Orang tua mana yang tidak merasa kuatir dan panik, jika mendengar dan menyaksikan peredaran narkoba kini sudah memasuki sekolah? Bahkan, ada anak SD yang mulai terjangkiti penyalahgunaan narkoba. Kini terbayang di benak pikiran, jangan-jangan peredaran narkoba sudah memasuki sekolah anak…! Jangan-jangan anak sudah mulai terpengaruh dan ingin mencoba-coba narkoba! Sudah tentu dalam hati kecil kita, tidak ingin anak terjerumus dalam kenakalan remaja maupun terlibat penyalahgunaan narkoba, bukan? Tentu jawabannya, tidak!!! Sudah pasti, setiap orang tua selalu menginginkan anaknya kelak jadi orang dan sukses.
Harapan orang tua pasti ingin anaknya, seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JK Rowling (Penulis buku Harry Potter) dan lain-lain. Atau seperti Sherina (penyanyi), Taufik Hidayat (pemain bulu tangkis) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, anak punya semangat dan keberanian untuk mencontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidupnya maupun mengaktualisasikan segenap kemampuan anak, tanpa dibayang-bayangi ketakutan terpengaruh kenakalan remaja maupun penyalahgunaan narkoba.
Lantas yang jadi persoalan, bagaimana mewujudkan harapan-harapan orang tua tersebut menjadi suatu kenyataan? Jika kita perhatikan anak terancam bermasalah dalam kenakalan remaja dan maupun terlibat penyalahgunaan narkoba. Lingkungan anak sekarang menjadi tidak aman dan tidak kondusif untuk bebas dari narkoba.
Kini, kita tidak dapat memungkiri penting sekali untuk melakukan tindakan preventif (pencegahan) penyalahgunaan narkoba pada anak sedini mungkin. Kita tidak boleh terlambat atau menunggu mengantisipasi penyalahgunaan narkoba pada anak. Apalagi menggantungkan diri pada sekolah anak. Jangan sampai anak telah menggunakan narkoba baru kita bertindak. Sebab, sekali anak telah terjerumus, maka sangat sulit bagi anak untuk keluar dari lingkaran setan narkoba. Mencegah itu lebih mudah dibandingkan mengobati. Apalagi masalah penyalahgunaan narkoba, bukan masalah yang sepele. Oleh karena itu, untuk mengatasi kerentanan kenakalan remaja maupun penyalahgunaan narkoba mutlak dibutuhkan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba pada anak.
Untuk mengembangkan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba memang tidak sederhana, melainkan dibutuhkan pengembangan kepribadian anak secara total dan berkaitan erat dengan keterampilan hidup (life skill) anak.
Permasalahan di lapangan yang membuat kita panik, jika anak bermasalah dalam pengembangan perilakunya. Seperti anak suka berkelahi, berselisih dan bermusuhan dengan temannya. Emosi anak tidak stabil. Hanya karena masalah sepele saja, emosinya langsung meledak-ledak. Apalagi anak bermasalah dengan percaya dirinya. Kadang anak gampang murung dan kecewa. Anak selalu mengeluh dalam pergaulannya, karena dia merasa tersisih. Dia tak punya keberanian mengembangkan pergaulannya dengan teman yang punya kemampuan di atas anak. Anak tak punya keberanian berkomunikasi dengan orang lain.
Tentunya kita tidak dapat memungkiri anak yang mengalami gangguan pengembangan perilakunya, tidak percaya diri, tidak memiliki keterampilan mengatasi masalah maupun keterampilan bergaul, tentu menghambat perkembangan pola kepribadian yang matang pada anak. Pola kepribadian anak yang tidak matang tentu sangat rentan terhadap kenakalan remaja maupun terlibat penyalahgunaan narkoba.
Mengingat begitu pentingnya keterampilan menolak (refusal skill) narkoba pada anak sebagai pertahanan diri dan self control anak terhadap pengaruh kenakalan remaja maupun penyalahgunaan narkoba. Keterampilan menolak (refusal skill) ini juga, menjadi sumber energi (kekuatan) diri anak untuk dapat mengaktualisasikan dirinya secara utuh, maka anak membutuhkan bantuan kita. Peran orang tua sangat vital dalam menumbuhkan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba anak karena orang tualah yang paling berpengaruh dan terdekat hubungannya dengan anak.
Untuk itu, kita harus membantu anak mengatasi kesulitan, kelemahan dan hambatannya dalam mengembangkan pola kepribadian yang matang dan keterampilan menolak (refusal skill) narkoba ini pada anak. Hal-hal penting yang harus diperhatikan untuk membantu mengembangkan pola kepribadian yang matang dan keterampilan menolak narkoba pada anak, antara lain:
Mengetahui pribadi anak yang rentan terhadap narkoba.
Mengetahui cara mengatasi penyimpangan perilaku anak.
Mengetahui cara membentuk kepribadian yang baik pada anak.
Mengetahui cara menumbuhkan percaya diri pada anak.
Mengetahui cara mengembangkan keterampilan mengatasi masalah pada anak.
Mengetahui cara mengembangkan keterampilan menolak narkoba pada anak
Mengetahui cara menghadapi anak yang kedapatan menyalahgunakan narkoba.
Untuk mendapatkan panduan cara di atas, dapat kita peroleh melalui buku-buku pengembangan anak. Sumber penulisan ini berdasarkan buku panduan: Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Sejak usia Dini, terbitan BNN, 2007, Percaya Diri Itu Penting, Drs. Hendra Surya, Elex Media Komputindo, 2007.