Minggu, 16 September 2012

MENDIDIK ANAK HIPERAKTIF


Sebagai orang tua, tentu Anda sangat kewalahan menghadapi anak yang sangat bandel dan tidak bisa diam, bahkan sangat susah diatur. Jika ditinggal sebentar saja, anak sudah membuat berantakan seisi rumah. Kadangkala dada Anda pun dibuat berdebar-debar kencang, saat anak bermain-main dengan barang-barang yang mudah pecah dan membahayakan dirinya, seperti bermain gelas, piring dan botol yang terbuat dari kaca. Bahkan, kadangkala anak suka berlompat-lompatan di atas kursi, tempat tidur dan berlari-larian.
Hal yang membuat Anda jengkel, di kala teriakan dan emolen, bahkan cubitan orang tua tidak lagi dihiraukan anak. Anak terus asyik bermain-main, seperti tak mengenal rasa takut dan rasa lelah. Anda sendiri yang dibuat capek dan ketakutan terus mengawasi anak. Anda merasa lega dan tenang, di saat anak sedang tidur saja.
Perilaku anak yang bandel dan tidak bisa diam ini oleh sebahagian orang tua, ada yang menganggap lumrah dan remeh. Sebab, mereka menganggap masalah itu hal biasa terjadi pada masa anak-anak dan akan menghilang seiring dengan perkembangan usia anak. Padahal, tidak jarang perilaku anak tersebut, sebenarnya mencerminkan atau memberi gambaran tentang gejala gangguan emosi dan perilaku pada anak yang seharusnya sedini mungkin mendapat perhatian dan penanganan yang serius.
Anak yang bandel dan tidak bisa diam ini, jika Anda biarkan dalam jangka panjang, maka gangguan tersebut dapat saja menjadi faktor penghambat bagi terbentuknya kepribadian yang matang pada usia dewasa anak. Begitu juga, anak yang bandel dan tidak bisa diam ini dapat mengalami kesulitan untuk melakukan proses belajarnya. Hal ini bisa terjadi karena anak akan mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian dan konsentrasi belajarnya. Alhasil, prestasi belajar anak pun dapat menjadi sangat rendah. Hal ini, tentunya tidak Anda kehendaki, bukan?
Untuk menangani anak yang bandel dan tak bisa diam ini, Anda tidak mesti harus langsung ke psikiater atau psikolog. Jika gejala anak bandel dan tidak bisa diam ini, masih ringan, maka Anda pun masih dapat mengantisipasi masalah ini sendiri, agar tidak berkembang menjadi lebih jauh.
Anak menjadi bandel dan tidak bisa diam, ini menunjukkan adanya gejala gangguan pada emosi dan perilaku anak. Terutama ini terjadi pada anak-anak usia balita (2-5 tahun). Kalau Anda amati, anak terus bergerak dan tidak bisa diam mengikuti perhatiannya yang terhablur pada banyak keinginan-keinginan. Di mana keinginan-keinginan anak itu muncul dari dorongan emosional anak atas apresiasi rangsangan dari lingkungan di mana anak berada.
Anak menjadi bandel dan tidak bisa diam, ini menggambarkan bagaimana anak bereaksi terhadap lingkungan di mana anak berada. Reaksi atau perilaku anak itu dipengaruhi oleh sikap emosi anak dalam merespon rangsangan dari lingkungannya. Sedangkan yang mendorong ledakan-ledakan emosi dari dalam diri anak itu sendiri adalah perkembangan neurobiologis anak yang terganggu. Sebagaimana yang Anda ketahui, kelenjar endocrine, andrenalin dan suprarenal gland sangat mempengaruhi kegiatan emosi anak (seseorang). Oleh sebab itu, perbedaan yang terdapat dalam kelenjar tersebut, tentu mempengaruhi perkembangan emosi anak (seseorang). Di samping itu, perubahan physiologi atau aktivitas kelenjar-kelenjar tersebut juga sangat dipengaruhi oleh rangsangan atau pengalaman-pengalaman emosional anak dari lingkungan di mana ia berada.
Dengan demikian, di samping perkembangan fisik dan mentalnya yang menentukan kematangan emosi anak, juga sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan sosial yang memberi latihan atau pengalaman-pengalaman batin pada anak. Interaksi secara fisik dan mental dari sifat anak dengan pengaruh lingkungannya mempunyai peranan yang cukup berarti dalam perkembangan tingkah laku emosi dan sikap anak. Dengan perkataan lain, kematangan emosi anak sangat dibutuhkan sebagai dasar atau pendorong tingkah laku atau perilaku anak yang berkualitas. Terganggunya emosi anak, maka berpengaruh terhadap perilaku anak. Anak yang emosinya stabil, maka akan lebih mudah berkonsentrasi dan berpikir logis, mampu memotivasi dirinya untuk tetap fokus pada aktivitas yang membangun dan mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan di mana ia berada.
Pada anak yang bandel dan tidak bisa diam ini, sensitivitas emosi anak sangatlah tinggi, sehingga anak mudah terpengaruh oleh beberapa rangsangan yang muncul di hadapannya. Sensitivitas emosi anak ini membuat anak sulit untuk memfokuskan atau memprioritaskan perhatiannya pada satu fokus, sehingga anak begitu mudah beralih-alih perhatian.
Maka yang perlu Anda sadari dan pahami, faktor-faktor penyebab atau pencetus mengapa anak menjadi bandel dan tidak bisa diam ini. Nah, kalau Anda telaah lebih lanjut, ternyata anak menjadi bandel dan tidak bisa diam ini disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:
Faktor perkembangan neurobiologis anak yang terganggu.
Di mana fungsi-fungsi saraf sebagai menerima rangsang dari luar diri yang tidak stabil atau hipersensitif, sehingga anak mudah terangsang pada banyak perhatian atau beralih-alih perhatian dan kesadaran yang menyertai perhatian tersebut sangatlah rendah.
Faktor lingkungan  
Di samping anak mengalami kesulitan atau hambatan untuk memusatkan atau mengintensifkan perhatian karena adanya gangguan neurobiologisnya, juga faktor lingkungan berperan besar dalam memberi banyak rangsangan emosional anak. Perhatian anak menjadi terpencar terhadap segenap aspek rangsangan yang muncul dari lingkungan anak berada. Banyak aspek yang menggoda dan menarik perhatian anak, sehingga dirinya terangsang menjelajah ke segenap aspek yang merangsang perhatiannya. Di mana perhatian anak itu sangat sulit bertahan pada satu aspek perhatian dan dirinya begitu mudah beralih-alih perhatian.
Rangsangan yang beraneka macam itu mempengaruhi sensitivitas emosi anak. Sensitivitas emosi ini menimbulkan kegoncangan emosi dan meningkatkan aktivitas andrenalin anak, sehingga menghasilkan dorongan energi fisik yang luar biasa pada anak. Hal ini yang menyebabkan anak tidak bisa diam dan terangsang untuk selalu bergerak mengikuti objek perhatian yang berubah-ubah. Perhatian yang terpencar inilah yang mempengaruhi emosi anak untuk menjelajah ke segenap aspek perhatian anak tanpa mengenal rasa lelah.
Keracunan makanan.
Keracunan makanan ini dapat terjadi, terutama bagi anak penderita autis, sehingga salah makan tersebut dapat menyebabkan dirinya seperti tidak sadar dan tidak bisa diam (hiperaktif). Makanan yang mempunyai dampak buruk pada anak autis tersebut, yaitu makanan yang mengandung protein susu sapi (kasein) dan protein tepung terigu (gluten). Nah, kedua unsur ini tidak dapat dicerna sistem pencernaan mereka. Akibatnya terjadi proses akumulasi apioid atau substansi sejenis morfin yang dikenal sebagai dermophin di dalam tubuh. Akumulasi substansi ini menyebabkan anak menjadi seperti tidak sadar dan suka mengamuk atau hiperaktif.
Kemungkinan-kemungkinan terburuk, jika anak bandel, tidak bisa diam dan susah diatur ini dibiarkan begitu saja, antara lain:
Bagaimana cara mengatasi anak yang bandel dan tidak bisa diam?
Mensikapi anak yang bandel, tidak bisa diam dan susah diatur ini dengan sikap keras dan galak tidak akan membantu menyelesaikan akar permasalahan yang dihadapi anak. Melainkan, perlu melakukan pendekatan khusus.
Untuk mengatasi gangguan neurobiologis atau gangguan emosi ini dibutuhkan kesabaran dan upaya melakukan pemberian pelatihan pengembangan dan pengendalian emosi anak secara intensif. Pelatihan tersebut dimaksudkan untuk menarik minat dan perhatian anak, agar dirinya terbiasa dapat mengendalikan perhatiannya pada satu aspek pengalaman secara intensif dan mengendalikan atau pengarahan energi emosional anak yang berlebihan pada satu aspek pengalaman yang konstruktif. Begitu juga, pelatihan ini diharapkan untuk dapat meningkatkan kematangan emosi anak sebagai dasar pembentukan perilakunya dalam merefleksikan (merespon) rangsangan yang ada dihadapannya atau bagaimana dirinya mampu membina hubungan yang harmonis dengan lingkungan di mana ia berada.
Pelatihan-pelatihan yang dapat Anda berikan untuk mengatasi anak yang bandel, tidak bisa diam dan susah diatur ini, sebagai berikut:
  • Menggiring/menarik perhatian anak secara terarah. Anda dapat mengajak anak untuk selalu melakukan kegiatan atau bermain bersama yang disesuaikan dengan keinginan anak. Kegiatan atau permainan itu, tentunya sesuai dengan taraf usianya. Kegiatan yang Anda siapkan tersebut harus benar-benar kegiatan yang dapat menarik perhatian dan minat anak. Begitu juga, kegiatan yang dipilih tersebut adalah kegiatan yang bisa menyalurkan energi emosional anak yang selalu berlebihan itu.
  • Melatih respon terarah atau memberi tanggapan. Anak perlu dilatih bagaimana dirinya harus memberi respon atau tanggapan terhadap rangsangan yang diberikan padanya. Misalnya:
- Anak diminta untuk menangkap bola.
- Anak diminta meletakkan sesuatu pada tempatnya.
- Anak diminta menendang bola.
- Anak diminta untuk mewarnai sesuai dengan contoh.
      - Anak diminta untuk meneruskan atau melempat bola yang disodorkan padanya.
  • Anak dilatih belajar mengamati (mempertajam pengamatan). Untuk meningkatkan kemampuan anak dalam mengendalikan emosi, membangun pemusatan perhatian dan meningkatkan kemampuan konsentrasi anak dalam kegiatan yang konstruktif, maka Anda dapat melatih anak belajar mengamati. Untuk itu, Anda perlu menciptakan kondisi yang merangsang anak untuk mau belajar mengamati. Untuk dapat menciptakan kondisi yang merangsang aktivitas pengamatan anak, maka Anda harus aktif ikut terlibat dalam kegiatan atau permainan bersama anak. Modal dasar aktivitas pengamatan adalah fungsi-fungsi alat panca indera, yaitu penglihatan, pendengaran, rabaan, pembauan (penciuman) dan pencecapan. Nah, Anda dapat mengarahkan alat dria anak tersebut untuk mengamati, mempertajam perhatian dan tindakan dengan menggiring anak untuk memfokuskan perhatian pada satu sisi kegiatan atau permainan. Begitu juga, Anda dapat merangsang daya pikir (konsentrasi anak) dengan selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang menantang daya tarik dan daya nalar anak, Seperti:
  • ­ Meminta anak untuk menendang bola ke gawang atau tertuju pada kiper
  • ­ Meminta anak membuat gerakan melompat-lompat di antara susunan ban-ban atau lingkaran
  • ­ Meminta anak melempar bola ke dalam keranjang
  • ­ Meminta anak menghitung benda tertentu dari sekolompok benda-benda yang berbeda
  • ­ Meminta anak mencicipi rasa beberapa makanan dan tanyakan rasa masing-masing makanan tersebut
  • ­ Bagaimana menyusun balok-balok ini, agar menjadi bentuk rumah, Aldi?
  • ­ Ada berapa burung di pohon itu,
  • ­ dan sebagainya. 
  • Melatih kecerdasan kinestetik jasmani anak. Anak yang bandel, tidak bisa diam dan susah diatur ini memiliki energi fisik yang luar biasa. Anak sangat aktif bergerak mengikuti impuls-impuls emosinya. Untuk dapat mengarahkan dan menyalurkan energi yang berlebihan tersebut, maka anak membutuhkan latihan dengan menitik beratkan pada penetralisiran atau penyaluran energi yang luar biasa tersebut pada kegiatan yang konstruktif, seperti melatih kecerdasan kinestetik jasmani anak. Kecerdasan kinestetik jasmani ini adalah gabungan kemampuan berpikir dan ketangkasan atau kepiawaian dalam melakukan suatu gerakan seluruh anggota tubuh. Untuk mengembangkan kecerdasan kinestetik anak ini memerlukan kegiatan belajar yang bersifat kinestetik, dinamik dan berkesinambungan. Anda dapat memotivasi anak sesuai dengan minatnya, seperti bermain seni peran, improvisasi dramatis, gerakan kreatif dan semua jenis kegiatan yang melibatkan kegiatan fisik (olah raga). Anda dapat mengajak anak ke lapangan bermain, lapangan rintangan, kolam renang dan ruang olah raga. Begitu juga, Anda dapat memberi kesempatan pada anak untuk membuat model berbagai mainan, terlibat dalam kegiatan seni kerajinan tangan, misalnya mengukir kayu, menggambar/melukis atau membentuk tanah liat. Anda pun dapat mengajak anak mengunjungi kegiatan atau pertandingan olah raga. Begitu juga tak kalah pentingnya, anak dapat diajak berkemah dan melibatkan diri dalam berbagai kegiatan di luar, seperti menjelajah alam. Kegiatan-kegiatan ini dapat menyalurkan aktivitas fisik anak dan relaksasi anak. Melatih kecerdasan kinestetik jasmani ini juga bermanfaat bagi anak untuk lebih mampu mengendalikan emosinya, membantu cara untuk mengarahkan dan memfokuskan perhatian serta meningkatkan kemampuan untuk berkonsentrasi dalam melakukan berbagai kegiatan.
Di samping itu, Anda perlu menyelusuri kemungkinan pengaruh keracunan makanan yang menyebabkan atau sebagai faktor pencetus perilaku hiperaktif pada anak ini. Jika dari hasil pengamatan Anda ditemukan adanya indikasi pengaruh dari makanan yang dimakan oleh anak terhadap pola-pola perilaku agresif (hiperaktif) tersebut, maka Anda perlu menghindarkan anak mengkonsumsi makanan yang menjadi faktor pencetus tersebut.
Demikianlah cara yang dapat dipergunakan untuk mengatasi anak yang bandel, tidak bisa diam dan susah diatur. Kunci keberhasilan Anda dalam menghadapi penyimpangan perilaku anak tersebut terletak pada kesabaran dan kesedian Anda membantu memberi pelatihan-pelatihan yang efektif pada anak. Keberhasilan anak dalam mengatasi berbagai hambatannya dalam mengontrol emosi dan membina perilaku yang baik adalah suatu kemenangan dan kebahagiaan Anda. (Sumber: Hendra Surya, 1. Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, Elex Media Komputindo, 2010. 2. Kiat Mengatasi Penyimpangan Perilaku Anak 2, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005)



Senin, 27 Agustus 2012

Cara Menembus Dunia Penerbit

Salah satu perbuatan mulia yang dianjurkan Allah Swt maupun di mata orang, ketika Anda mau berbagi pengalaman, pemikiran maupun pengetahuan, seperti melalui tulisan. Dengan tulisan Anda dapat membuka cakrawala dunia, mencerahkan pemikiran khalayak umum dan membuat orang yang tadinya tidak tahu menjadi tahu.

Namun tidak sedikit orang yang kebingungan, ketika naskah tulisan telah ada di hadapannya. Mau dikemanakan naskah tersebut? Mau dikirimkan ke penerbit buku?! Untuk menembus dunia penerbitan buku, ternyata bukanlah perkara yang mudah!!! Untuk memulai menulis saja bukan hal yang gampang, apalagi ditambah lagi dengan kesulitan untuk menerbitkannya. (Mungkin bagi penulis yang punya modal dapat menerbitkan sendiri dan bekerja sama dengan distributor buku, masalahnya selesai). Belum lagi masalah penjualan buku yang seret. Alih-alih ingin sukses jadi seorang penulis (Mimpi ingin seperti kayak JK Rowling atau Andrea Hirata), periukpun jadi terguling karena dari buku ternyata tak mampu untuk hidup. Kesulitan-kesulitan ini mungkin menjadi kendala terbesar membuat orang enggan menulis.

Pengalaman penulis sendiri tertatih-tatih menapak dunia penerbitan selama setahun. Pengalaman ketika memasukkan naskah kadang sungguh memilukan, dari yang dicuekin (kata orang Jakarta) oleh staf redaksi penerbit, menunggu berjam-jam (hanya sekedar menyodorkan naskah), naskah dicampakkan begitu saja, bahkan mengendap di gudang tanpa ada tindakan korektif, mengharap-harap jawaban penerbit yang lamanya bisa berbulan-bulan (walau sekedar jawaban, maaf naskah Anda belum sesuai dengan yang kami inginkan atau criteria kami).

Namun bagi Anda yang mempunyai tekad dan keinginan kuat menjadi penulis, janganlah berkecil hati. Kendala-kendala di atas jangan dijadikan momok dan menyurutkan tekad mulia Anda. Tanamkan di benak pikiran Anda, “Anda pasti bisa!!!” Dan untuk mewujudkan keinginan tersebut, Anda harus mengatur strategi yang efektif untuk menakhlukkan dunia penerbitan.
Jangan tiru cara (sebut saja ala Suhardi) menembus dunia penerbitan, walau kelihatannya cukup cerdik. Ala Suhardi mengirimkan naskah bukan dalam bentuk naskah utuh atau hanya mengirimkan sample naskah (bab tertentu saja) ke beberapa penerbit sekaligus. Cara ini memang kelihatannya sangat efektif. Namun kurang baik, sebab jika ada beberapa penerbit menghendaki naskah tersebut berbarengan, maka tentu ada penerbit yang dikecewakan. Hal ini tentu membuat penerbit yang dikecewakan tersebut menjadi tidak percaya kita lagi. Nama kita jadi di black list, sebagai penulis yang kurang baik.

Cara lain, seperti menggali informasi sebanyak mungkin tentang penerbit. Apalagi Anda mampu menjalin hubungan dan komunikasi dengan editor. Anda dapat menanyakan kriteria naskah yang dikehendaki penerbit yang bersangkutan, menanyakan trend dan arah penerbitan buku yang sedang dikembangkan penerbit. Bahkan, Anda dapat berdiskusi tentang ide Anda dan kesesuaian naskah yang dikehendaki dengan editor yang bersangkutan. Anda pun dapat meminta arahan editor tentang kepenulisan. Pendek kata, Anda dapat menggalil tip-tip menulis yang sesuai dengan penerbit yang bersangkutan. Pengalaman penulis, kini baru berupa ide saja sudah dapat ditawarkan ke editor, apakah layak atau tidak untuk diangkat menjadi topik penulisan.

Ingat, hubungan baik dengan editor mutlak dibutuhkan. Editorlah yang mempromosikan naskah kita layak atau tidak ke hadapan sidang redaksi (biasanya terdiri dari pimpinan redaksi, kabag pemasaran, promosi, produksi, distribusi maupun editor).

Kerjasama dengan Agency Literary perlu Anda perhitungkan. Agency akan memberi arahan tentang kelayakan naskah Anda sebelum ditawarkan ke penerbit. Namun, kemudahan yang Anda peroleh adalah Anda tak perlu susah-susah berurusan dengan penerbit. Tugas Agencylah yang memasarkan naskah buku Anda ke penerbit.

7 Kriteria Buku Yang Baik
Secara umum naskah buku yang baik memiliki setidaknya ada 7 kriteria yang dianggap layak untuk diterbitkan, antara lain:
  1. Naskah benar-benah mengandung ide orisinal, up to date, atau kontroversial yang diprediksi akan diperlukan atau menimbulkan antusias banyak orang.
  2. Naskah benar-benar bisa digarap dengan kemampuan, keahlian, serta wawasan yang dimiliki dan dikuasai penulis.
  3. Naskah dilengkapi dengan pengayaan (enrichment) dari berbagai sumber terpercaya, termasuk memasukkan pengalaman orang lain. Salah satu indikator buku berbobot memang dapat dilihat dari seberapa banyak referensi yang digunakan oleh pengarang/penulis dalam bukunya.
  4. Isi naskah  harus mudah dijual (saleable) karena dibutuhkan banyak orang sehingga investasi yang dikeluarkan dapat tertutupi.
  5. Naskah diposisikan lebih unggul daripada buku sejenis lain yang sudah lebih dulu terbit. Untuk itu, penulis/penerbit akan melakukan riset kompetitor (pesaing) untuk buku tersebut.
  6. Naskah ditulis dengan gaya penulisan yang tepat. Penulis/pengarang bisa menggunakan gaya-gaya revolusioner dalam menulis seperti yang dilakukan oleh Robert Kiyosaki (Rich Dad Poor Dad) atau Ken Blancard bersama Spencer Johnson (One Minute Manager) yang menulis buku manajemen dengan gaya bercerita seperti cerita pendek.
  7. Target sasaran pembaca Naskah harus jelas "siapa sasaran pembaca?". Semakin jelas sasaran pembaca  yang dituju, akan semakin menaikkan daya jual buku. Sasaran Pembaca  dapat dibagi atas: 1) jenis kelamin (gender); 2) tingkat usia (anak, remaja, dewasa, orang tua); 3) profesi (dokter, insinyur, seniman dsb.); 4) pendidikan (SD, SMP, SMA, mahasiswa, sarjana, pascasarjana); 5) kelas sosial (bawah, menengah, atas).
Semoga informasi sederhana dapat bermanfaat dan menambah wawasan Anda yang ingin menjadi penulis.


Wasalam,

Hendra Surya
085281085906

Sabtu, 24 Maret 2012

Cara Mudah Cari Ide Cerita Buat Novel

Masalah ide cerita kadang cukup unik. Sebab, ide cerita terkadang datang dengan sendirinya atau sekonyong-konyong tanpa dipikirkan. Tetapi kadang ketika keinginan menulis begitu kuat, malah pikiran kosong dan ide cerita sulit sekali dimunculkan. Kalau dipaksakan pun yang terlihat hanya kertas buram yang dihadapan penulis. Lantas, bagaimana mencari ide cerita? Jawaban pertanyaan ini dapat Anda telusuri dari uraian berikut ini:

Ide cerita bisa muncul dari diri sendiri atau sekeliling pengarang
    Anda tidak perlu bingung, bagaimana cara mendapatkan ide cerita. Sebab, salah satu sumber ide cerita bisa datang dari diri Anda sendiri. Di sini tergantung kejelian Anda menggali ide cerita dari diri sendiri. Caranya, Anda tinggal menggali ingatan Anda tentang pengalaman dan perjalanan hidup Anda sendiri. Tentu Anda pernah mengalami kejadian yang unik, aneh, lucu atau mungkin kejadian (peristiwa) luar biasa yang tidak dapat Anda lupakan. Mungkin Anda ingat kejadian di sekolah dengan teman yang menyenangkan, menggelikan, mengharukan, menyedihkan, menyebalkan dan pertengkaran. Atau ingatan-ingatan kejadian lain yang terjadi di seputar Anda, ini semua dapat menjadi sumber ide cerita menarik Anda. Tetapi ini tergantung kejelian Anda untuk meramu dan memanfaatkan pengalaman Anda itu menjadi ide cerita yang menarik.
Contoh: novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Sumber ide cerita novel Laskar Pelangi ini tak lain adalah pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah mengambil suka-duka pengalaman hidup Andrea Hirata dan teman-temannya sendiri ketika masa sekolah dasar. Setelah menemukan ide cerita atau topik pendidikan ini, maka sang penulis Andrea Hirata mengembangkan tema novel, yaitu kegigihan dalam menempuh perjuangan pendidikan.
Perlu diperhatikan, pengertian tema memang dapat dibedakan dari dua segi, yaitu 1) dari segi penggarapan atau proses penyusunan karangan, 2) segi hasil penggarapan atau dari karangan yang telah selesai dibuat. Pembuatan tema karangan dari segi penggarapan dimaksudkan untuk memberi kata kerja atau memberi arah penggarapan cerita agar memudahkan pengarang (penulis) mengembangkan ide ceritanya. Sementara, Pengertian tema dari segi hasil penggarapan adalah perumusan pesan atau suatu amanat utama yang akan disampaikan pengarang melalui karangan kepada pembaca.
Contoh lain: JK Rowling menemukan ide cerita Harry Potter karena terinspirasi ketika menunggu kereta api yang keberangkatan tertunda. Nama Potter diambil dari nama temannya sewaktu tinggal di Winterboune, pinggiran Bristol. JK Rowling begitu terkesan pada anak keluarga Potter yang suka bercanda itu. Dari kedua ingatan ini, Rowling meramunya menjadi ide cerita tentang sekolah sihir. Anda dapat melihat tema penggarapan dari novel Harry Potter, yaitu usaha untuk menghancurkan kekuatan penyihir hitam yang hendak menguasai dunia. Segment pasar yang dituju JK Rowling adalah kelompok pembaca anak dan remaja.
Anda pun dapat mengambil ide cerita dari hal-hal yang terjadi di sekeliling Anda. Misalnya, bagaimana dengan tetangga Anda? Mungkin Anda mempunyai tetangga yang mempunyai karakter baik, dengki, pengiri, culas, pemarah atau tidak pedulian? Juga, bagaimana dengan keluarga Anda sendiri maupun teman-teman Anda? Pernahkan mereka mengalami suatu kejadian aneh, lucu, tragis dan unik? Mungkin tante Anda seorang guru private, tetangga Anda seorang penyanyi atau sahabat Anda atlit balap sepeda? Pasti ada sesuatu yang bisa Anda gali menjadi ide cerita dari pengalaman mereka. Apabila Anda jeli menggali, pengalaman seorang tukang becak pun dapat Anda jadikan cerita. Misalnya, tema suka duka seorang tukang becak yang jatuh cinta kepada salah satu pelanggannya.
Ketika Anda belum terbiasa untuk menulis mungkin Anda dapat mengarang cerita dengan meminjam nama teman-teman atau orang-orang yang membuat Anda terkesan untuk dijadikan tokoh dalam cerita Anda. Dengan begitu, Anda sudah mendapatkan karakter tokoh tanpa perlu menciptakan karakter baru.

Inspirasi
    Ide cerita dapat muncul karena terinspirasi pada peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa atau suatu Negara. Itu dapat terjadi tergantung bagaimana Anda mampu memaknai dan mengeksplorasi momentum-momentum yang pernah terjadi dalam masyarakat, suatu daerah, suatu bangsa maupun suatu Negera menjadi sebuah ide cerita yang menarik.
    Contohnya, ide cerita novel Saman, karangan Ayu Utami ini terinspirasi pada peristiwa gerakan mahasiswa menentang pemerintah diakhir masa pemerintahan Orde Baru. Ayu Utami begitu jeli melihat situasi konflik yang terjadi pada saat itu. Kemudian dia menciptakan penokohan dan menambah unsur dramatikanya, sehingga menciptakan cerita yang menarik dan membawa pesan-pesan baru. Anda pun dapat melihat ide cerita novel Ca Bau Kan, karangan Remi Sylado terinspirasi pada situasi sosial-etnis menjelang akhir masa Hindia-Belanda sampai revolusi kemerdekaan Indonesia. Remi Sylado begitu terinspirasi melihat ketimpangan status sosial politik yang begitu tajam pada masa itu, sehingga dia menemukan ide cerita tentang perjuangan cinta sepasang anak manusia yang berbeda etnis. Begitu juga, ide cerita novel remaja, Cinta Sang Idola karangan Hendra Surya ini terinspirasi momentum yang lagi populer, yaitu reality show Indonesian Idol yang disiarkan stasiun TV RCTI. Hendra Surya jeli melihat momentum Indonesian Idol, sehingga dia menemukan ide cerita tentang cinta juara Indonesian Idol. Tema Cinta Sang Idola ini menceritakan tentang kegigihan Ikhzan si anak melayu yang ingin sukses dan meraih kekuatan cintanya kembali setelah dihina dan dipisahkan secara paksa dari kekasihnya yang bernama Tiara.
   
Media Massa
    Anda pun dapat menemukan ide cerita dari media massa, sepeti Koran, majalah, maupun buku. Media massa ini merupakan ladang cerita yang tak ada habisnya. Berita-berita hangat yang ditampilkan di media massa dapat dijadikan momentum pengembangan ide cerita yang menarik. Namun itu semua sangat tergantung bagaimana Anda mampu meramu dan memanfaatkan berbagai momentum berita yang ditampilkan itu menjadi sebuah kisah yang menarik.
    Misalnya, berita politik dunia bisa menjadi basis cerita espionase atau konspirasi persaingan politik. Berita bisnis bisa Anda jadikan cerita drama. Kemudian dari berita nasional bisa Anda dapatkan ide cerita yang menarik, seperti kasus Marsinah, peristiwa Lumpur Lapindo, pertikaian Poso dan sebagainya. Begitu juga, berita kriminalitas, seperti Ryan si penjagal, penganiayaan atau pembunuhan anggota keluarga merupakan sumber cerita thriller, detektif, action dan drama.

Riset Kekuatan Cerita
    Setelah ide Anda dapat dan cerita mulai terbentuk, langkah berikutnya adalah mengkaji tentang cerita dan karakter. Pengkajian ini perlu untuk memudahkan Anda mengembangkan cerita dan kekuatan (karakter) cerita yang akan Anda tulis. Jika Anda membuat cerita fiksi, maka isi cerita Anda tentu rekaan, tetapi ada unsur-unsur dari cerita yang non fiksi, misalnya yang terkait dengan pekerjaan dan karakternya. Cerita Anda akan mempunyai kekuatan cerita dan kredibilitas yang lebih tinggi bila pembaca dapat mengidentifikasikan dengan kenyataan sehari-harinya.
    Sebagai contoh, novel Cinta Sang Idola menceritakan tentang kisah cinta sang juara Indonesian Idol. Pertama, sang penulis harus mengetahui seluk beluk hal-hal yang berkaitan dengan ajang Indonesian Idol yang diselenggarakan TV RCTI, apa saja yang menjadi persyaratan untuk bisa ikut Indonesian Idol tersebut, apa saja yang diuji, bagaimana cara testnya, tahapan yang perlu dilalui untuk mencapai final dan sebagainya. Untuk mengembangkan dramatisasinya, sang penulis memberikan motivasi dan kondisi pada tokoh utama dan benturan-benturan atau rintangan yang dibentuk agar terlihat kekuatan karakter ceritanya. Sang Penulis membuat tokoh dengan berbagai macam konflik, Anda dapat lihat tokoh utama pria tersebut digambarkan sebagai orang tak mampu, tak dipandang dan tak diperhitungkan karena kemiskinannya dan tak disukai oleh orangtua kekasihnya, namun dirinya mempunyai tekad yang kuat, bakat dan kemampuan dalam olah vokal. Sementara, tokoh wanitanya digambarkan sebagai wanita yang patuh karena adat, tetapi jiwanya bergejolak untuk menemukan kekuatan cintanya.
    Contoh di atas, memperlihatkan tahap pertama, bagaimana menemukan ide cerita dan tokoh utama cerita. Perlu Anda ingat, tokoh utama adalah jantung cerita dan roh cerita. Jika tokoh utama tidak disukai, maka cerita Anda menjadi tidak disukai pembaca. Jadi, pastikan tokoh utama Anda memiliki karakter dan sifat-sifat yang mengagumkan.
Setelah Anda memiliki ide cerita dan menentukan tokoh utama dalam cerita Anda, maka tahap kedua Anda harus merumuskan apa yang diinginkan, didambakan, dicapai oleh tokoh utama cerita Anda? Dengan kata lain, menentukan apa masalah utama yang dihadapi dan menghalangi keinginan dan dambaan tokoh utama? Sebagai catatan baik-buruknya cerita Anda sangat tergantung pada tokoh utama, maka dapat dibuat pernyataan yang sama benarnya, bahwa menarik tidaknya tokoh utama bergantung pada masalah penting yang dihadapinya.  Oleh karena itu, Anda harus membuat apa yang diinginkan dan didambakan tokoh utama juga menjadi yang dibutuhkan dan didambakan pembaca. Misalnya, dalam novel Harry Potter sang tokoh utama yaitu Harry Potter menginginkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, pembaca pun menginginkan Harry Potter mendapatkan piala quiddith dan mengalahkan Lord Voldemort, sehingga pembaca terpacu ingin tahu bagaimana cara Harry Potter mewujudkan keinginan dan dambaannya itu.
    Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang kuat, maka Anda harus dapat menggambarkan keinginan dan dambaan tokoh utama dituangkan dalam bentuk kebutuhan internal dan eksternal. Harry Potter berusaha mewujudkan kebutuhan eksternalnya dengan berusaha mendapatkan piala quidditch dan mengalahkan Lord Voldemort. Sementara, kebutuhan internal atau batin Harry Potter yaitu mendapatkan harga diri dan popularitas.  Kemudian, secara lebih mendalam keinginan Harry Potter untuk sukses mendapatkan piala dan mengalahkan Voldemort adalah untuk mendapatkan keluarga, komunitas dan cinta.
    Keinginan dan dambaan tokoh utama itu bisa berubah sepanjang cerita, namun perlu Anda ingat, keinginan dan dambaan tokoh utama merupakan faktor utama yang menarik perhatian pembaca, sehingga hal tersebut harus terlihat dan dinyatakan dengan jelas dari awal cerita. Perubahan keinginan dan dambaan tokoh utama dalam cerita, maka Anda harus membuat pembaca mengetahui, memahami apa keinginan dan dambaan baru tersebut.
    Selanjutnya, tahap ketiga Anda menentukan siapa atau apa yang menghalangi tokoh utama mendapatkan apa yang diinginkannya? Di sini Anda harus menentukan siapa atau apa saja yang terlihat sebagai wujud antagonis (tokoh jahat) dan siapa/apa yang jelas-jelas merupakan antagonis. Sebab, bagus-tidaknya cerita Anda ditentukan oleh tokoh jahat dan munculnya berbagai rintangan berat di sepanjang perjalanan tokoh utama. Sebagai penulis Anda tidak boleh berbaik hati dan membuat hidup tokoh utama (protagonis) Anda serba gampang, melainkan Anda harus mengisi kehidupan tokoh utama dengan banyak penderitaan, konflik dan rintangan.
    Berikutnya, tahap keempat Anda menentukan bagaimana pada akhirnya tokoh utama cerita Anda berhasil mencapai apa yang dicita-citakan dengan cara yang luar biasa, menarik dan unik. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam cerita harus selalu segar dan tak terduga. Anda harus dapat membuat kejutan. Anda harus dapat menggiring dan membuat pembaca berpikir dan menduga apa yang akan terjadi, tetapi terkecoh (tebakannya meleset).
    Selanjutnya, tahap kelima Anda harus menentukan siapa yang menceritakan cerita Anda? Atau menentukan kedudukan atau keterlibatan Anda sebagai penulis dalam cerita sebagai siapa? Apakah Anda menjadi orang pertama atau tokoh utama cerita yang menuturkan cerita, atau sebagai pihak ketiga yang menuturkan cerita Anda, tanpa melibatkan diri dalam cerita? Nah, kalau Anda memposisikan diri sebagai orang pertama dalam cerita, maka Anda menggunakan gaya bahasa aku dan sudut pandang aku sebagai tokoh utama yang bertutur dalam menceritakan cerita yang Anda bangun. Sementara, jika Anda menempatkan posisi orang ketiga dalam bertutur, maka Anda bertutur seolah-olah melihat kejadian secara detail dalam cerita (dapat melongok isi kepala para tokoh cerita), tapi tidak terlibat dalam cerita.
    Tahap keenam, Anda menentukan bagaimana tokoh utama dan tokoh-tokoh dalam cerita Anda mengalami perubahan sepanjang cerita. Agar cerita Anda memiliki kekuatan cerita yang menarik, maka Anda harus memiliki tokoh utama yang mengalami jalan hidup berliku-liku dan berubah-ubah, agar pembaca dapat larut dan menikmati perjuangan hidup yang berliku-liku ini bersama tokoh utama. Atau pembaca seolah-olah merasa dirinya yang terlibat konflik dalam cerita. Untuk itu, Anda harus jeli membuat tahapan-tahapan perubahan tokoh utama dan tokoh pendukung lainnya agar alur cerita yang dibuat menarik, seperti di mana menempatkan dan bagaimana klimaks yang terjadi dan mengatur anti klimaks cerita Anda. Cerita tanpa adanya perubahan atau bersifat datar, maka akan menjemukan pembaca, sehingga minat baca pembaca pun hilang. Namun, yang perlu Anda ingat perubahan yang terjadi harus dibuat tahapan-tahapan logis secara berangsur-angsur, sehingga menjelang berakhirnya cerita perubahan tadi tampak nyata dan bisa dibenarkan, agar menimbulkan kesan yang mendalam.
    Tahap ketujuh, Anda harus mengungkapkan pesan tersirat yang akan Anda sampaikan dengan mengakhiri cerita seperti yang Anda buat. Cerita tentu diarahkan dan digerakkan oleh tema cerita. Oleh karena itu, pesan tersirat yang ingin Anda sampaikan itu dapat Anda perlihatkan melalui peristiwa, tokoh-tokoh, dialog, narasi cerita dan sebagainya. Untuk menyampaikan makna tersirat yang lebih mendalam (khusus) dapat Anda gunakan bahasa-bahasa symbol dalam peristiwa, dialog atau naratif cerita.
    Pada akhirnya, tema cerita yang Anda sajikan sangat ditentukan oleh cara Anda mengakhiri cerita. Klimaks dan penutup akan menentukan pernyataan tematik cerita (pesan tersirat) dari cerita yang Anda buat. Oleh karena itu, perlu Anda perhatikan cara Anda mengakhiri cerita, apakah sudah sesuai dengan apa yang akan Anda sampaikan sesungguhnya.
Sebagai catatan: Dalam mengembangkan ide cerita, maka Anda harus dapat menemukan tema baru yang menarik, unik dan mempunyai keunggulan yang khas berbeda dari karya-karya yang sudah ada. Sebab, salah-satu persyaratan yang menentukan penerimaan penerbit adalah pemilihan tema. Hanya karya yang memiliki tema menarik atau tema baru saja yang diterima penerbit.
(Sumber: Hendra Surya, Strategi Jitu Mencapai Kesuksesan Belajar, Elex Media Komputindo, 2011.)