Senin, 24 Mei 2010

Potret Diri

Seandainya negeri ini dalam genggamanku…

Aku malu…

Walau badanku tinggi besar…

Suaraku besar dan menggelegar…

Mataku tajam menggetarkan…

Namaku membumbung tinggi…

Tapi aku tak punya nyali…

Aku senang dan asyik bermain lumpur…

Semut-semut kecil tunggang –langgang takut kecipratan lumpur…

Apa peduliku ‘kan semut…

Toh, semut hanya alat permainan yang membuatku nyengir…

Aku hanya takut pada srigala…

Walau Srigala yang suka curi kambing gembalaku…

Aku lebih takut lihat taring srigala yang banyak pengikutnya memangsaku dan merobohkan singgasanaku…

Demi Srigala aku rela gadaikan harga diriku dan emasku…

Aku tak peduli orang mencemoohku…

Toh, cemoohan tak ‘kan merobohkanku…

Apalagi semut-semut kecil yang tak berarti apa-apa…

Mereka tak tau arti sebuah singgasana…

Aku hanya peduli srigala ‘tuk berbaik hati beri semangkok madu ‘tuk tetap kokoh duduk di singgasanaku…

Dari singgasanaku aku masih bisa bernyanyi…

Walau nyanyianku sumbang, tapi apa peduliku…

By Hendra Surya

Kamis, 20 Mei 2010

Inovasi Kualitas Pendidikan

Wacana perubahan kurikulum seperti mengada-ngada saja, bahkan pemikiran konyol apabila didasarkan oleh sikap reaktif dan impulsive. Setiap terkuak daya serap siswa rendah dan kualitas pendidikan tidak merata, lantas yang selalu dikambing-hitamkan adalah kesalahan kurikulum. Padahal yang menyebabkan rendahnya mutu out-put dan kualitas lembaga pendidikan di Indonesia disebabkan oleh Multi faktor. Seperti: kurangnya perhatian pemerintah pusat, propinsi dan kota, pembiayaan pendidikan yang rendah, sarana dan prasarana yang belum memadai, kualitas guru yang belum ideal, perilaku SDM yang enggan untuk berubah dan mempertahankan status quo, Masih minimnya kesejahteraan guru, sistem pengajaran klasikal yang tidak ideal, seperti 40-48 orang perkelas, dan lain-lain.

Kalau ditelaah lebih mendalam, yang sangat esensial sekali adalah siswa masih terperangkap pola belajar datang, duduk, dengar, catat dan hafal (D3CH). Hal ini tentu kita semua sepakat, Pendidikan Nasional kita perlu inovasi agar mutu pendidikan nasional dapat ditingkatkan. Salah satu aspek yang perlu inovasi dalam kerangka peningkatan mutu pendidikan nasional adalah mendobrak tradisi belajar peserta didik kita. Kalau kita perhatikan, peserta didik kita masih menjadi objek belajar dan terkungkung dalam budaya pasif. Tradisi belajar pasif membuat siswa tidak mampu mengoptimalkan kapasitas kompetensinya. Sudah seharusnya kita mengarahkan peserta didik kita menjadi subjek belajar atau penjadi pelaku belajar yang super aktif. Untuk itu, perlu inovasi yang dapat dipergunakan peserta didik agar dirinya mampu menjadi subjek belajar yang super aktif, baik dalam arti verbal maupun non verbal, walau pendidikan melalui system klasikal.

Sebagai konstribusi yang perlu diperhitungkan dan harus ada adalah sebuah panduan metodologi belajar atau strategi keterampilan belajar bagi peserta didik. Selama ini dirasakan belum adanya panduan yang riil untuk membantu peserta didik untuk mengetahui bagaimana belajar itu harus dilakukan. Bagaimana cara membuka pikiran, merespon stimulus yang dihadapkan padanya, merencanakan belajar dan sistematis belajar, baik belajar dalam bimbingan guru maupun belajar mandiri. Bagaimana peserta didik membangun proses penalaran, sikap dan psikomotornya.

Untuk dapat mengorganisir jalan pikiran, mengendalikan pikiran dan mengarahkan pikiran, sikap dan psikomotor dengan baik dalam belajar, peserta didik mutlak membutuhkan metodologi belajar yang efektif. Metodologi belajar tersebut menjadi “alat” atau “kail” yang mengatur dan mengorganisir step by step jalan pikiran yang digunakan untuk menangkap, mengamati, mencerna, menginterpretasikan, menafsirkan, merangkai dan menyimpulkan ilmu pengetahuan dengan baik. Dengan perkataan lain anak dengan alat tersebut dapat mengerti apa yang dipelajarinya, mengetahui bagaimana mempelajarinya dan mampu mengoperasionalkan ilmu yang diperolehnya.

Tentu diharapkan peserta didik memiliki metode belajar yang efektif sebagai panduan cara berpikir, sikap dan psycho motornya dalam belajar untuk mengurai atas objek yang dipelajari. Peserta didik mampu memahami bentuk operasional yang menghubungkan antarunsur yang dipelajari secara menyeluruh membentuk sebuah pengertian. Juga, membantu menjembatani komunikasi timbal-balik dengan pemberi stimulus belajar (guru). Pada diri peserta didik pun terus terpacu untuk membangun jalan pikirannya untuk menjadi atau menguasai sesuatu hingga tuntas. Dan yang lebih essensial lagi pada siswa sadar akan dirinya yang belajar, sehingga belajar dilakukan dengan penuh larutan kegembiraan untuk belajar.

Demikianlah saya sampaikan saran ini dengan maksud sebagai bahan masukan pemikiran begitu “urgen”nya sebuah panduan metodologi belajar bagi peserta didik dalam meningkatkan prestasi dan mutu pendidikan di Indonesia. Saya berharap pihak yang terkait mau memikirkan, menyusun, memperkenankan dan menggerakkan pengembangan metodologi belajar bagi peserta didik sekolah di Indonesia.

Wasalam,

Hendra Surya

(Penulis Menjadi Manusia Pembelajar)

Alamat : Jl. Al Abbasiyah 69B, Utan Jaya RT5/4, Kel. Pondok Jaya, Kec.Cipayung, Depok 16431, Telepon: 085281085906, E-mail: hendrasuryaw@gmail.com, Website: http://hendrasurya.blogspot.com

Selasa, 18 Mei 2010

Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul


Memiliki anak cerdas tentu menjadi impian setiap orang tua. Apalagi anak menjadi manusia unggul. Seperti bocah ajaib pengukir sejarah dunia Albert Einstein, Thomas Alva Edison, JK Rowling (Penulis buku Harry Potter) dan lain-lain. Atau seperti Gita Gautawa(penyanyi), mampu mewujudkan mimpi seperti Andrea Hirata (Penulis Laskar Pelangi) dan pintarnya kayak BJ Habibie. Paling-tidak, anak punya semangat dan keberanian untuk menyontoh perilaku tokoh-tokoh tersebut meraih prestasi dalam hidup maupun kemampuan mengaktualisasikan (memunculkan) segenap potensi yang dimilikinya.

Lantas yang jadi persoalan, bagaimana mewujudkan harapan orang tua tersebut menjadi suatu kenyataan? Permasalahan di lapangan yang membuat Anda panik, jika anak bermasalah dalam pengembangan perilakunya. Khususnya prestasi belajar anak yang buruk. Anak menjadi bandel atau anak memiliki penyimpangan perilaku. Anak tidak dapat menunjukkan prestasi yang membanggakan dan terarah untuk menjadi orang yang sukses di kemudian hari. Seperti tingkat kecerdasan anak payah, sulit belajar, malas belajar, suka berkelahi, berselisih dan bermusuhan dengan temannya. Emosi anak tidak stabil. Hanya karena masalah sepele saja, emosinya langsung meledak-ledak. Apalagi anak bermasalah dengan percaya dirinya. Kadang anak gampang murung dan kecewa. Anak selalu mengeluh dalam pergaulannya, karena dia merasa tersisih. Dia tak punya keberanian mengembangkan pergaulannya dengan teman yang punya kemampuan di atas anak. Anak tak punya keberanian berkomunikasi dengan orang lain.

Padahal, Anda tidak dapat memungkiri yang mempengaruhi kualitas kematangan kecerdasan anak dan menjadi orang sukses sangat tergantung dari lingkungan di mana dia berada, terutama orang tua, keluarga dan masyarakat di seputar anak. Dengan kata lain, kualitas kematangan anak tentunya sangat ditentukan oleh kualitas interaksi yang terbangun dalam lingkungan atau kualitas interaksi yang sengaja diaktualisasikan (dimunculkan) secara terencana dan sistematis. Jadi, campur tangan orang tua sangat mempengaruhi perkembangan anak.

Untuk itu, Anda harus berusaha mengembangkan, mengarahkan dan meningkatkan kematangan potensi bawaan anak, seperti memaksimalkan kecerdasan anak, kepribadian anak menjadi manusia unggul. Anda tak perlu kuatir bagaimana cara membantu anak mengembangkan kecerdasan anak dan mematangkan kepribadian anak menjadi manusia unggul karena dari buku: Rahasia Membuat Anak Cerdas dan Manusia Unggul, Anda mendapat petunjuk-petunjuk praktis dan efektif yang dibutuhkan. Secara keseluruhan dalam buku ini memberi petunjuk-petunjuk kepada Anda, seperti:

Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan anak.

Bagaimana cara mengatasi malas belajar anak.

Bagaimana cara mengarahkan anak yang gemar bertanya.

Bagaimana cara mengarahkan anak yang suka protes.

Bagaimana cara mengembangkan cara belajar.

Bagaimana cara mengelola ketakutan pada anak.

Bagaimana cara menghilangkan gagap pada anak.

Bagaimana cara mengarahkan anak yang bandel dan tidak bisa diam.

Bagaimana cara mengembangkan permainan bermain peran.

Bagaimana cara mengarahkan anak yang suka agresif.

Bagaimana cara mengembangkan belajar mandiri pada anak.

Bagaimana cara mengatasi anak yang sulit bergaul.

Bagaimana cara mengatasi anak yang suka mengamuk.

Bagaimana cara membentuk kepribadian anak.

Bagaimana cara mengembangkan ketrampilan mengatasi masalah.

Bagaimana cara menumbuhkan percaya diri pada anak.

Sistematis pengulasan yang dipergunakan buku ini pun cukup sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca. Buku ini disajikan tidak seperti buku referensi yang bersifat teoritis, melainkan berisi hal-hal nyata dan praktis. Pengulasan buku ini hanya meliputi 3 aspek, yaitu tinjauan latar belakang masalah, “mengapa” timbul masalah yang menyebabkan kesulitan meningkatkan kecerdasan anak dan menjadi manusia unggul dan “bagaimana” cara mengatasi masalah yang muncul tersebut.

Tentunya, setelah Anda mampu memahami dan dapat mempraktikkan petunjuk-petunjuk dalam buku ini, tidak ada alasan bagi Anda untuk merasa kuatir atau cemas. Anda pun mengetahui bagaimana cara meningkatkan kecerdasan anak secara optimal, mengembangkan kepribadian yang mantap pada anak menjadi manusia unggul. Jika Anda belum mendapat kepuasan, maka Anda dapat mengubungi penulis melalui e-mail: hendrasuryaw@gmail.com atau Hp 085281085906.