Kamis, 05 Maret 2009

Pasangan Selingkuh?!


Siapa yang tidak cemburu, kalau mendengar pasangan suka jalan bareng dengan orang lain, yang notabene berlainan jenis kelamin? Apalagi, kabar angin tersebut mengemukakan, pasangan kerapkali mengunjungi tempat-tempat khusus di sela-sela jam kerjanya bersama pasangan barunya tersebut, seperti restoran, hotel dan cottage. Tentu, di benak pikiran kita langsung berkembang imajinasi yang macam-macam, membayangkan perbuatan pasangan. Dibayangkan pasangan telah membangun relasi intim dengan pasangan barunya. Bahkan, bayangan relasi seksual pun mungkin terlintas di alam pikiran. Seolah-olah apa yang dibayangkan itu benar-benar terjadi. Di dalam hati kita pun berkecamuk perasaan tak karuan. Perasaan cemas, sakit hati dan marah bercampur aduk. Kita pun menjadi tidak tenang, nervous, kesal dan pembawaannya pun mau marah terus dan bercampur sedih. Akhirnya selera makan pun hilang dan timbul gejala-gejala gangguan fisik, seperti sakit kepala, pusing, sesak di dada, mual, sakit perut dan sebagainya menyertai sikap emosional kita. (klik http://pengembangandiri.cjb.net )

Hal lain, kita merasa terus diteror, merasa tidak nyaman, kesal dan sangat terganggu oleh kecemburuan pasangan. Kita menjadi pusing menghadapi sikap pasangan yang terus menerus mencurigai seluruh aktivitas kita di luar, terutama aktivitas yang berhubungan dengan rekan bisnis atau rekan kerja yang kebetulan berbeda jenis kelamin dengan kita. Hal ini menyebabkan sebahagian besar relasi dengan pasangan selalu diwarnai dengan konflik yang seharusnya tidak perlu.

Begitu juga, kerapkali kita sepulang kerja langsung diinterogasi, seperti terdakwa. Sebenarnya, sesampainya kita di rumah setelah letih dan lelah sehabis kerja seharian tentu ingin mendapatkan suasana yang rileks, nyaman dan mendapatkan sambutan yang hangat dan menyenangkan. Bukan malah sebaliknya, suasana yang tidak nyaman dan panas yang membuat gerah hati kita. Begitu juga, rasa cemburu ini kadangkala membuat kita tidak nyaman di saat kita sedang keluar rumah bersama pasangan. Adakalanya kita bertemu teman atau bertatap mata dengan orang lain yang berbeda jenis kelamin dengan kita. Hal ini membuat pasangan menjadi cemburu dan marah besar. Alhasil, maksud hati keluar rumah bersama pasangan untuk mencari suasana yang menyegarkan, malah berubah menjadi berantakan karena relasi dengan pasangan menjadi memanas.

Dari kejadian-kejadian di atas, ternyata rasa cemburu ini memberikan pengalaman yang paling tidak menyenangkan dalam relasi antar pasangan. Di mana orang yang dilanda rasa cemburu mengalami pengalaman batin yang paling tidak mengenakkan dan membuat perasaan tertekan. Begitu juga, orang yang dicemburui menjadi tidak nyaman, kesal dan merasa sangat terganggu sekali. Alhasil, relasi yang terbangun pun menjadi memanas, bahkan dapat menjadi berantakan.

Di sini tentu kita akan bertanya-tanya, mengapa rasa cemburu dapat terjadi, bukan? Mengapa rasa cemburu selalu membuat suasana menjadi tidak nyaman dan hati terbakar? Lantas, bagaimana cara melepaskan diri dari rasa cemburu ini, bukan?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menggelitik tersebut, maka kita harus menganalisis faktor pemicu timbulnya rasa cemburu itu. Begitu juga, usaha-usaha yang bagaimana yang dapat mengantisipasi dan mengatasi rasa cemburu tersebut, agar relasi yang terbangun antarpasangan menjadi harmonis tanpa mengalami gangguan.


Mengapa rasa cemburu dapat terjadi ?


Kalau kita perhatikan rasa cemburu ini pada umumnya muncul sebagai reaksi emosional dari pengalaman batin yang tidak menyenangkan, yang kerapkali muncul pada saat kita sedang atau sudah menjalin dan membina hubungan yang intim dengan seseorang atau pasangan. Misalnya, pada saat pacaran dan masa perkawinan. Terjadinya rasa cemburu pada seseorang, sebagai reaksi emosional dari proses penghayatan rasa kuatir yang teramat sangat akan kemungkinan kehilangan relasi yang sudah terbangun dan sangat berarti dengan seseorang atau pasangan karena munculnya orang ketiga yang dianggap sebagai pesaing yang nyata maupun pesaing imajiner atau yang dibayangkan ada.

Perasaan orang dilanda cemburu ini, ternyata sangat kompleks dan penuh larutan emosional. Di mana perasaan cemburu ini diikuti oleh berbagai perasaan yang tidak mengenakkan atau perasaan terluka. Perasaan yang terluka atau perasaan yang tidak enak yang menyertai rasa cemburu ini, di antaranya perasaan sedih, perasaan marah, perasaan terabaikan dan perasaan kesal karena kehilangan kebanggaan pada diri sendiri seperti rasa dicintai dan rasa didambakan oleh seseorang yang sangat berarti dan bermakna pada saat itu.

Namun, menurut Sawitri Supardi-Sadarjoen menyatakan, “terdapat tiga perasaan yang merupakan perasaan inti yang membuat definisi cemburu semakin jelas, yaitu sakit hati, kemarahan yang amat sangat yang sering sekaligus diikuti rasa cemas bahkan ketakutan” (Kompas, Cemburu, Kolom Konsultasi Psikologi, 10 Oktober 2004.)


Sakit hati

Orang yang dilanda rasa cemburu, tentu mengalami perasaan yang terluka dan merasa sakit hati pada pasangannya. Sakit hati itu terjadi atas hasil interpretasi pengamatan sikap dan perilaku pasangan yang dianggap telah gagal untuk menjaga kepercayaan yang dilimpahkan padanya. Di mana pasangan dianggap tidak mau lagi menghormati dan telah mengkhianati komitmennya terhadap bangun relasi yang telah terbina.


Kemarahan

Rasa sakit hati atas rasa dikhianati, dilecehkan, tidak dihargai dan diabaikan serta merasa tidak diperhitungkan lagi, tentu dirasakan sangat menyakitkan, sehingga membangkitkan reaksi emosional yang termanifestasi dalam wujud kemarahan. Nah kalau begitu, jangan heran kalau orang yang cemburu pembawaannya mau marah-marah terus. Bahkan, kemarahan orang yang dilanda cemburu dapat menjadi penyebab perilaku menyerang.

Secara ekstrem yang patut kita waspadai adalah kemarahan orang yang dilanda cemburu berat dapat melakukan tindakan apa saja yang sangat destruktif, tanpa mau memperhitungkannya secara rasional lagi. Misalnya, melakukan fitnah, penganiayaan dan bahkan, dapat melakukan pembunuhan pesaing atau pasangannya.


Rasa cemas dan ketakutan

Rasa cemas dan ketakutan pada orang yang dilanda cemburu ini didorong oleh timbulnya perasaan terancam akan sirnanya keberlangsungan hubungan intimnya yang telah terbina atau merasa akan kehilangan/putusnya ikatan emosional yang berarti dengan pasangan akibat hadirnya pesaing yang nyata maupun pesaing imajiner.

Rasa cemas dan ketakutan pada orang yang dilanda cemburu ini akan berkembang menjadi rasa curiga terus terhadap sikap, perilaku maupun perubahan perilaku pasangannya, sehingga membuat dirinya merasa tertekan. Begitu juga, rasa cemas dan ketakutan ini juga, yang mendorong dirinya suka membayangkan hal yang tidak-tidak atau mereka-reka apa yang diperbuat pasangan di luar rumah secara imajiner. Bahkan, bisa saja orang yang cemburu ini menghidupkan sendiri keberadaan pesaing romantisnya sebagai teman kencan pasangannya, sehingga dirinya menjadi panik dan dapat bertingkah laku yang tidak wajar lagi. Seperti memuncaknya kemarahannya dan termanifestasi dalam bentuk berbuatan negatif. Kalau sudah sampai demikian kecurigaan akibat cemburu yang berat ini, maka perilaku dirinya sudah menjadi bersifat patologis (penyakit psikis) karena ekspresi keadaannya menunjukkan perilaku paranoid.

Ketiga inti perasaan ini, secara terpadu mempengaruhi perubahan tingkat emosional, sikap dan perilaku orang yang sedang dilanda cemburu. Perkembangan rasa cemburu atau tingkat perubahan sikap dan perilaku sangat tergantung pada unsur perasaan yang dominan, namun unsur lain turut juga mempengaruhi perubahan tersebut.


Mengapa orang mudah cemburu?


Pertanyaan ini tentu sangat menggelitik kita, mengapa orang mudah cemburu? Kalau kita amati pada orang yang mudah dilanda rasa cemburu ini, kelihatan menggambarkan adanya suatu kelemahan atau kekurangan pada orang tersebut. Perilaku cemburu yang ditunjukkannya, mengindikasikan ketidakmampuannya membina ikatan emosional yang kokoh antarpasangan, sehingga muncul perasaan ketidakamanan terhadap bangun relasi yang dibinanya. Sedangkan, faktor yang menyebabkan perasaan ketidakamanan terhadap bangun relasi yang dibinanya dengan pasangan, sehingga muncul rasa cemburu, antara lain:


- Kurang komunikasi

Salah satu faktor yang menyebabkan orang mudah cemburu pada pasangannya karena adanya kurang komunikasi antarkeduanya, sehingga ada keraguan pada pasangan untuk dapat mempertahankan atau menjaga komitmen yang telah terjalin. Kurang komunikasi ini juga menyebabkan kita kurang mampu memahami pasangan kita, sehingga kita meragukan kemampuan pasangan untuk “tetap setia” pada kita.

Hal lain, kurang komunikasi ini membuat kita tidak tahu cara membangun relasi yang dapat membuat pasangan benar-benar mempunyai perasaan yang kuat untuk mempertahankan ikatan emosional dengan kita, agar dirinya tidak mudah beralih atau tertarik pada orang lain. Kita tidak mengetahui seberapa jauh kedekatan pasangan dengan kita dan pada posisi yang bagaimana kita ditempatkan di relung hatinya. Ketidaktahuan ini membuat kita kurang yakin, kurang percaya dan meragukan pasangan, sehingga membuat kita mudah menjadi cemburu, bila dia dekat dengan orang lain.


- Memiliki sikap tertutup

Orang yang bersifat tertutup ini berarti self centered atau terlalu sibuk dengan pikiran-pikirannya sendiri. Jika kita terlalu sibuk dengan pikiran-pikiran sendiri, bagaimana kita mampu membuat diri kita lebih disukai, disayangi dan dipahami oleh pasangan? Hal yang wajar, kita tidak mengetahui seberapa jauh pasangan menyukai, menyayangi dan setia pada kita. Bagaimana kita mengetahui pemahaman pasangan tentang diri kita dan kedalaman atau keintiman relasi pasangan dengan kita? Bagaimana pula kita bisa percaya pada pasangan, jika kita kurang atau tidak mampu memahami pasangan?

Jika kita mempertahankan sikap tertutup berarti kita tidak dapat menerima diri kita sendiri secara utuh. Kita tidak dapat menerima kelebihan dan kekurangan pada diri kita sendiri, sehingga kita menjadi cenderung negative thinking pada diri sendiri. Jika kita tidak mampu memahami diri sendiri, bagaimana kita mampu memahami diri orang lain. Alhasil, kita pun merasa tertekan karena tidak mengetahui kedalaman dan keintiman perasaan pasangan pada kita, sehingga kita selalu curiga, bahwa pasangan tidak tulus menerima kita apa adanya.


- Tidak memahami watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan.

Jika kita kurang memahami watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan, kerapkali kita salah menafsirkan atau menterjemaahkan sikap maupun perilaku pasangan kita, terutama sikap dan perilaku pasangan dalam pergaulannya. Salah tafsir ini yang dapat menimbulkan berbagai anasir-anasir yang belum tentu benar adanya.

Contohnya, kalau kita lihat pasangan terlihat sangat dekat dan begitu akrab dengan teman lawan jenisnya, belum tentu mengindikasikan mereka memiliki hubungan yang spesial. Mungkin pasangan mempunyai sifat yang supel dan mudah bergaul, sehingga dirinya sangat disenangi teman-temannya dan mereka begitu akrab. Pasangan kita itu punya kelebihan, seperti mudah sekali diajak ngobrol, sangat penuh perhatian, sangat penuh empati dan sangat menyenangkan, sehingga selalu menjadi tempat “curhat” teman-temannya. Bukankah sifat supel dan mudah bergaul serta memiliki empati yang dalam memang sangat dibutuhkan dalam pergaulan? Atau memang tuntutan suatu pekerjaan, mengharuskan pasangan dekat dan sangat kompak dalam suatu tim kerjasama untuk menyelesaikan tugas pekerjaannya. Nah, kalau kita tidak memahami watak, sifat maupun karakter pasangan, maka dengan mudah kita dilanda api cemburu buta. Apalagi, kita kurang memahami atau tidak mempunyai wawasan yang luas tentang tuntutan pekerjaan pasangan.


- Tidak percaya diri.

Ketidakyakinan terhadap kemampuan pasangan untuk tetap menjaga dan mempertahankan relasi yang telah terbina, salah satu faktornya adalah karena terdorong oleh perasaan tidak percaya diri kita sendiri. Kita ragukan kedalaman cinta dan kesetiaan pasangan pada kita, karena kita takut cinta pasangan tidak sedalam yang kita harapkan. Kita beranggapan, kita tidak cukup pantas untuk mendampingi pasangan. Kita merasa kurang pas atau kurang sepadan dengan pasangan. Pendek kata, pikiran-pikiran negatif tentang penilaian diri kita sendiri kerapkali menghantui perasaan kita. Kita selalu memandang rendah diri kita sendiri dalam berbagai hal. Alhasil, kita merasa cemas dan kuatir pada pasangan mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari kita dan dirinya akan beralih pada orang lain tersebut. Perasaan cemas dan kuatir ini, yang menyebabkan kita mudah sekali dilanda rasa cemburu pada pasangan. Kita pun menjadi selalu curiga terhadap setiap gerak-gerik dan perubahan sikap dan perilaku pasangan.


- Mudah terpengaruh.

Kerapkali hati kita merasa sangat tersiksa dan cemas memikirkan akan kelanjutan relasi yang telah terbangun dengan pasangan, hanya karena gara-gara telinga kita terlalu sensitif. Hati kita menjadi galau dan sibuk mendengarkan hal-hal yang tidak mengenakkan masalah perilaku pasangan di luar. Kita menjadi dihantui bayangan, bahwa pasangan telah menjalin relasi yang intim dengan orang lain, tanpa sepengetahuan kita. Kita begitu yakin dengan kabar burung tersebut. Apalagi, pembawa kabar burung itu adalah orang yang sangat kita kenal dan sangat dekat dengan kita. Kita tanpa pikir mempercayai omongan orang tersebut. Alhasil, kita mudah terpancing emosi. Perasaan sakit hati, perasaan marah dan perasaan takut kehilangan bercampur aduk tak karuan, sehingga membangkitkan perasaan cemburu kita.

Demikianlah beberapa faktor yang merusak pikiran kita dan membuat kita tersiksa. Pikiran tidak enak yang membayang-bayangi atas perilaku pasangan terus menggerogoti hati kita, di mana pikiran jelek terus memenuhi dan melintas di benak kepala kita.


Bagaimana cara mengatasi rasa cemburu?


Setelah kita mengamati dan menelaah faktor-faktor yang menyebabkan orang mudah dijangkiti perasaan cemburu dengan cermat, maka kita dapat menentukan langkah-langkah untuk mengatasi dan mensikapi rasa cemburu ini, sebagai berikut:


§ Membangun komunikasi dengan baik.


Untuk mengatasi kesenjangan perasaan dan membentuk rasa saling pengertian serta mengeratkan ikatan emosional antarpasangan, maka kita mutlak harus mampu mengembangkan cara berkomunikasi yang baik dan intensif antarpasangan. Kita harus dapat menumbuhkan rasa cinta, rasa sayang, rasa saling percaya dan rasa terikat satu sama lain. Untuk itu, kita harus saling memahami perasaan, sikap, perilaku dan harapan masing-masing.

Nah, untuk menumbuhkan perasaan yang dalam dan kedekatan pasangan pada kita. Begitu juga, untuk mengetahui kedalaman perasaan pasangan terhadap kita, maka hal-hal yang perlu kita perhatikan dan perbuat dalam rangka membangun komunikasi yang baik antarpasangan, yaitu:


Pertama, Peka terhadap kepentingan maupun perasaan pasangan.

Setiap saat kita harus senantiasa menunjukkan kepekaan dan perhatian terhadap kepentingan atau masalah-masalah yang dihadapi pasangan maupun perasaan pasangan. Kita harus cepat tanggap terhadap perubahan ekspresi wajah, sikap dan perilaku pasangan. Namun perlu diingat, apa pun yang kita lakukan jangan sampai menyinggung perasaan pasangan. Untuk menunjukkan kepekaan, perhatian dan kepedulian kita dapat kita lakukan dengan cara:

- Mintalah pasangan untuk mengemukakan beban masalahnya.

Misalnya: - Di saat pasangan setelah pulang dari kantornya, kita dapat mengemukakan pendapat, “Aduh, kamu kelihatan letih sekali, sayang!” Kemudian dapat kita lanjutkan, “Apakah pekerjaan hari ini amat melelahkanmu, sayang?

- Wah, kamu kelihatan baru mendapat pengalaman yang tidak mengenakkan, sayang? Dapatkah kamu ceritakan pengalaman yang tidak mengenakkan itu…?

- Menunjukkan perhatian pada minat pasangan dengan melontarkan pujian untuk menyampaikan rasa tertarik atau rasa senang kita.

Misalnya: - Bagus sekali gaun yang kamu kenakan itu, sayang! Warna dan coraknya sungguh pas dengan bentuk tubuhmu… Dari mana kamu beli gaun itu?

- Kelihatannya pekerjaanmu lancar dan sukses hari ini, sayang. Coba ceritakan keberhasilanmu, tentu sangat menyenangkan!

Dengan cara memberi perhatian khusus pada hal-hal yang amat menarik perhatian pasangan atau pada hal-hal yang terasa sangat memberatkan dirinya atau problema yang dihadapinya, berarti telah berusaha untuk mendapat tempat khusus di hati pasangan. Kita harus menempatkan diri sebagai “pendengar” yang penuh perhatian dan tanggap terhadap kepentingan pasangan. Dengan demikian, kita telah memperlihatkan rasa tertarik dan peka terhadap masalah-masalah pasangan dan membuat pasangan merasa senang, merasa diperhatikan, merasa sangat spesial dan merasa sangat dekat.


Kedua, Bagaimana membuat pasangan merasa senang untuk berbicara.

Selama kita mau menjadi pendengar yang baik, ketika pasangan berbicara, maka komunikasi akan berjalan dengan lancar. Adakalanya di saat pasangan bicara, dirinya tidak menghendaki komentar sedikitpun dari kita. Ia hanya menginginkan kita mendengar dengan simpatik, agar beban di dadanya bisa tuntas dicurahkan. Untuk itu, kita harus dapat “mengendalikan diri untuk tidak berkomentar.” Namun, kita harus bersikap tenang, bijaksana dan cukup mendengar dengan penuh perhatian, terutama tunjukkan rasa simpatik dengan kontak mata langsung dan memberi senyum kesejukan penuh arti. Dukungan emosional ini sangat berarti sekali bagi pasangan.

Untuk menghindari terjadinya kevakuman, selain kita mendengarkan dengan penuh perasaan, kita dapat memberi tanggapan yang bersifat objektif, bukan komentar yang menggurui. Namun dapat memperlihatkan rasa simpati kita pada pasangan yang sedang bicara, misalnya:

- Ya, aku mengerti apa yang kamu maksud.”

- “Tentunya sangat menyenangkan sekali, coba kamu ceritakan lebih banyak padaku…”

- “Aku dapat memahami perasaanmu.”

- “Tentunya kamu sulit mengambil keputusan itu.”

Begitu juga, kita dapat mengajukan pertanyaan yang memperlihatkan rasa tertarik kita, tanpa bermaksud untuk mempengaruhinya, Misalnya:

- Kemudian apa yang terjadi selanjutnya?”

- “Bagaimana perasaanmu pada saat itu?”

- “Apa keinginanmu selanjutnya?”

- “Apa yang ingin kamu lakukan?”

Rasa simpati yang kita perlihatkan, tentu akan membuat pasangan merasa sangat diperhatikan, sehingga dapat menimbulkan hubungan yang sangat intim dan membangun kedekatan yang sangat berarti sekali.


Ketiga, Jangan suka mencela.

Kita harus membuang atau menghilangkan kebiasaan suka mencela, mengkritik, mendebat, menggurui maupun sikap melecehkan pasangan. Terutama di saat dia sedang berbicara. Namun, jika kita diminta untuk memberi pendapat, maka nyatakanlah secara jelas, hati-hati, tulus dan objektif secara singkat, agar tidak terkesan menggurui. Yang perlu diingat, kemukakan pendapat hanya pada saat diminta.

Ketiga hal tersebut di atas, merupakan unsur-unsur penting untuk membina cara- cara mengembangkan komunikasi yang baik, yang dapat kita terapkan dalam membangun relasi yang intim dengan pasangan. Cara ini juga, akan menumbuhkan kedekatan ikatan emosional antarpasangan. Di mana dengan memahami perasaan dan kepentingan pasangan akan mengajarkan pada pasangan, bagaimana cara memahami perasaan kita juga. Tentu dirinya akan melakukan hal yang sama dengan apa yang kita lakukan. Apa yang telah kita perbuat menjadi sangat spesial bagi pasangan. Dengan demikian, kita pun begitu sangat berarti bagi pasangan.


§ Mengembangkan sikap terbuka.


Untuk menciptakan bangun relasi yang memiliki unsur untuk saling mempercayai, saling memperhatikan, membangun komitmen, memahami diri dan mengembangkan diri, maka kita harus dapat mengembangkan sikap terbuka. Keterbukaan diri ini sangat penting karena kita secara sadar mau menerima diri kita sendiri secara utuh, baik terhadap segala bentuk kelebihan maupun kekurangan yang kita miliki. Penerimaan diri ini sebagai modal bagi kesediaan kita untuk menerima kehadiran orang lain apa adanya.

Untuk dapat mengembangkan sikap terbuka, maka kita dituntut harus bisa mengembangkan pikiran positif dalam memandang berbagai hal. Ini termasuk untuk mengenali diri, memahami diri dan mengembangkan diri dengan kesediaan untuk mau belajar dari orang lain tentang hal-hal yang tidak diketahui oleh diri sendiri, melainkan dari pendapat, penilaian maupun usaha orang yang mengandung nilai-nilai positif. Dengan berpikiran positif kita dapat memaknai perbedaan pendapat, kritikan maupun reaksi terhadap sikap dan perilaku kita yang berbeda dari yang kita harapkan, jangan diartikan sebagai sikap merendahkan. Begitu juga, kita tidak mudah terpengaruh atau memaknai negatif sikap dan perilaku pasangan di tengah-tengah pergaulannya, atau jangan diartikan sebagai sikap menduakan, melecehkan atau merendahkan kita.

Dengan sikap terbuka kita dapat berbagi ide, pengalaman, pengamatan, perasaan dan sikap dengan cara berkomunikasi dengan baik dan menyenangkan serta saling menghargai satu sama lain. Begitu juga, kita dapat mengelola konflik yang terjadi dengan cara konstruktif. Dengan demikian, kita dapat mempertahankan dan merawat relasi yang telah terbangun.


§ Kenali watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan


Sudah seharusnya, kita mengenali dan memahami watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan. Dengan mengenali watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan memudahkan kita untuk menentukan bagaimana cara berkomunikasi yang efektif dengan pasangan. Begitu juga, kita dapat menilai bagaimana sikap dan perilaku pasangan di lingkungan pergaulannya.

Cara mengenali watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan dapat kita lakukan dengan menjalin interaksi secara intensif. Saat interaksi dengan pasangan, kita pun dapat melakukan observasi atau pengamatan tingkah laku pasangan yang konsisten. Agar kita dapat melakukan pengamatan dengan baik, maka kita pun dituntut harus dapat mengembangkan cara berkomunikasi yang baik dan mampu mengembangkan sikap terbuka.

Dengan mempelajari watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan, maka kita dapat mengetahui kelebihan, kekurangan dan kebiasaan-kebiasaan pasangan. Dengan mengetahui kelebihan, kekurangan atau kelemahan dan kebiasaan-kebiasaan pasangan, maka memudahkan kita untuk menemukan cara berinteraksi dan berkomunikasi secara baik dengan pasangan. Jika kita jeli dalam mengamati watak, sifat, sikap dan perilaku pasangan dalam tingkah lakunya sehari-hari, maka kita pun dapat mengetahui titik lemah atau titik peka dari pasangan.

Dengan memperhatikan kelebihan, kebiasaan, kekurangan, titik lemah dan titik peka pasangan, maka kita dapat memanfaatkan peluang untuk dapat lebih mendekatkan diri pasangan dengan kita. Pendek kata, pemahaman diri pasangan ini memudahkan kita untuk menentukan cara berinteraksi dengan tepat, berkomunikasi dengan baik, membangun keintiman dan membangun kesetiaan pasangan.

Sebagai catatan: Untuk mendapatkan pemahaman pengetahuan tingkah laku dan kelemahan pasangan, maka kita dituntut untuk mencari berbagai cara yang jitu dan efektif untuk melakukan pendekatan padanya, agar dirinya benar-benar merasa sayang, cinta dan setia pada kita.


§ Mengembangkan rasa percaya diri kita


Kita harus dapat menghilangkan kebiasaan memandang rendah diri sendiri, kebiasaan suka membanding-bandingkan diri dengan orang lain, kebiasaan suka menangisi atau mengeluhkan kekurangan-kekurangan yang kita miliki dan mengkuatirkan atau mencemaskan hadirnya atau munculnya pesaing yang dianggap lebih baik dari kita. Borok-borok yang menjadi penyakit hati dan menggerogoti jiwa kita ini harus segera dilenyapkan dari benak pikiran kita. Itu pun kalau kita mau tampil tegar dan penuh percaya diri.

Kita tidak boleh terpuruk pada situasi yang menekan, sikap mempertahankan atau membiarkan diri terombang-ambing oleh suasana hati yang negatif. Kita harus berani menyadari dan membuka diri dari cengkraman keburukan sikap mental kita. Kekurangan yang kita miliki bukan akhir dari segala-galanya, karena kita masih mempunyai potensi diri atau kelebihan yang tak boleh dipandang remeh. Untuk itu, kita harus lebih rasional dalam memandang berbagai permasalahan dan kita tidak boleh terjebak pada ekses emosional yang menyertai dari setiap masalah yang kita hadapi.

Kita harus mampu menghargai diri kita sendiri dengan selalu mengembangkan pikiran positif (positive thinking). Dengan mengembangkan pikiran positif, kita dapat menganalisis kekurangan-kekurangan yang ada pada diri sendiri untuk tidak dijadikan masalah. Kita harus punya keyakinan dan semangat yang tinggi untuk dapat mencari jalan keluar dengan strategi pemecahan masalah yang efektif untuk mengatasi setiap permasalahan yang timbul, terutama kesediaan untuk mencari akar permasalahan yang dihadapi. Dengan ditemukan penyebab masalah yang dihadapi, maka jalan keluar yang diperoleh akan lebih efektif.

Setelah kita mampu menyadari dan mengatasi kekurangan atau kelemahan untuk tidak dijadikan masalah, maka hal utama yang harus kita perhitungkan adalah memberdayakan potensi positif atau kelebihan yang kita miliki. Perlu kita ingat, bahwa setiap orang itu mempunyai potensi diri masing-masing dan berbeda-beda. Hanya orang yang bijak yang menyadarinya dan memberdayakannya menjadi kekuatan diri yang menonjol dan orang bodoh yang tidak mau mengakui dan menyadari potensi diri yang tersembunyi yang ada pada dirinya.

Oleh karena itu, bangun pesona dan citra diri kita dengan pikiran positif dan perbuatan nyata secara positif. Jika citra diri dan pesona kita telah terbentuk dan terpelihara, mengapa kita harus terjebak oleh kekuatiran akan munculnya pesaing.

Untuk membangun rasa percaya diri kita, maka hal-hal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan, antara lain:

- yakin akan kekuatan diri sendiri.

- Selalu mengutamakan berpikir dan berbuat nyata secara positif.

- Berkemauan keras untuk berubah dalam rangka mengembangkan diri.

- Berusaha menciptakan peluang membangun pesona diri dan citra diri.

- Memiliki kontrol pribadi yang handal dalam menghadapi tantangan dan masalah dengan positive thinking.

§ Jangan mudah terpengaruh oleh bisikan atau suara miring

Kita harus memelihara suasana hati kita, waktu kita, pikiran kita, semangat hidup kita dan relasi kita dengan pasangan dengan selalu berpikiran positif. Jangan mudah terpengaruh atau terkecoh oleh kabar burung yang bersifat tendensius. Walau pun pembawa kabar burung tersebut orang yang sangat dekat dengan kita sekalipun.

Kita harus hati-hati, jika menanggapi kabar burung dan hendaknya terlebih dahulu harus mempertanyakan atau perhatikan, apa maksud pembawa berita burung tersebut menyampaikan hal-hal negatif tentang pasangan kita. Bisa jadi, ini karena terdorong oleh rasa iri hati dirinya saja atau dirinya mempunyai kepentingan yang tersembunyi. Oleh karena itu, jangan cepat panik atau emosional setiap ada berita burung yang datang. Kalau hati tetap merasa penasaran, lebih baik teliti dan selidiki terlebih dahulu kebenaran berita burung tersebut, agar jangan sampai kita menimbulkan perbuatan yang dapat merugikan diri sendiri serta merusak relasi yang telah terbina dengan baik dengan pasangan. Kita tidak boleh mengambil tindakan atau keputusan berdasarkan emosional dan alasan yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Jangan korbankan relasi yang terbangun dengan susah payah, hanya karena bisikan yang belum jelas atau belum tentu benar. Jika bisikan itu benar adanya, maka berusahalah untuk mengintrospeksi diri dan mencari akar permasalahannya, mengapa hal tersebut dapat terjadi. Setelah menemukan akar permasalahan, maka berusahalah untuk mencari jalan keluarnya. Pertimbangkanlah dan berusahalah untuk memelihara dan mempertahankan relasi yang telah terbangun dengan menyingkirkan krikil-krikil yang mengganggu kehidupan bersama dalam ikatan emosional kita dengan pasangan.


Demikianlah langkah-langkah pendekatan yang dapat kita pergunakan untuk mengatasi rasa cemburu. Jika kita mampu mempraktikkan petunjuk-petunjuk di atas, kita pun dapat membebaskan diri dari belenggu kecemasan, ketakutan dan perasaan tertekan. Begitu juga, kita dapat mengendalikan sikap emosional kita.

Hal yang menggembirakan, jika kita mampu dan mahir mempergunakan petunjuk-petunjuk di atas, maka kita pun dapat membina relasi yang intim, harmonis, saling percaya dan bahagia dengan pasangan.