melanda kaum remaja. Jalinan ceritanya sangat mengesankan, seperti kisah nyata. Harubiru lika-liku jalinan asmara, bagai Romeo dan Juliet. Tapi Uniknya lagi, jalinan cerita novel ini dapat memberi berbagai inspirasi bagi pembaca mensiasati alam pikir dan kreativitas mengembangkan diri untuk menunjukkan Ini Gue lho!!! Miskin bukan berarti Gue tak mampu…

Sebagai remaja yang baru tumbuh, merasakan cinta yang baru bersemi, tentu indahnya bukan main. Begitu juga yang dirasakan Ikhzan dan Tiara, kedua anak melayu ini. Mereka berdua ini kan lagi asyik dilanda gelombang cinta. Cinta yang bersemi pun menembus batas perbedaan yang menyolok di antara mereka berdua.

Tapi betapa hancur hati keduanya, ketika cinta mereka dipisahkan secara paksa oleh ayahnya Tiara. Perbedaan derajat bagai langit dan bumi jadi alasan Wan Hamzah memisahkan hubungan Tiara dengan Ikhzan. Apalagi, Wan Hamzah telah menjodohkan Tiara dengan Saiful. Makanya, Tiara dengan paksa dipindahkan sekolahnya ke Medan. Di Medan Tiara dipertemukan dengan Saiful, calon insinyur... Saiful pun lantas berusaha keras untuk menghapus memori Ikhzan dari benak pikiran Tiara. Sebagai putri melayu yang patuh memangku adat, Tiara terpaksa menjalani fitrahnya… Tapi hati kecilnya masih menyimpan rindu untuk menemukan kembali bunga cintanya…

Sementara, Ikhzan berusaha bangkit dari keterpurukan jiwanya dan tidak ingin berlarut-larut dalam kesedihan. Apalagi, support temannya, seperti Mirza, Dody, Fachri dan Rina sangat membantu dirinya. Rasa terhina Ikhzan membuat semangatnya membaja untuk merubah nasib. Dia boleh miskin, tapi siapa bilang dia tidak bisa Miskin bukan berarti hampa segala-galanya... Makanya, setelah menamatkan SMA, dia merantau. Di Medan Ikhzan berjuang merintis karier jadi penyanyi restoran.

Luka hati Ikhzan dan Tiara ternyata terbuka kembali, ketika mereka secara tak sengaja saling menyaksikan. Tiara lihat Ikhzan sudah jadi seorang penyanyi restoran dan mulai dapat banyak penggemar. Sedang Ikhzan saksikan Tiara berdampingan dengan tunangannya. Mereka ingin saling meluruk dalam dekapan, melepas jejak rindu, tapi tak sampai. Betapa pedih hati mereka rasanya…

Ketika ada audisi Idol di Medan, Ikhzan pun tidak menyia-nyiakan kesempatan emas ini. Ternyata atas kegigihan Ikhzan temukan jalan untuk membentuk talentanya. Diapun jadi bintang yang ngetop dan beken setelah menjadi pemenang Grand Final Indonesian Idol.

Di sini Ikhzan buktikan kekurangan bukan jadi halangan untuk maju. Kemampuan mensiasati alam pikir dan kreativitas untuk mengenali dan mengembangkan bakat tersembunyi mengantarkan dirinya temukan talenta yang brilian. Ikhzan mampu meniti dan mengembangkan talentanya, makanya jadi orang top dan beken.

Di samping itu, Ikhzan membuktikan untuk membuka mata dan meningkatkan harga dirinya bukan harus dengan kekerasan, tapi dengan talenta yang mengagumkan dan membuat orang bangga pada dirinya. Bagaimana sikap Wan Hamzah melihat Ikhzan menjadi bintang top dan selebriti? Bagaimana sikap Ikhzan sendiri terhadap Wan Hamzah dan Tiara setelah dia menjadi orang beken? Keberhasilan Ikhzan ini, apakah juga membawa kebahagiaannya kembali dan menemukan cintanya kembali? Atau Ikhzan menemukan bunga cintanya yang lain…

Cinta itu tidak bisa dipaksakan. Tapi siapa yang percaya akan kekuatan cinta, maka dia akan meraih kebahagiaan…

Jika Anda berminat untuk memiliki novel ini, maka segera pesan melalui :

  1. hendrasuryaw@gmail.com atau hendra.surya@ymail.com dengan mencantumkan nama/ alamat/nomor hp atau telepon/judul pesanan/ jumlah pesanan.
  2. Harga Novel Cinta Sang Idola adalah Rp. 43.000 dan tambah ongkos pengiriman Rp. 7000,-
  3. Segera transfer pembelian anda melalui no-rekening: 053801001739502 BRI Cabang Depok, a/n Drs. Hendra Surya.
  4. Setelah transfer uang pembelian, segera konfirmasi melalui SMS ke 085281085906 dengan format SMS: Pembelian/jumlah transfer + tiga nomor akhir Hp Anda/Nama bank Anda/ jam transfer/ Tanggal transfer/Nama Anda/Alamat Anda.
  5. Sertakan nomor unik Hp Anda dengan cara cantumkan tiga angka terakhir nomor Hp Anda pada jumlah transfer, misalnya: nomor Hp Anda : 081380689120 dan jumlah pembelian + ongkos kirim: Rp. 50.000, maka cantumkan dengan cara: Rp. 50.120,-

Wasalam Penulis,

Hendra Surya

http://hendrasurya.blogspot.com , hendra.surya@ymail.com

hp: 085281085906

Kamis, 05 Maret 2009

Pasangan Selingkuh?!


Siapa yang tidak cemburu, kalau mendengar pasangan suka jalan bareng dengan orang lain, yang notabene berlainan jenis kelamin? Apalagi, kabar angin tersebut mengemukakan, pasangan kerapkali mengunjungi tempat-tempat khusus di sela-sela jam kerjanya bersama pasangan barunya tersebut, seperti restoran, hotel dan cottage. Tentu, di benak pikiran kita langsung berkembang imajinasi yang macam-macam, membayangkan perbuatan pasangan. Dibayangkan pasangan telah membangun relasi intim dengan pasangan barunya. Bahkan, bayangan relasi seksual pun mungkin terlintas di alam pikiran. Seolah-olah apa yang dibayangkan itu benar-benar terjadi. Di dalam hati kita pun berkecamuk perasaan tak karuan. Perasaan cemas, sakit hati dan marah bercampur aduk. Kita pun menjadi tidak tenang, nervous, kesal dan pembawaannya pun mau marah terus dan bercampur sedih. Akhirnya selera makan pun hilang dan timbul gejala-gejala gangguan fisik, seperti sakit kepala, pusing, sesak di dada, mual, sakit perut dan sebagainya menyertai sikap emosional kita. (klik http://pengembangandiri.cjb.net )

Hal lain, kita merasa terus diteror, merasa tidak nyaman, kesal dan sangat terganggu oleh kecemburuan pasangan. Kita menjadi pusing menghadapi sikap pasangan yang terus menerus mencurigai seluruh aktivitas kita di luar, terutama aktivitas yang berhubungan dengan rekan bisnis atau rekan kerja yang kebetulan berbeda jenis kelamin dengan kita. Hal ini menyebabkan sebahagian besar relasi dengan pasangan selalu diwarnai dengan konflik yang seharusnya tidak perlu.

Begitu juga, kerapkali kita sepulang kerja langsung diinterogasi, seperti terdakwa. Sebenarnya, sesampainya kita di rumah setelah letih dan lelah sehabis kerja seharian tentu ingin mendapatkan suasana yang rileks, nyaman dan mendapatkan sambutan yang hangat dan menyenangkan. Bukan malah sebaliknya, suasana yang tidak nyaman dan panas yang membuat gerah hati kita. Begitu juga, rasa cemburu ini kadangkala membuat kita tidak nyaman di saat kita sedang keluar rumah bersama pasangan. Adakalanya kita bertemu teman atau bertatap mata dengan orang lain yang berbeda jenis kelamin dengan kita. Hal ini membuat pasangan menjadi cemburu dan marah besar. Alhasil, maksud hati keluar rumah bersama pasangan untuk mencari suasana yang menyegarkan, malah berubah menjadi berantakan karena relasi dengan pasangan menjadi memanas.

Dari kejadian-kejadian di atas, ternyata rasa cemburu ini memberikan pengalaman yang paling tidak menyenangkan dalam relasi antar pasangan. Di mana orang yang dilanda rasa cemburu mengalami pengalaman batin yang paling tidak mengenakkan dan membuat perasaan tertekan. Begitu juga, orang yang dicemburui menjadi tidak nyaman, kesal dan merasa sangat terganggu sekali. Alhasil, relasi yang terbangun pun menjadi memanas, bahkan dapat menjadi berantakan.

Di sini tentu kita akan bertanya-tanya, mengapa rasa cemburu dapat terjadi, bukan? Mengapa rasa cemburu selalu membuat suasana menjadi tidak nyaman dan hati terbakar? Lantas, bagaimana cara melepaskan diri dari rasa cemburu ini, bukan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik tersebut, maka kita harus menganalisis faktor pemicu timbulnya rasa cemburu itu. Begitu juga, usaha-usaha yang bagaimana yang dapat mengantisipasi dan mengatasi rasa cemburu tersebut, agar relasi yang terbangun antarpasangan menjadi harmonis tanpa mengalami gangguan.


Mengapa rasa cemburu dapat terjadi ?


Kalau kita perhatikan rasa cemburu ini pada umumnya muncul sebagai reaksi emosional dari pengalaman batin yang tidak menyenangkan, yang kerapkali muncul pada saat kita sedang atau sudah menjalin dan membina hubungan yang intim dengan seseorang atau pasangan. Misalnya, pada saat pacaran dan masa perkawinan. Terjadinya rasa cemburu pada seseorang, sebagai reaksi emosional dari proses penghayatan rasa kuatir yang teramat sangat akan kemungkinan kehilangan relasi yang sudah terbangun dan sangat berarti dengan seseorang atau pasangan karena munculnya orang ketiga yang dianggap sebagai pesaing yang nyata maupun pesaing imajiner atau yang dibayangkan ada.

Perasaan orang dilanda cemburu ini, ternyata sangat kompleks dan penuh larutan emosional. Di mana perasaan cemburu ini diikuti oleh berbagai perasaan yang tidak mengenakkan atau perasaan terluka. Perasaan yang terluka atau perasaan yang tidak enak yang menyertai rasa cemburu ini, di antaranya perasaan sedih, perasaan marah, perasaan terabaikan dan perasaan kesal karena kehilangan kebanggaan pada diri sendiri seperti rasa dicintai dan rasa didambakan oleh seseorang yang sangat berarti dan bermakna pada saat itu.

Namun, menurut Sawitri Supardi-Sadarjoen menyatakan, “terdapat tiga perasaan yang merupakan perasaan inti yang membuat definisi cemburu semakin jelas, yaitu sakit hati, kemarahan yang amat sangat yang sering sekaligus diikuti rasa cemas bahkan ketakutan” (Kompas, Cemburu, Kolom Konsultasi Psikologi, 10 Oktober 2004.)


Sakit hati

Orang yang dilanda rasa cemburu, tentu mengalami perasaan yang terluka dan merasa sakit hati pada pasangannya. Sakit hati itu terjadi atas hasil interpretasi pengamatan sikap dan perilaku pasangan yang dianggap telah gagal untuk menjaga kepercayaan yang dilimpahkan padanya. Di mana pasangan dianggap tidak mau lagi menghormati dan telah mengkhianati komitmennya terhadap bangun relasi yang telah terbina.


Kemarahan

Rasa sakit hati atas rasa dikhianati, dilecehkan, tidak dihargai dan diabaikan serta merasa tidak diperhitungkan lagi, tentu dirasakan sangat menyakitkan, sehingga membangkitkan reaksi emosional yang termanifestasi dalam wujud kemarahan. Nah kalau begitu, jangan heran kalau orang yang cemburu pembawaannya mau marah-marah terus. Bahkan, kemarahan orang yang dilanda cemburu dapat menjadi penyebab perilaku menyerang.

Secara ekstrem yang patut kita waspadai adalah kemarahan orang yang dilanda cemburu berat dapat melakukan tindakan apa saja yang sangat destruktif, tanpa mau memperhitungkannya secara rasional lagi. Misalnya, melakukan fitnah, penganiayaan dan bahkan, dapat melakukan pembunuhan pesaing atau pasangannya.


Rasa cemas dan ketakutan

Rasa cemas dan ketakutan pada orang yang dilanda cemburu ini didorong oleh timbulnya perasaan terancam akan sirnanya keberlangsungan hubungan intimnya yang telah terbina atau merasa akan kehilangan/putusnya ikatan emosional yang berarti dengan pasangan akibat hadirnya pesaing yang nyata maupun pesaing imajiner.

Rasa cemas dan ketakutan pada orang yang dilanda cemburu ini akan berkembang menjadi rasa curiga terus terhadap sikap, perilaku maupun perubahan perilaku pasangannya, sehingga membuat dirinya merasa tertekan. Begitu juga, rasa cemas dan ketakutan ini juga, yang mendorong dirinya suka membayangkan hal yang tidak-tidak atau mereka-reka apa yang diperbuat pasangan di luar rumah secara imajiner. Bahkan, bisa saja orang yang cemburu ini menghidupkan sendiri keberadaan pesaing romantisnya sebagai teman kencan pasangannya, sehingga dirinya menjadi panik dan dapat bertingkah laku yang tidak wajar lagi. Seperti memuncaknya kemarahannya dan termanifestasi dalam bentuk berbuatan negatif. Kalau sudah sampai demikian kecurigaan akibat cemburu yang berat ini, maka perilaku dirinya sudah menjadi bersifat patologis (penyakit psikis) karena ekspresi keadaannya menunjukkan perilaku paranoid.

Ketiga inti perasaan ini, secara terpadu mempengaruhi perubahan tingkat emosional, sikap dan perilaku orang yang sedang dilanda cemburu. Perkembangan rasa cemburu atau tingkat perubahan sikap dan perilaku sangat tergantung pada unsur perasaan yang dominan, namun unsur lain turut juga mempengaruhi perubahan tersebut.


Mengapa orang mudah cemburu?


Pertanyaan ini tentu sangat menggelitik kita, mengapa orang mudah cemburu? Kalau kita amati pada orang yang mudah dilanda rasa cemburu ini, kelihatan menggambarkan adanya suatu kelemahan atau kekurangan pada orang tersebut. Perilaku cemburu yang ditunjukkannya, mengindikasikan ketidakmampuannya membina ikatan emosional yang kokoh antarpasangan, sehingga muncul perasaan ketidakamanan terhadap bangun relasi yang dibinanya. Sedangkan, faktor yang menyebabkan perasaan ketidakamanan terhadap bangun relasi yang dibinanya dengan pasangan, sehingga muncul rasa cemburu, antara lain:


- Kurang komunikasi

Salah satu faktor yang menyebabkan orang mudah cemburu pada pasangannya karena adanya kurang komunikasi antarkeduanya, sehingga ada keraguan pada pasangan untuk dapat mempertahankan atau menjaga komitmen yang telah terjalin. Kurang komunikasi ini juga menyebabkan kita kurang mampu memahami pasangan kita, sehingga kita meragukan kemampuan pasangan untuk “tetap setia” pada kita.

Hal lain, kurang komunikasi ini membuat kita tidak tahu cara membangun relasi yang dapat membuat pasangan benar-benar mempunyai perasaan yang kuat untuk mempertahankan ikatan emosional dengan kita, agar dirinya tidak mudah beralih atau tertarik pada orang lain. Kita tidak mengetahui seberapa jauh kedekatan pasangan dengan kita dan pada posisi yang bagaimana kita ditempatkan di relung hatinya. Ketidaktahuan ini membuat kita kurang yakin, kurang percaya dan meragukan pasangan, sehingga membuat kita mudah menjadi cemburu, bila dia dekat dengan orang lain.


- Memiliki sikap tertutup

Orang yang bersifat tertutup ini berarti self centered atau terlalu sibuk dengan pikiran-pikirannya sendiri. Jika kita terlalu sibuk dengan pikiran-pikiran sendiri, bagaimana kita mampu membuat diri kita lebih disukai, disayangi dan dipahami oleh pasangan? Hal yang wajar, kita tidak mengetahui seberapa jauh pasangan menyukai, menyayangi dan setia pada kita. Bagaimana kita mengetahui pemahaman pasangan tentang diri kita dan kedalaman atau keintiman relasi pasangan dengan kita? Bagaimana pula kita bisa percaya pada pasangan, jika kita kurang atau tidak mampu memahami pasangan?

Jika kita mempertahankan sikap tertutup berarti kita tidak dapat menerima diri kita sendiri secara utuh. Kita tidak dapat menerima kelebihan dan kekurangan pada diri kita sendiri, sehingga kita menjadi cenderung negative thinking pada diri sendiri. Jika kita tidak mampu memahami diri sendiri, bagaimana kita mampu memahami diri orang lain. Alhasil, kita pun merasa tertekan karena tidak mengetahui kedalaman dan keintiman perasaan pasangan pada kita, sehingga kita selalu curiga, bahwa pasangan tidak tulus menerima kita apa adanya.


- Tidak memahami watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan.

Jika kita kurang memahami watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan, kerapkali kita salah menafsirkan atau menterjemaahkan sikap maupun perilaku pasangan kita, terutama sikap dan perilaku pasangan dalam pergaulannya. Salah tafsir ini yang dapat menimbulkan berbagai anasir-anasir yang belum tentu benar adanya.

Contohnya, kalau kita lihat pasangan terlihat sangat dekat dan begitu akrab dengan teman lawan jenisnya, belum tentu mengindikasikan mereka memiliki hubungan yang spesial. Mungkin pasangan mempunyai sifat yang supel dan mudah bergaul, sehingga dirinya sangat disenangi teman-temannya dan mereka begitu akrab. Pasangan kita itu punya kelebihan, seperti mudah sekali diajak ngobrol, sangat penuh perhatian, sangat penuh empati dan sangat menyenangkan, sehingga selalu menjadi tempat “curhat” teman-temannya. Bukankah sifat supel dan mudah bergaul serta memiliki empati yang dalam memang sangat dibutuhkan dalam pergaulan? Atau memang tuntutan suatu pekerjaan, mengharuskan pasangan dekat dan sangat kompak dalam suatu tim kerjasama untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Nah, kalau kita tidak memahami watak, sifat maupun karakter pasangan, maka dengan mudah kita dilanda api cemburu buta. Apalagi, kita kurang memahami atau tidak mempunyai wawasan yang luas tentang tuntutan pekerjaan pasangan.


- Tidak percaya diri.

Ketidakyakinan terhadap kemampuan pasangan untuk tetap menjaga dan mempertahankan relasi yang telah terbina, salah satu faktornya adalah karena terdorong oleh perasaan tidak percaya diri kita sendiri. Kita ragukan kedalaman cinta dan kesetiaan pasangan pada kita, karena kita takut cinta pasangan tidak sedalam yang kita harapkan. Kita beranggapan, kita tidak cukup pantas untuk mendampingi pasangan. Kita merasa kurang pas atau kurang sepadan dengan pasangan. Pendek kata, pikiran-pikiran negatif tentang penilaian diri kita sendiri kerapkali menghantui perasaan kita. Kita selalu memandang rendah diri kita sendiri dalam berbagai hal. Alhasil, kita merasa cemas dan kuatir pada pasangan mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari kita dan dirinya akan beralih pada orang lain tersebut. Perasaan cemas dan kuatir ini, yang menyebabkan kita mudah sekali dilanda rasa cemburu pada pasangan. Kita pun menjadi selalu curiga terhadap setiap gerak-gerik dan perubahan sikap dan perilaku pasangan.


- Mudah terpengaruh.

Kerapkali hati kita merasa sangat tersiksa dan cemas memikirkan akan kelanjutan relasi yang telah terbangun dengan pasangan, hanya karena gara-gara telinga kita terlalu sensitif. Hati kita menjadi galau dan sibuk mendengarkan hal-hal yang tidak mengenakkan masalah perilaku pasangan di luar. Kita menjadi dihantui bayangan, bahwa pasangan telah menjalin relasi yang intim dengan orang lain, tanpa sepengetahuan kita. Kita begitu yakin dengan kabar burung tersebut. Apalagi, pembawa kabar burung itu adalah orang yang sangat kita kenal dan sangat dekat dengan kita. Kita tanpa pikir mempercayai omongan orang tersebut. Alhasil, kita mudah terpancing emosi. Perasaan sakit hati, perasaan marah dan perasaan takut kehilangan bercampur aduk tak karuan, sehingga membangkitkan perasaan cemburu kita.

Demikianlah beberapa faktor yang merusak pikiran kita dan membuat kita tersiksa. Pikiran tidak enak yang membayang-bayangi atas perilaku pasangan terus menggerogoti hati kita, di mana pikiran jelek terus memenuhi dan melintas di benak kepala kita.


Bagaimana cara mengatasi rasa cemburu?


Setelah kita mengamati dan menelaah faktor-faktor yang menyebabkan orang mudah dijangkiti perasaan cemburu dengan cermat, maka kita dapat menentukan langkah-langkah untuk mengatasi dan mensikapi rasa cemburu ini, sebagai berikut:


§ Membangun komunikasi dengan baik.


Untuk mengatasi kesenjangan perasaan dan membentuk rasa saling pengertian serta mengeratkan ikatan emosional antarpasangan, maka kita mutlak harus mampu mengembangkan cara berkomunikasi yang baik dan intensif antarpasangan. Kita harus dapat menumbuhkan rasa cinta, rasa sayang, rasa saling percaya dan rasa terikat satu sama lain. Untuk itu, kita harus saling memahami perasaan, sikap, perilaku dan harapan masing-masing.

Nah, untuk menumbuhkan perasaan yang dalam dan kedekatan pasangan pada kita. Begitu juga, untuk mengetahui kedalaman perasaan pasangan terhadap kita, maka hal-hal yang perlu kita perhatikan dan perbuat dalam rangka membangun komunikasi yang baik antarpasangan, yaitu:


Pertama, Peka terhadap kepentingan maupun perasaan pasangan.

Setiap saat kita harus senantiasa menunjukkan kepekaan dan perhatian terhadap kepentingan atau masalah-masalah yang dihadapi pasangan maupun perasaan pasangan. Kita harus cepat tanggap terhadap perubahan ekspresi wajah, sikap dan perilaku pasangan. Namun perlu diingat, apa pun yang kita lakukan jangan sampai menyinggung perasaan pasangan. Untuk menunjukkan kepekaan, perhatian dan kepedulian kita dapat kita lakukan dengan cara:

- Mintalah pasangan untuk mengemukakan beban masalahnya.

Misalnya: - Di saat pasangan setelah pulang dari kantornya, kita dapat mengemukakan pendapat, “Aduh, kamu kelihatan letih sekali, sayang!” Kemudian dapat kita lanjutkan, “Apakah pekerjaan hari ini amat melelahkanmu, sayang?

- Wah, kamu kelihatan baru mendapat pengalaman yang tidak mengenakkan, sayang? Dapatkah kamu ceritakan pengalaman yang tidak mengenakkan itu…?

- Menunjukkan perhatian pada minat pasangan dengan melontarkan pujian untuk menyampaikan rasa tertarik atau rasa senang kita.

Misalnya: - Bagus sekali gaun yang kamu kenakan itu, sayang! Warna dan coraknya sungguh pas dengan bentuk tubuhmu… Dari mana kamu beli gaun itu?

- Kelihatannya pekerjaanmu lancar dan sukses hari ini, sayang. Coba ceritakan keberhasilanmu, tentu sangat menyenangkan!

Dengan cara memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian pasangan atau pada hal-hal yang terasa sangat memberatkan dirinya atau problema yang dihadapinya, berarti telah berusaha untuk mendapat tempat khusus di hati pasangan. Kita harus menempatkan diri sebagai “pendengar” yang penuh perhatian dan tanggap terhadap kepentingan pasangan. Dengan demikian, kita telah memperlihatkan rasa tertarik dan peka terhadap masalah-masalah pasangan dan membuat pasangan merasa senang, merasa diperhatikan, merasa sangat spesial dan merasa sangat dekat.


Kedua, Bagaimana membuat pasangan merasa senang untuk berbicara.

Selama kita mau menjadi pendengar yang baik, ketika pasangan berbicara, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar. Adakalanya di saat pasangan bicara, dirinya tidak menghendaki komentar sedikitpun dari kita. Ia hanya menginginkan kita mendengar dengan simpatik, agar beban di dadanya bisa tuntas dicurahkan. Untuk itu, kita harus dapat “mengendalikan diri untuk tidak berkomentar.” Namun, kita harus bersikap tenang, bijaksana dan cukup mendengar dengan penuh perhatian, terutama tunjukkan rasa simpatik dengan kontak mata langsung dan memberi senyum kesejukan penuh arti. Dukungan emosional ini sangat berarti sekali bagi pasangan.

Untuk menghindari terjadinya kevakuman, selain kita mendengarkan dengan penuh perasaan, kita dapat memberi tanggapan yang bersifat objektif, bukan komentar yang menggurui. Namun dapat memperlihatkan rasa simpati kita pada pasangan yang sedang bicara, misalnya:

- Ya, aku mengerti apa yang kamu maksud.”

- “Tentunya sangat menyenangkan sekali, coba kamu ceritakan lebih banyak padaku…”

- “Aku dapat memahami perasaanmu.”

- “Tentunya kamu sulit mengambil keputusan itu.”

Begitu juga, kita dapat mengajukan pertanyaan yang memperlihatkan rasa tertarik kita, tanpa bermaksud untuk mempengaruhinya, Misalnya:

- Kemudian apa yang terjadi selanjutnya?”

- “Bagaimana perasaanmu pada saat itu?”

- “Apa keinginanmu selanjutnya?”

- “Apa yang ingin kamu lakukan?”

Rasa simpati yang kita perlihatkan, tentu akan membuat pasangan merasa sangat diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan hubungan yang sangat intim dan membangun kedekatan yang sangat berarti sekali.


Ketiga, Jangan suka mencela.

Kita harus membuang atau menghilangkan kebiasaan suka mencela, mengkritik, mendebat, menggurui maupun sikap melecehkan pasangan. Terutama di saat dia sedang berbicara. Namun, jika kita diminta untuk memberi pendapat, maka nyatakanlah secara jelas, hati-hati, tulus dan objektif secara singkat, agar tidak terkesan menggurui. Yang perlu diingat, kemukakan pendapat hanya pada saat diminta.

Ketiga hal tersebut di atas, merupakan unsur-unsur penting untuk membina cara- cara mengembangkan komunikasi yang baik, yang dapat kita terapkan dalam membangun relasi yang intim dengan pasangan. Cara ini juga, akan menumbuhkan kedekatan ikatan emosional antarpasangan. Di mana dengan memahami perasaan dan kepentingan pasangan akan mengajarkan pada pasangan, bagaimana cara memahami perasaan kita juga. Tentu dirinya akan melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan. Apa yang telah kita perbuat menjadi sangat spesial bagi pasangan. Dengan demikian, kita pun begitu sangat berarti bagi pasangan.


§ Mengembangkan sikap terbuka.


Untuk menciptakan bangun relasi yang memiliki unsur untuk saling mempercayai, saling memperhatikan, membangun komitmen, memahami diri dan mengembangkan diri, maka kita harus dapat mengembangkan sikap terbuka. Keterbukaan diri ini sangat penting karena kita secara sadar mau menerima diri kita sendiri secara utuh, baik terhadap segala bentuk kelebihan maupun kekurangan yang kita miliki. Penerimaan diri ini sebagai modal bagi kesediaan kita untuk menerima kehadiran orang lain apa adanya.

Untuk dapat mengembangkan sikap terbuka, maka kita dituntut harus bisa mengembangkan pikiran positif dalam memandang berbagai hal. Ini termasuk untuk mengenali diri, memahami diri dan mengembangkan diri dengan kesediaan untuk mau belajar dari orang lain tentang hal-hal yang tidak diketahui oleh diri sendiri, melainkan dari pendapat, penilaian maupun usaha orang yang mengandung nilai-nilai positif. Dengan berpikiran positif kita dapat memaknai perbedaan pendapat, kritikan maupun reaksi terhadap sikap dan perilaku kita yang berbeda dari yang kita harapkan, jangan diartikan sebagai sikap merendahkan. Begitu juga, kita tidak mudah terpengaruh atau memaknai negatif sikap dan perilaku pasangan di tengah-tengah pergaulannya, atau jangan diartikan sebagai sikap menduakan, melecehkan atau merendahkan kita.

Dengan sikap terbuka kita dapat berbagi ide, pengalaman, pengamatan, perasaan dan sikap dengan cara berkomunikasi dengan baik dan menyenangkan serta saling menghargai satu sama lain. Begitu juga, kita dapat mengelola konflik yang terjadi dengan cara konstruktif. Dengan demikian, kita dapat mempertahankan dan merawat relasi yang telah terbangun.


§ Kenali watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan


Sudah seharusnya, kita mengenali dan memahami watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan. Dengan mengenali watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan memudahkan kita untuk menentukan bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan pasangan. Begitu juga, kita dapat menilai bagaimana sikap dan perilaku pasangan di lingkungan pergaulannya.

Cara mengenali watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan dapat kita lakukan dengan menjalin interaksi secara intensif. Saat interaksi dengan pasangan, kita pun dapat melakukan observasi atau pengamatan tingkah laku pasangan yang konsisten. Agar kita dapat melakukan pengamatan dengan baik, maka kita pun dituntut harus dapat mengembangkan cara berkomunikasi yang baik dan mampu mengembangkan sikap terbuka.

Dengan mempelajari watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan, maka kita dapat mengetahui kelebihan, kekurangan dan kebiasaan-kebiasaan pasangan. Dengan mengetahui kelebihan, kekurangan atau kelemahan dan kebiasaan-kebiasaan pasangan, maka memudahkan kita untuk menemukan cara berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan pasangan. Jika kita jeli dalam mengamati watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan dalam tingkah lakunya sehari-hari, maka kita pun dapat mengetahui titik lemah atau titik peka dari pasangan.

Dengan memperhatikan kelebihan, kebiasaan, kekurangan, titik lemah dan titik peka pasangan, maka kita dapat memanfaatkan peluang untuk dapat lebih mendekatkan diri pasangan dengan kita. Pendek kata, pemahaman diri pasangan ini memudahkan kita untuk menentukan cara berinteraksi dengan tepat, berkomunikasi dengan baik, membangun keintiman dan membangun kesetiaan pasangan.

Sebagai catatan: Untuk mendapatkan pemahaman pengetahuan tingkah laku dan kelemahan pasangan, maka kita dituntut untuk mencari berbagai cara yang jitu dan efektif untuk melakukan pendekatan padanya, agar dirinya benar-benar merasa sayang, cinta dan setia pada kita.


§ Mengembangkan rasa percaya diri kita


Kita harus dapat menghilangkan kebiasaan memandang rendah diri sendiri, kebiasaan suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain, kebiasaan suka menangisi atau mengeluhkan kekurangan-kekurangan yang kita miliki dan mengkuatirkan atau mencemaskan hadirnya atau munculnya pesaing yang dianggap lebih baik dari kita. Borok-borok yang menjadi penyakit hati dan menggerogoti jiwa kita ini harus segera dilenyapkan dari benak pikiran kita. Itu pun kalau kita mau tampil tegar dan penuh percaya diri.

Kita tidak boleh terpuruk pada situasi yang menekan, sikap mempertahankan atau membiarkan diri terombang-ambing oleh suasana hati yang negatif. Kita harus berani menyadari dan membuka diri dari cengkraman keburukan sikap mental kita. Kekurangan yang kita miliki bukan akhir dari segala-galanya, karena kita masih mempunyai potensi diri atau kelebihan yang tak boleh dipandang remeh. Untuk itu, kita harus lebih rasional dalam memandang berbagai permasalahan dan kita tidak boleh terjebak pada ekses emosional yang menyertai dari setiap masalah yang kita hadapi.

Kita harus mampu menghargai diri kita sendiri dengan selalu mengembangkan pikiran positif (positive thinking). Dengan mengembangkan pikiran positif, kita dapat menganalisis kekurangan-kekurangan yang ada pada diri sendiri untuk tidak dijadikan masalah. Kita harus punya keyakinan dan semangat yang tinggi untuk dapat mencari jalan keluar dengan strategi pemecahan masalah yang efektif untuk mengatasi setiap permasalahan yang timbul, terutama kesediaan untuk mencari akar permasalahan yang dihadapi. Dengan ditemukan penyebab masalah yang dihadapi, maka jalan keluar yang diperoleh akan lebih efektif.

Setelah kita mampu menyadari dan mengatasi kekurangan atau kelemahan untuk tidak dijadikan masalah, maka hal utama yang harus kita perhitungkan adalah memberdayakan potensi positif atau kelebihan yang kita miliki. Perlu kita ingat, bahwa setiap orang itu mempunyai potensi diri masing-masing dan berbeda-beda. Hanya orang yang bijak yang menyadarinya dan memberdayakannya menjadi kekuatan diri yang menonjol dan orang bodoh yang tidak mau mengakui dan menyadari potensi diri yang tersembunyi yang ada pada dirinya.

Oleh karena itu, bangun pesona dan citra diri kita dengan pikiran positif dan perbuatan nyata secara positif. Jika citra diri dan pesona kita telah terbentuk dan terpelihara, mengapa kita harus terjebak oleh kekuatiran akan munculnya pesaing.

Untuk membangun rasa percaya diri kita, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan, antara lain:

- yakin akan kekuatan diri sendiri.

- Selalu mengutamakan berpikir dan berbuat nyata secara positif.

- Berkemauan keras untuk berubah dalam rangka mengembangkan diri.

- Berusaha menciptakan peluang membangun pesona diri dan citra diri.

- Memiliki kontrol pribadi yang handal dalam menghadapi tantangan dan masalah dengan positive thinking.

§ Jangan mudah terpengaruh oleh bisikan atau suara miring

Kita harus memelihara suasana hati kita, waktu kita, pikiran kita, semangat hidup kita dan relasi kita dengan pasangan dengan selalu berpikiran positif. Jangan mudah terpengaruh atau terkecoh oleh kabar burung yang bersifat tendensius. Walau pun pembawa kabar burung tersebut orang yang sangat dekat dengan kita sekalipun.

Kita harus hati-hati, jika menanggapi kabar burung dan hendaknya terlebih dahulu harus mempertanyakan atau perhatikan, apa maksud pembawa berita burung tersebut menyampaikan hal-hal negatif tentang pasangan kita. Bisa jadi, ini karena terdorong oleh rasa iri hati dirinya saja atau dirinya mempunyai kepentingan yang tersembunyi. Oleh karena itu, jangan cepat panik atau emosional setiap ada berita burung yang datang. Kalau hati tetap merasa penasaran, lebih baik teliti dan selidiki terlebih dahulu kebenaran berita burung tersebut, agar jangan sampai kita menimbulkan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri serta merusak relasi yang telah terbina dengan baik dengan pasangan. Kita tidak boleh mengambil tindakan atau keputusan berdasarkan emosional dan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jangan korbankan relasi yang terbangun dengan susah payah, hanya karena bisikan yang belum jelas atau belum tentu benar. Jika bisikan itu benar adanya, maka berusahalah untuk mengintrospeksi diri dan mencari akar permasalahannya, mengapa hal tersebut dapat terjadi. Setelah menemukan akar permasalahan, maka berusahalah untuk mencari jalan keluarnya. Pertimbangkanlah dan berusahalah untuk memelihara dan mempertahankan relasi yang telah terbangun dengan menyingkirkan krikil-krikil yang mengganggu kehidupan bersama dalam ikatan emosional kita dengan pasangan.


Demikianlah langkah-langkah pendekatan yang dapat kita pergunakan untuk mengatasi rasa cemburu. Jika kita mampu mempraktikkan petunjuk-petunjuk di atas, kita pun dapat membebaskan diri dari belenggu kecemasan, ketakutan dan perasaan tertekan. Begitu juga, kita dapat mengendalikan sikap emosional kita.

Hal yang menggembirakan, jika kita mampu dan mahir mempergunakan petunjuk-petunjuk di atas, maka kita pun dapat membina relasi yang intim, harmonis, saling percaya dan bahagia dengan pasangan.

Jumat, 27 Februari 2009

Mengatasi Masalah Kesulitan Ekonomi Keluarga




https://play.google.com/store/books/details/Hendra_Surya_KIAT_MENGATASI_KONFLIK_ANTAR_PASUTRI?id=Rj1lDwAAQBAJ
Siapa yang tidak merasa sebal dan kesal? Jika melihat pasangan atau suami, sebagai kepala keluarga yang sangat diharapkan menjadi tulang punggung yang dapat menyokong ekonomi keluarga, namun tidak mampu berbuat banyak untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Belum lagi, sikap suami yang masa bodoh atau tidak mau mengerti terhadap urusan dan kebutuhan rumah tangga. Di mana suami melimpahkan begitu saja setiap urusan, kebutuhan dan kepentingan rumah tangga kepada sang isteri. Suami menutup mata dan tidak mau peduli terhadap kesulitan isteri. Isteri pun dengan susah payah menggantikannya menjadi tulang punggung keluarga untuk menutupi kebutuhan hidup keluarga dan mengurus segala kepentingan keluarga termasuk anak-anak.
Jika isteri berusaha menuntut tanggung-jawab dan peran suami terhadap urusan rumah tangganya, justru yang muncul adalah sikap emosionalnya. Suami menjadi pemarah dan gampang meledak amarahnya. Alhasil, tidak jarang timbul ketegangan, pertengkaran dan keributan yang mewarnai relasi antarpasangan suami isteri. Namun kekuatan fisik yang menjadikan kaum isteri menjadi kaum yang terpojok dan terus mengalah serta berjuang sendiri menanggulangi beban keluarga. 
Kejadian lain, yang menjadi sumber masalah dan rawan konflik hubungan antarpasangan, salah satu sebabnya sebagai akibat dari kehilangan sumber mata pencaharian atau terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) dan usaha yang mengalami kebangkrutan. Status baru sebagai pengangguran dapat membuat beban keluarga menjadi semakin berat. Apalagi, dirinya sebelumnya memang menjadi penyokong ekonomi keluarga tunggal.
Tidak jarang, seorang yang mengalami PHK atau yang mengalami kebangkrutan usaha sangat sulit untuik menemukan lapangan kerja baru. Tidak sedikit yang mengalami tekanan mental, sehingga tidak mampu lagi mencari solusi dalam menemukan pekerjaan baru. Alhasil, kepanikan kerapkali mewarnai relasi antarpasangan. Anda sangat berharap pasangan atau suami yang kena PHK cepat bangkit dan menemukan pekerjaan baru. Anda tentu menjadi cemas dan panik juga, melihat suami yang mengalami PHK, justru malah terperangkap atau terpuruk dalam ketakberdayaan. Apalagi, usahanya untuk mendapatkan pekerjaan baru, berulang kali mengalami kegagalan.
Kegagalan untuk mendapatkan pekerjaan baru tersebut yang kerapkali melanda pasangan atau suami menjadi pemicu ketegangan, pertengkaran dan keributan antarpasangan. Apalagi, suami menjadi berubah perangai atau sikap, akibat tekanan yang tak mampu diatasinya tersebut. Seperti sangat sensitif, susah diajak bicara dan menjadi emosional atau pemarah. Bahkan, susahnya kalau suami atau pasangan menjadi suka mabuk-mabukan dan berjudi.
Menghadapi situasi yang sedemikian sulit, tentu membuat hari-hari yang Anda lalui menjadi begitu berat. Anda seperti melalui dan menemukan jalan buntu, tidak tahu harus bagaimana dan tidak tahu apa yang harus Anda perbuat. Kadangkala timbul perasaan putus asa. Begitu juga, sikap atau pembawaan Anda maupun pasangan menjadi mudah marah dan emosional.
Namun, harus Anda sadari, kalau terus berlarut-larut terperangkap atau terpuruk dalam keputus-asaan atau ketakberdayaan, akan membuat hidup Anda terasa semakin berat. Relasi antarpasangan pun akan semakin tidak kondusif dan semakin memburuk, sehingga akan berkembang menjadi sikap saling menyalahkan. Pada akhirnya dapat membuat rumah tangga menjadi berantakan. Oleh karena itu, Anda harus dapat keluar dari keterpurukan tersebut. Anda harus dapat mengedepankan pola pikir secara rasional untuk menemukan solusi yang praktis dan tepat untuk keluar dari keterpurukan tersebut.
Untuk itu, tiada jalan lain selain Anda harus membina kembali dan membangun relasi antarpasangan dengan baik. Begitu juga, Anda harus menggalang kerjasama untuk menemukan resep mujarab untuk mengatasi kesulitan ekonomi keluarga secara bersama.
Memang menjadi sebuah ironi, kesulitan ekonomi keluarga menjadi sumber pemicu berbagai konflik dalam relasi antarpasangan suami isteri. Hal yang patut Anda sayangkan, bukannya timbul alternatif atau usaha untuk menemukan solusi atau jalan keluar dari kesulitan tersebut atau memperkokoh kebersamaan untuk mencari jalan keluarnya. Namun justru malah, sikap reaktif dan emosional yang membuat masalah menjadi semakin rumit dan berat. Oleh karena itu, Anda harus menyadari hal-hal yang dapat mendorong atau menyebabkan masalah kesulitan ekonomi keluarga berkembang menjadi konflik antarpasangan suami isteri, seperti:
Kadangkala Anda tanpa sadar telah berlaku secara emosional dalam mensikapi kondisi atau keadaan yang sangat tidak menguntungkan dan menyulitkan pemenuhan ekonomi keluarga. Anda sulit menerima kenyataan yang terjadi, seperti putusnya sumber mata pencaharian, kena PHK dan mengalami kebangkrutan. Lantas, Anda langsung mensikapi dengan sikap reaktif dan emosional, sebagai ungkapan perasaan kecewa, cemas dan panik.
Kebiasaan buruk sebagai manifestasi perasaan kecewa, cemas dan panik yang acapkali Anda perlihatkan saat pasangan atau suami tidak mampu berbuat lebih banyak sesuai dengan harapan Anda, seperti kebiasaan mengomel, marah, menekan, menuntut dan mendesak pasangan dengan kata “harus segera” menemukan sumber mata pencaharian baru atau pekerjaan yang layak dan mampu memenuhi kebutuhan keluarga. Itu Anda lakukan tanpa mau memperhatikan atau mempedulikan kesulitan maupun perasaan pasangan. Bahkan, tidak jarang sikap emosional turut menyertai ucapan maupun tindakan Anda untuk menyudutkan pasangan, seperti marah-marah, menjelekkan, melecehkan dan memaki pasangan.
Padahal, tanpa Anda sadari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, bukanlah membantu menyelesaikan persoalan. Namun akibatnya justru malah sebaliknya, menjadi sangat kontra produktif. Alhasil, pasangan yang sudah sangat tertekan akibat kehilangan pekerjaan atau penghasilan yang sangat minim, menjadi semakin tertekan dan mudah panik. Belum lagi, efek tekanan mental tersebut semakin menggoyahkan kestabilan emosinya, sehingga dapat menjadi tak terkontrol lagi. Maka tak heran, sikap reaktif akan dibalas sikap reaktif juga. Pasangan menjadi mudah tersinggung karena harga dirinya selalu dipojokkan atau dilecehkan, sehingga membangkitkan sikap emosionalnya. Sikap emosional pasangan ini, mudah mencari out-letnya, jalan keluarnya atau kompensasinya. Misalnya, suka marah-marah, mengamuk, masa bodoh, mabuk-mabukan, berjudi dan sebagainya.

Kehilangan mata pencaharian, kena PHK dan mengalami kebangkrutan usaha, tentu berdampak negatif pada kestabilan emosi seseorang. Apalagi, orang tersebut memiliki ketidaksiapan mental untuk menerima suatu kondisi yang paling tidak mengenakkan atau tragis dan kejadian yang luar biasa, sehingga dapat mengakibatkan shock mental pada dirinya.
Tekanan mental ini membuat orang tersebut terpuruk secara emosional dan mengalami ketegangan emosional secara berlanjut. Orang tersebut sangat sulit menerima kenyataan dirinya telah di PHK atau mengalami kebangkrutan. Pengalaman tersebut membuat dirinya merasa seperti orang bodoh dan merasa tak berarti apa-apa lagi. Dia cenderung untuk menyalahkan diri sendiri, mengutuk diri sebagai orang tak berdaya, kehilangan semangat dan antusiasme kerja, sulit tidur serta sesekali muncul perasaan menyesakkan dada yang membuat dirinya sangat menderita dan tidak berdaya. Dirinya merasa tak sanggup untuk bangkit melawan perasaan negatif yang muncul sebagai akibat tekanan psikologisnya.
Kondisi orang seperti ini, membuat dirinya cenderung terus menangisi nasib dirinya dan selalu meratap mengasihani diri. Jika ada orang yang berusaha untuk mengingatkan dan mendesak dirinya untuk bangkit dari keterpurukannya, namun dirinya terkesan masa bodoh. Dirinya asik dengan halusinasi dirinya sendiri. Tetapi ada juga yang bereaksi sebaliknya, dirinya sangat sensitif dan selalu curiga terhadap maksud orang lain. Dia cenderung menyalahtafsirkan setiap ucapan orang lain yang ditujukan padanya dan itu dianggapnya sebagai upaya untuk memojokkan, mempermalukan dan menghina dirinya saja, sehingga tidak jarang malah timbul ketegangan atau konflik.
Kehilangan pekerjaan atau terkena PHK dapat membuat orang yang mengalaminya menjadi sangat terpukul atau down. Jiwanya pun sangat terpukul dan labil oleh kejadian yang sangat tidak diharapkannya tersebut. Kejadian tersebut dapat juga meruntuhkan kepercayaan dirinya. Dirinya menjadi bimbang terhadap keyakinan kemampuan skillnya dan keyakinan untuk mendapatkan pekerjaan pengganti. Apalagi, usianya sudah tergolong tidak muda lagi, sehingga menyebabkan hatinya menjadi menciut untuk bersaing dengan pencari kerja yang masih muda. Belum lagi, pertimbangan posisi dan gaji yang bakalan diterimanya, jika bekerja kembali di tempat lain, sebagai pekerja baru. Dirinya sulit membayangkan imbalan materi yang bakalan diterimanya dengan tingkat kebutuhannya saat ini. Akhirnya dirinya terjebak dan berkutet dalam alam halusinasi yang diciptakannya sendiri dan dirinya menjadi gamang menghadapi realita yang ada dihadapannya.
Yang paling pahit dirasakan seseorang akibat PHK adalah hancurnya lambang kebanggaan dan kepercayaan diri terhadap diri sendiri. Di mana tadinya mungkin mempunyai posisi atau jabatan yang sangat strategis dan menyandang nama yang sangat pretitius, namun tiba-tiba semuanya menjadi hancur dan lenyap seketika. Diri pun menjadi terpuruk ke dalam ke-papa-an.
Kebimbangan atau kegamangan yang menyertai orang yang kehilangan pekerjaan atau menghadapi tekanan tersebut membuat semangat hidup menjadi melorot tajam. Diri lebih banyak dihantui oleh perasaan takut, seperti takut gagal, takut ditolak dan sebagainya daripada semangat untuk berbuat (action). Jika dirinya diajak berembuk untuk mendapatkan pekerjaan baru, maka dirinya cenderung suka mendebat, meragukan dan membuat argumentasi yang negatif dan pesimistis. Alhasil, yang muncul justru ketegangan emosional dan konflik.
Setelah Anda mempelajari uraian di atas, tentang kondisi tekanan kejiwaan yang dialami pasangan, sebagai akibat kehilangan sumber mata pencaharian, terkena PHK, pendapatan yang terlalu minim, sampai yang mengalami kebangkrutan usaha, dapat memberi gambaran pada Anda, bahwa sesungguhnya pasangan Anda sangat membutuhkan pertolongan, agar dirinya dapat keluar dari kesulitan yang melandanya atau menghimpitnya. Dirinya sangat tidak mengharapkan sikap maupun tindakan Anda yang dapat membuat beban mentalnya semakin berat dan kronis. Di sinilah pentingnya kehadiran Anda, untuk dapat memahami kondisi mental pasangan saat ini dan berusaha menberi bantuan padanya untuk keluar dari kesulitannya. Untuk itu, maka langkah-langkah pendekatan yang dibutuhkan untuk membantu pasangan keluar dari kesulitan yang menghimpitnya, sebagai berikut:

Kehilangan pekerjaan sebagai sumber mata pencaharian dan lambang kebanggaan diri, tentu memberi dampak negatif pada pasangan. Pasangan tentu mengalami kegoncangan mental atau shock mental. Situasi yang demikian, tentu sangat sulit untuk dilalui dan dihadapi oleh pasangan. Kepercayaan dirinya pun dapat goyah atau runtuh dan jiwanya pun dalam keadaan yang labil serta emosinya pun tidak stabil.
Oleh karena itu, Anda harus menyadari pasangan sedang berada dalam keadaan yang sulit dan labil, sehingga sangat membutuhkan pertolongan Anda, sebagai orang yang terdekat darinya. Anda harus dapat memberi dukungan emosional pada pasangan. Dukungan emosional yang Anda berikan tentu sangat berarti sekali pada pasangan untuk memulihkan semangat hidupnya dan kepercayaan dirinya. Berbeda kalau Anda menekannya, menyalahkannya, melecehkannya dan menuntutnya. Reaksi negatif yang Anda perlihatkan tersebut, malah dapat mengakibatkan pasangan semakin tertekan dan emosional.
Cara memberi dukungan emosional yang dapat Anda lakukan, antara lain:
- Anda harus menaruh perhatian dan kepedulian terhadap derita pasangan karena derita pasangan berarti derita Anda juga. Untuk itu, Anda perlu mengajak pasangan untuk mau membicarakan tentang masalahnya.
- Anda harus menyediakan diri sebagai klinik center pasangan atau sebagai tempat untuk memulihkan semangat hidup dan kepercayaan dirinya.
- Anda harus siap menjadi pendengar baik terhadap keluhan atau curhat pasangan.
- Anda harus dapat membantu menyadarkan pasangan untuk mau menerima kenyataan yang dihadapinya. Walaupun kenyataan itu dirasakannya sangat pahit dan berat. Namun itu telah terjadi dan tak dapat ditolak. Anda pun dapat membantu mengungkapkan, semakin keras pasangan menolak kenyataan atau tidak dapat menerima kenyataan atau menyesali kenyataan itu, maka pasangan akan merasakan kepahitan yang nyata. Pasangan akan semakin hanyut dan tenggelam ke dalam keterpurukan. Keterpurukan ini, tentu berdampak negatif terhadap segala aspek kehidupan pasangan maupun keluarga. Padahal, apa yang dialami saat ini, bukan akhir dari segala-galanya. Masih banyak hal yang masih dapat diperbuat. Tentu syaratnya Anda harus melupakan apa yang telah terjadi dan memulai kembali dengan semangat yang baru dan tantangan yang baru juga.
- Jangan lupa untuk membongkar beban mental dan mengembalikan semangat hidup pasangan membutuhkan suasana yang kondusif dan rileks. Bila perlu Anda dapat mengajak pasangan ke suatu tempat yang dapat menyegarkan dan menenangkan pikirannya.
- Jangan biarkan pasangan tenggalam dalam keterpurukan, ketakberdayaan dan kesedihan hati secara berlarut-larut. Untuk itu, diperlukan dukungan semangat atau spirit bagi pasangan secara kontinuitas.

Jika pasangan telah dapat menerima kenyataan yang terjadi dengan lapang dada dan ikhlas, maka Anda pun dapat membantu membangun kembali semangat hidup dan kepercayaan diri pasangan. Untuk membangun kembali semangat hidup dan kepercayaan diri pasangan, Anda dapat mengajak atau mendorong pasangan untuk segera menyusun planning (rencana) kembali untuk mendapatkan lapangan kerja baru dengan semangat baru dan potensi yang ada. Yang penting diperhatikan dalam menyampaikan usul untuk menyusun rencana tidak dengan cara menekan atau memojokkan pasangan. Pasangan diminta untuk menyusun berbagai alternatif yang mungkin dapat dikerjakan atau perbuat untuk mendapatkan lapangan kerja baru berdasarkan potensi yang ada.
Kalau ingin mendapatkan pekerjaan baru berdasarkan lowongan kerja, maka yang perlu diperhitungkan dan langkah-langkah untuk mendapatkannya, meliputi:
- Jenis pekerjaan yang dikehendaki.
- Dipikirkan bagaimana cara mendapatkan pekerjaan.
- Cara menyusun lamaran yang jitu dan efektif.
- Jangan ragu menemukan dan memanfaatkan jaringan kerja. Atau Anda berusaha untuk menemukan tokoh kunci yang dapat membantu mendapatkan pekerjaan, informasi tentang pekerjaan atau lowongan kerja, dan bahkan mendapatkan surat rekomendasi dan sebagainya.
- Jangan takut gagal dalam mencari lapangan kerja baru.
- Utamakan “action” atau berbuat/tindakan untuk mendapatkan pekerjaan.
- Cara mengantisipasi, jika menemukan kegagalan.
Nah, jika lowongan kerja terasa sudah sulit didapat, maka Anda menganjurkan pada pasangan untuk mengkaji kemungkinan menciptakan lapangan kerja sendiri. Seandainya Anda atau pasangan sudah terpatri ingin mempunyai usaha sendiri, maka jangan berhenti pada tahap keinginan saja. Jangan takut untuk memulai. Jangan biarkan diri dikalahkan oleh rasa takut menemui kegagalan. Untuk itu, Anda harus mampu memompa semangat untuk berhasil.

Sebagai kata kunci untuk berhasil membangun sebuah usaha adalah hanya dua kata, yakni lakukanlah segera. Apa saja yang bisa Anda lakukan berdasarkan potensi dan kemampuan yang Anda miliki, maka lakukanlah segera. Masalahnya sekarang adalah Anda harus jeli menangkap ide dan peluang untuk membuka usaha baru. Masalah ide atau peluang membuka usaha baru dapat Anda cari dari Koran, buku-buku, majalah, potensi yang ada pada diri sendiri, lingkungan dan sebagainya. Yang penting kepiawaian dan kreativitas Anda untuk melihat sesuatu untuk dijadikan peluang usaha.
Jika ingin mempunyai usaha, maka jangan terpaku atau berhenti hanya kerena masalah atau alasan permodalan. Untuk memulai suatu usaha tidak harus memulainya dengan modal besar. Anda dapat memulai atau merintis peluang usaha dengan modal yang relatif kecil, namun punya prospektif yang besar dan luas. Untuk itu, Anda harus jeli memilih peluang usaha yang tidak menuntut modal usaha yang besar. Misalnya, Anda dapat menjual usaha jasa, pembuatan kerajinan, pemanfaatan barang limba dan sebagainya. Terutama jangan remehkan peluang usaha dari pemanfaatan bahan-bahan yang tidak terpakai atau yang tidak diperhitungkan orang, namun setelah diolah sedemikian rupa, sehingga mempunyai potensi atau nilai ekonomis yang tinggi. Atau Anda dapat mendatangi biro perjalanan yang mengadakan paket perjalanan wisata atau umroh untuk mendapatkan fee dari setiap orang yang dapat berhasil Anda bawa dan mau ikut umroh atau wisata. Dan sebagainya.
Sebagai catatan, saat Anda memulai usaha baru, maka segala tenaga dan pikiran harus dikerahkan sepenuhnya untuk usaha tersebut. Masalah ditolak, ditertawakan, dilecehkan atau diremehkan orang bisa menjadi santapan sehari-hari. Oleh karena itu, Anda tidak boleh goyah oleh suara-suara sumbang tersebut. Anda tidak boleh putus asa, karena tidak ada seorang pun pengusaha yang langsung sukses tanpa mengalami kesulitan.
Untuk menunjang kesuksesan, ada baiknya Anda maupun pasangan aktif memperluas wawasan dengan cara memperluas pergaulan, baik perseorang maupun ikut organisasi. Begitu juga, jangan dilupakan untuk berusaha mendapatkan tokoh kunci yang dapat menopang dan mendukung pengembangan usaha Anda. Dari tokoh kunci tersebut, diharapkan Anda mendapat, antara lain:
- Pembinaan, pengarahan dan bimbingan pengembangan usaha secara prospektif.
- Sebagai pendamping atau bapak angkat.
- Dapat menjadi penjamin mendapatkan permodalan.
- Sebagai mitra usaha.
- Dan sebagainya.
Demikianlah cara atau petunjuk-petunjuk yang dapat Anda pergunakan untuk mengatasi kesenjangan komunikasi antarpasangan dalam menanggulangi kesulitan ekonomi keluarga secara efektif. Begitu juga, petunjuk-petunjuk di atas, memberi alternatif dan pemikiran yang dapat dipertimbangkan sebagai sebuah solusi bagi Anda semua untuk membuka peluang lapangan kerja sendiri dalam mengantisipasi kesulitan mendapatkan lapangan kerja.